Search + histats

Sunday, 25 November 2012

Natural Sense ★4



Author : Rukira Matsunori
Rated : T+ wkwk
Genre : AU/ gajeromance
Fandom(s) : the GazettE, alicenine dkk wkwk
Pairing(s) : Uruha x Ruki? Ruki x Uruha?  (DHUAR!!) *belum jelas :D*
Chapter(s) : 4
Warning : Jangan anggap serius fic aneh ini!!! rada ERO!!! Gak suka Yaoi, gak tahu yaoi, Hush!!!
Length : 13 pages (3.565 words)
Note : malam-malam buatnya *_* alurnya terpahat di otak tapi kadang suka ada yang tiba-tiba menyusup. Saia Cuma berpikir gimana caranya cerita lebih singkat dan segera nyampe ke INTI *susah buat saia!*


Chap 4 : ~Unconscious Desire~

Natural Sense ~♪
ナチュラルセンス

“a-arigatou…”, Ruki tersenyum ramah pada dua orang maid yang selalu setia mengantarkan makanan untuknya ke dalam kamarnya. Kedua maid itu membalas senyuman tuan muda ‘kecil’nya dengan anggukan kecil sambil meletakkan makanan dalam nampan-mereka di atas meja yang ada di pojok ruangan sejajar tempat tidur Ruki.

Aah.. Ruki membalikkan tubuhnya membelakangi maid-maid itu merasa sedikit deg-degan mendapat senyuman semanis itu dari dua orang perempuan yang begitu manis. Ruki merasa senang karena instingnya sebagai seorang laki-laki masih bekerja dengan baik, hatinya bereaksi dengan yang namanya keindahan seorang perempuan, dengan begitu Ruki yakin dia masih NORMAL. Dan akan selalu normal sampai akhir khayat ==”

“ano…tuan muda Ruki—“, panggil salah seorang maid itu.

“eh? Ya?”

“Nimo-san bertanya apakah anda ada jadwal keluar hari ini?”, tanya Maid itu masih dengan nada yang begitu ramah.

Ruki menggaruk-garuk ujung kepalanya tampak berpikir, benar! sekarang adalah hari minggu, sepertinya dia akan berdiam diri di kamar ini seharian. “tidak, aku tidak akan kemana-mana hhe…”, Ruki menunjukan deretan gigi-gigi putihnya.

“begitu? akan saya sampaikan. Selamat menikmati sarapannya tuan muda, Permisi”. Kedua Maid itu membungkukan tubuhnya lalu keluar kamar, menutup pintu kamar Ruki dengan sangat hati-hati.

Ruki menarik kursi lalu mendudukan dirinya menghadap makanan-makanan dengan menu yang berbeda seperti hari-hari sebelumnya.

Duk!

Ruki menjatuhkan kepalanya di atas meja, meski makanan-makanan itu begitu menggiurkan untuk di santap tapi Ruki tak memiliki nafsu untuk melahapnya sekarang. bagaimanapun tindakan diluar dugaannya kemarin selalu memenuhi pikirannya, berbeda dengan kejadian di sekolah waktu itu yang hanya sebuah kecelakaan, kali ini Ruki yakin Uruha menganggap dia melakukannya dengan sengaja, memang sengaja! Tapi Ruki yakin ada setan homo yang merasukinya. Sekarang makhluk minis itu tak punya muka untuk bertemu dengan Uruha! Habislah dia jika bertemu berhadapan, Uruha pasti akan mencacinya dan Ruki tak tahu harus membela dirinya seperti apa. mana dia masih mempunyai tugas mendapatkan foto pahanya, dan satu malam telah terlewat, tinggal dua malam lagi kesempatannya atau Saga akan menyebarkan foto kecelakaan itu dan pasti dengan diembel-embeli fitnah. Batin Ruki sungguh tertekan sekarang. (wkwk)


ナチュラルセンス  (◕‿◕✿)

Saga memasukkan sepotong roti tawar ke mulutnya, sambil mengaduk mocca di atas meja makan apaato-nya. Ia membawa secangkir mocca itu sambil sekali-kali menyeruputnya, meletakkannya di atas meja di ruang tengah, mendudukan dirinya bersila di atas sofa sambil menyalakan netbook kesayangannya. (catatan : netbook Saga tidak rusak, saat Ruki menyemburkan minuman dari mulutnya pada netbook itu, sungguh suatu kebetulan benda itu mati karena lowbat. Dengan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, Saga memanfaatkan ke-kurang-pengetahuan (bodoh) Ruki untuk mengakal bulusi(?)nya)

Sambil mengunyah roti yang masih tersisa di mulutnya Saga membuka website miliknya untuk memeriksa statistik website-nya hari ini, sekalian memeriksa mungkin ada komentar atau request(?) baru dari para penggila bishie itu.

Moshi-moshi, aku member baru di sini. Aku mendengar ini website khusus fans ke-3 pangeran BHS bukan?
Aku fans Tora-sama! Kenapa tidak ada update berita tentangnya? Mohon penjelasan!

Saga mengernyitkan dahi membaca sebuah pesan yang masuk ke inbox email dari websitenya. Mendadak senyumnya terkembang kecil dan segera mengetikan sesuatu untuk membalas pesan itu.

^^ selamat datang member baru
Maaf , mungkin kapan-kapan akan aku beri keterangan majalah online ini hanya membahas khusus Uruha dan Aoi. Karena aku pribadi tidak terlalu tertarik untuk mengetahui informasi tentang orang yang satu itu. thanks~

Send.

Saga meregangkan kedua tangannya ke atas, kemudian mengambil cangkir mocca di atas meja, lalu menyeruputnya.

Dalam site, Saga selalu bersikap manis seperti itu karena tidak ada yang tahu siapa dirinya, malah sebagian besar dari semua anggotanya menganggap kalau Saga itu seorang perempuan, dan Saga tidak keberatan menyamarkan dirinya sebagai perempuan selama uang tetap mengalir ke rekeningnya (LOL).

Dan……Ya. dalam website Saga hanya berisi informasi mengenai Uruha dan Aoi (kebanyakan Uruha!) lagipula Tora berada di urutan terendah diantara ke-3 pangeran BHS itu, Saga tidak terlalu tertarik untuk ngubek-ngubek(?) info tentangnya. Lebih tepatnya, tidak mau.
.

PLAK!

Saga menyentuh pipi kanannya kemudian menyeringai kecil mengingat bagian tubuhnya itu pernah mendapat tamparan seseorang yang sampai sekarang tak pernah ia lupakan rasa sakitnya. Bukan sakit di sana, tapi rasa sakit di bagian tubuh lainnya yang lebih terasa kekal.

Sejak dia masuk ke sekolah BHS itu, entah kenapa dia tidak terlalu suka melihat tampang ketua osisnya yang baginya sok keren, sok pinter, sok laku. Menampangkan orang itu di website-nya hanya akan membuat dia tambah besar kepala, karena itu Saga tidak ingin membahasnya meski dia adalah salah satu dari ke-3 pangeran sekolah itu. dan lumayan banyak juga fansnya yang protes tapi Saga tidak pernah menggubrisnya.


ナチュラルセンス  (◕‿◕✿)

Tok!

Tok!

“Tuan muda Ruki? “

Tok!


Kret.

Ruki nongol dari dalam pintu kamar agak celingukan, takut Uruha tiba-tiba muncul di depan pintunya. “ya, ada apa?”, tanya Ruki pada butler keluarga Yuuji yang tengah berdiri di depan pintunya.

“apa saya mengganggu kegiatan anda?”

“tidak, sama sekali tidak. aku sedang menggelinding-gelindingkan diri. Bukan kegiatan yang berarti haha”

Nimo terdiam sejenak mendengar perkataan tuan muda ‘kecil’nya itu. “Amano-san menunggu anda di ruang bawah”

“he? Amano-san?”

“benar, Amano Shinji-san. dia adalah bagian dari keluarga Yuuji. Tepatnya cucu dari Yuuji Yukiko, kakak dari Kamijo-sama yang menikah dengan Amano Shuusaku yang kemudian dikaruniai anak bernama Amano—“

“yayaya!! Aku tahu dia, aku pernah bertemu dengannya di sekolah”, potong Ruki. “tapi kenapa dia menungguku?”

“dia ingin bertemu dengan anda”

“kenapa dia ingin bertemu denganku?”

“dia ingin melihat anda?”

“kenapa dia harus ingin melihatku?”

“sebaiknya anda menemuinya di bawah tuan muda Ruki, anda bisa bertanya padanya langsung ^^”, jidat Nimo sudah berkerut.

“oh, iya, ah! Ano~”, Ruki celingukan lagi membuat Nimo sedikit heran. “Uruha bersamanya?”, tanyanya setengah berbisik.

“tidak. tuan muda Uruha sudah pergi keluar sejak pagi tadi”

“hooo~”, Ruki mengusap-usap dadanya lega. “baiklah aku segera ke bawah”, Ruki buru-buru masuk ke dalam kamarnya lagi untuk sekedar merapikan rambut dan pakaiannya. Dia harus tampil rapi di depan orang yang ia segani.


Namun….

“……”

Ruki berdiri mematung setelah Nimo mengantarkannya ke ruangan dimana Amano menunggunya. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah Seorang perempuan yang terlihat asik mencumbu bibir teman laki-lakinya yang Ruki yakini itu adalah ketua osisnya. AMANO SHINJI!

“eh? Ruki?”, Amano terlihat sedikit mendorong tubuh perempuan itu menyadari kedatangan Ruki. “haha…apa kabar?”, tanyanya dengan raut wajah tersenyum seperti saat pertama kali kesan baik tentangnya pada Ruki muncul.

“ba-baik…”

Ruki melirik perempuan yang nempel-nempel duduk di samping Amano. Ruki memperhatikannya dari ujung kaki-sampai ujung rambut, terlihat jelas kalau dia lebih tua dari laki-laki di sampingnya. Seperti seorang tante-tante, namun memang wajahnya tetap cantik dengan polesan make-up di sana sini dan pakaian yang sedikit terbuka. Apa itu pacar Amano?

“kenapa berdiri? Duduklah!”, suruh Amano pada Ruki.

“ah ya”, Ruki segera mendudukan dirinya di sofa di seberang Amano dan wanita-nya sedikit gugup. Di atas meja terlihat tiga gelas jus sudah tersedia sebagai suguhan minuman mereka. “Nimo-san bilang kau ingin bertemu denganku?”, tanya Ruki.

Amano menganggukan kepalanya pelan dan kembali tersenyum, “aku mampir ke sini untuk mengajak Uruha keluar, tapi Nimo bilang dia sudah keluar lebih dulu dengan Reita. Dan katanya kau tidak keluar hari ini, jadi kupikir tidak apa kan kalau kita mengobrol sedikit? Mungkin itu bisa membuat kita lebih akrab, benar?”

“oh haha… i-iya”, Ruki tertawa garing masih sesekali mencuri pandang pada wanita di samping Amano yang asik menyandarkan kepalanya di bahu ketua osisnya tampak manja. Ruki juga laki-laki ! tentu melihat pemandangan seperti itu di hadapannya membuatnya sedikit iri. Meski wanita yang ada di samping Amano itu terlihat lebih tua darinya, tetap saja dia wanita. Tidak pernah ada perempuan yang nempel-nempel begitu pada Ruki selama ia hidup di dunia ini ==”

“kau betah tinggal di sini?”, tanya Amano lagi.

Ruki kembali menarik pandangannya, “err~ hehe lumayan”

“apa hubunganmu dengan Uruha sudah lebih baik?”

“entahlah…”, Ruki menjawabnya dengan wajah datar. Bukannya lebih baik, yang ada malah lebih buruk.

“aku sudah mengatakannya pada Kamijo-jiichan tentang sikap kekanak-kanakan Uruha padamu..”

“oh! Jadi kau yang mengatakannya?!”

“benar, apa dia mengatakan sesuatu?”

“err…tidak. oh begitu…”, Ruki menggaruk-garuk pipinya yang tak gatal.

“bertahanlah. Uruha bukan orang yang jahat, mungkin dia hanya belum bisa menerimamu di rumah ini. menerima keluarga baru untuknya. Dia sudah terbiasa sendiri, karenanya mungkin dengan hadirnya kau di rumah ini menjadi hal yang sedikit diluar kebiasaan untuknya”

Ruki terdiam beberapa saat. Mungkin benar apa yang dikatakan senpainya itu, tapi apa kata yang pantas untuk Uruha kalau bukan jahat?? setidak-terbiasanya orang, jika langsung menghakimi dengan cara seperti yang Uruha lakukan terhadapnya nama apa yang pantas untuknya selain jahat? mungkin kekanak-kanakan yang jahat?

“Uruha takut kasih sayang Kamijo-jiichan terbagi. Bahkan mungkin dia takut Kamijo-jiichan lebih menyayangimu^^”

“he? Yang benar saja. mana mungkin kan? Dia adalah cucunya! Cucu yang sebenarnya! Mana mungkin Kamijo-sama lebih menyayangiku dari pada cucunya sendiri. lagipula aku juga tidak berharap disayangi melebihi kasih sayang Kamijo-sama pada Uruha, sudah ditampung saja aku bersyukur. Aku cukup tahu diri. Cih! pikirannya benar-benar sempit”, cerocos Ruki panjang kali lebar. Amano hanya tersenyum mendengar perkataan kouhai kecil di depannya.

“oh ya, lalu di sekolah…ada teman yang menyenangkan?”, Amano mengalihkan pembicaraan.

“he? Tidak, tidak ada sama sekali”, Ruki mendengus. Tidak di rumah tidak di sekolah, yang ada hanya tekanan batin untuknya wkwk

Amano tertawa kecil, “lalu teman yang bersamamu kemarin?”

“Saga?”, Amano mengangguk kecil atas perkataan Ruki. “awalnya dia menyenangkan… tapi… ternyata sama saja dengan yang lainnya”, keluh Ruki sambil mengembungkan kedua pipinya kesal, malah justru mungkin lebih parah dari yang lainnya.
Mendadak Amano tertawa lepas membuat Ruki mengernyitkan dahi dengan reaksi tiba-tiba senpainya itu. “etto…apa kau mengenal Saga?”, tanya Ruki penasaran.

Amano berhenti tertawa mencoba menjawab pertanyaan Ruki, “hm? Aku tahu anak itu…”, ujar Amano tanpa menghilangkan raut wajah tersenyumnya. “dia anak yang suka mencari-cari kelemahan orang, apalagi orang yang tidak disukainya”, tambah Amano.

“TEPAT!!!”, Ruki mengucapkannya lantang dengan antusias, membuat wanita di samping Amano sedikit terlonjak padahal lagi nempel-nempel di bahu ketua osis Ruki itu. Ruki jadi merasa sedikit bersalah. Sementara Amano kembali tertawa dengan kepolosan makhluk minis di hadapannya itu.

“kenapa? apa dia mendapatkan kelemahanmu?”

“err~ itu…ya…mungkin…”, Ruki memain-mainkan jarinya di kedua dengkul kakinya. Ternyata dia memang dekat dengan orang yang berbahaya.“apa dia seterkenal itu dengan kejelekannya?”

“entahlah”

“lalu bagaimana kau bisa mengenalnya?”

Amano tersenyum kecil, “aku pernah menanganinya ketika masa orientasi”


ナチュラルセンス  (◕‿◕✿)

Hallo~ Rukichan… bagaimana kabarnya  paha Uruha?2 hari lagi lho….. (‘o’)b ya!

Ruki menerima pesan dari Saga yang sukses membuatnya jengkel.

Mendapatkannya tidak semudah kau mengatakan ‘paha paha paha’ seenak jidatmu!

Ruki membalasnya sambil ngedumel-dumel, mencet-mencet keypadnya dengan penuh nepsong.

Aku tahu. tapi aku tidak perduli hahay~~:D

“Saga brengsekkk!!!”, Ruki melempar ponselnya ke atas tempat tidurnya esmoshi. Asap sudah mengepul di kepalanya. Ruki menyesali kenapa dia baru bertemu Amano baru-baru ini. sepertinya ketua osisnya itu tahu banyak tentangnya. Mungkin lain kali Ruki harus bertanya tentang apa kelemahannya? Jika Saga memanfaatkannya dengan cara seperti itu dia juga harus melakukan hal yang sama supaya Saga tidak berlaku seenaknya padanya. Tapi apa mungkin Amano tahu? sepertinya tidak se-simple itu ==

Ruki melirik jam dinding di kamarnya.
Pukul 10.40 pm.

Dia hanya punya kesempatan satu malam ini dan besok, mau tak mau Ruki harus mencobanya dulu sekarang, jika gagal ia masih mempunyai malam besok yang pastinya saat itu harus berhasil atau perjuangannya selama ini sia-sia jika akhirnya Saga tetap menyebarkan foto itu.

Setahunya Uruha tadi sudah pulang, tapi Apa Uruha sudah tidur sekarang?

Ruki membuka pintu kamarnya perlahan. Menutupnya dengan sangat pelan agar tidak menimbulkan suara. Ia mengendap-endap menyusuri lorong kamar menuju kamar Uruha untuk memeriksa apakah dia telah tertidur. Ruki juga sudah menyiapkan pinset(?) sesuai saran Saga sebelumnya untuk membuka pintu kamar Uruha kalau-kalau kamarnya terkunci. Tentu saja kan? Mana mungkin Uruha akan melakukan kesalahan yang sama membiarkan pintu kamarnya tak terkunci saat ia tertidur, apalagi mengetahui kamarnya pernah kemasukan Ruki.
Dan memang benar!

Kali ini pintu kamar Uruha terkunci dengan rapat. Sepertinya Uruha juga telah tertidur.

Sedikit kesal tapi juga sedikit senang?
Ruki sendiri bingung kenapa dia bisa merasa sedikit senang dengan terkuncinya pintu kamar Uruha.

Ruki mengintip-intip lobang kunci di pintu kamar Uruha, memasukan pinset lalu mengorek-oreknya. Ruki sudah seperti maling kelas rendah. Sejujurnya dia tidak berpengalaman dalam hal seperti ini dan memang tidak semudah hanya mengorek-orek lubang kunci lantas pintunya akan terbuka. Apa-apa juga ada ilmunya ==”

“issshhh!!”, menyadari apa yang dilakukannya terhadap lubang kunci itu tak ada reaksinya, Ruki jadi nafsu orek-orek sejadi-jadi.

DUGH!

Ruki menutup mulutnya sendiri. tak sadar kakinya menendang pintu kamar Uruha saking emosi usahanya membuka kunci pintu dengan pinsetnya menunjukan tanda-tanda tak akan berhasil.

“SIAPA??!”

Ruki buru-buru ngibrit meninggalkan tempat kejadian perkara. Suara tendangan kaki Ruki di pintu kamar Uruha sepertinya cukup keras hingga membuat sang mpunya terbangun (atau malah memang belum tidur?).

Uruha membuka pintu kamarnya dengan sedikit nepsong, -dengan baju santai khas tidurnya sepotong(?) boxer dan kaos tanpa lengan-, melihat lihat ke arah sekitar luar kamarnya dengan pandangan galak merasa terganggu. Namun tiba-tiba selintas dugaan melesat di otaknya. dan seringaian sinis menyungging di bibir keritingnya. “apa hantu? Hiiiii~~~”, ujar Uruha lalu memutuskan kembali masuk ke kamarnya, menutup pintu dengan ‘agak’ pake otot.

JBRUD!!

“hampir~”, Ruki mengusap-usap dadanya merasa plong sambil bersandar ke pintu kamarnya. Hampir saja dia ketahuan kalau ia tidak cepat-cepat lari tadi. “apa katanya? Hantu?”, Ruki memicingkan matanya. Sungguh pikiran yang kekanak-kanakan untuk seorang jahat macam Uruha itu, pikir Ruki.

Ruki berjalan mendekati ranjang tidurnya dan menjatuhkan tubuhnya di sana. menatap langit-langit kamarnya.

Pukul 10.58 pm.

Waktu yang cukup untuk membuat mata Ruki terasa berat. sampai akhirnya ia terlelap.

ナチュラルセンス  (◕‿◕✿)

Tok! Tok! Tok! Tok!

“ngghh…”, Ruki mengusap-usap matanya masih ngantuk mendengar suara pintu kamarnya seperti diketuk dari luar. Ia melirik jam di dindingnya, pukul 11.55 pm.‘siapa malam-malam begini?’ batinnya kesal.

Tok! Tok! Tok! Tok!

Ruki sedikit mendengus lalu terpaksa membangunkan tubuhnya dari tempat tidur. Berjalan dengan agak lemas ke arah pintu kamar dan membukanya masih dengan mata yang berat karena rasa kantuk masih menyerangnya. Ruki menggesek-gesek kedua matanya mencoba melihat dengan jelas siapa orang yang ada di depan pintu kamarnya sekarang.

“Uru—he?!”, Ruki buru-buru hendak kembali menutup pintu kamarnya namun tangan Uruha menahannya. Ruki benar-benar tak ingin berhadapan dengannya (dalam keadaan sadar!) karena kejadian tak diinginkannya waktu itu membuatnya harus mencari alasan untuk membela diri jika Uruha mencacinya. Tidak! Tidak sekarang!

“mau apa kau malam-malam begini?!!”, teriak Ruki sambil terus mendorong pintu kamarnya agar tertutup yang juga tak mau kalah di dorong Uruha dari luar agar terbuka lebar.

“kau yang menendang pintu kamarku tadi hah?!”

“apa? Apa yang kau bicarakan? Haha...”, Ruki tertawa garing membuat kekuatan tangannya yang tengah mendorong pintu berkurang, dan akhirnya sukses di buka Uruha dengan kekuatan tangannya yang tentu lebih besar dari kekuatan tangan Ruki.

Glek!

Ruki menelan ludahnya paksa. Uruha sudah berdiri di hadapannya berhasil memenangkan adu kekuatan dorong pintu. Melangkah mendekati Ruki dengan tatapannya yang meremehkan yang sangat Ruki benci. “kau...kau jangan masuk ke kamar orang seenaknya—“, Ruki sedikit mundur sementara Uruha semakin mendekatinya.

“ini rumahku kau hanya menumpang! dan kau sendiri masuk ke kamarku seenaknya, menciumku seenaknya”

Hyaaaaaaaaa!!!

Ruki hampir saja berteriak dan nabok laki-laki yang terus berjalan ke arahnya. Frontal sekali Uruha mengatakan itu sebagai mencium, katakan menempelkan bibir kek ==”. “ba-baiklah aku minta maaf untuk kejadian waktu itu! Aku sama sekali tidak sengaja!! Sungguh!! Aku dirasuki setan dan dan—“, mendadak suara Ruki lenyap. Ada sebuah telapak tangan yang lebih besar dari miliknya membekap mulutnya. Mata Ruki berkedip-kedip dengan irama cepat memandang orang yang menempelkan telapak tangan itu di mulutnya. Apa maksudnya Uruha melakukan itu?

Ruki bisa melihat Uruha menyeringai membuat Ruki merinding. “kau ingin mengambil foto pahaku kan?”

“......”




HAAAAAAAAAAAAAA????!!!!

Mulut Ruki menganga, shocking!

Kenapa Uruha bisa tahu hal itu???!!

Uruha mendorong tubuh mungil Ruki agar terduduk di tepi tempat tidur. Ruki masih shock hingga tak sadar apa yang Uruha lakukan padanya. Saat ia sadar ia sudah mendapati Uruha berdiri di hadapannya menaikan satu kaki dan menekuknya ke tepi ranjang, tepat di sampingnya.

“tu— a-apa yang kau lakukan?”, tanya Ruki was-was dengan sikap Uruha yang tidak bisa ditebak.

Uruha menarik ujung boxer yang dipakainya, menariknya perlahan sampai ke pangkalnya, hingga Ruki membelalakan matanya semakin dibuat shokku. “kau ingin mengambil gambar pahaku bukan? Ambil!”, suruh Uruha sambil menyeringai sadis.

Ruki menelan ludahnya paksa antara takut dan bingung, juga sedikit senang? (PLAK)

“tunggu! Ada apa denganmu Uru—“

Uruha meraih satu tangan Ruki, membawanya menyentuh pahanya.

GYAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!

Jantung Ruki seperti melompat-lompat tak karuan. Telapak tangannya berada tepat di atas permukaan kulit putih halus tanpa bulu itu (duagh!!). Uruha menuntun tangan Ruki mengelus-elus pahanya dengan perlahan, sementara mulut Ruki menganga semakin shocking! Dan tubuhnya  gemetar merinding panas dingin, anehnya ia tak bisa menarik tangannya sendiri dari paha Uruha.

“ngghh...”, Uruha mengeluarkan lenguhan dari mulutnya membuat Ruki mengalihkan padangan shock-nya dari paha Uruha ke wajahnya.

“su- Suara apa itu??!!”, Ruki semakin merinding menatap Uruha takut-takut.

“ngghh....”

Ruki sukses di buat pucat pasi melihat wajah Uruha yang sudah memerah dengan lenguhan-lenguhan dari mulutnya. Kenapa Uruha harus bertampang seperti diliputi keikmatan begitu hanya dengan disentuh pahanya.

“he-hentikan!!!!”, Ruki tak bisa bertahan lagi dengan ini, mendorong kaki Uruha agar ia menurunkannya dari tepi ranjang namun yang ada malah Uruha menumbangkan tubuhnya menimpa tubuh mungil Ruki yang tanpa daya hingga mereka berdua harus ambruk di atas tempat tidur.

“Ugh! URUHA!!”, Ruki berusaha mendorong tubuh besar di atas tubuhnya, “kau mengigau heh??”, tanyanya sambil kesusahan mendorong tubuh Uruha ke sampingnya. “ada apa denganmu?!”, Ruki membangunkan tubuhnya menolehkan wajahnya pada Uruha di sampingnya.

“ngghh...”, wajah Uruha masih terlihat memerah dengan suara lenguhan lenguhan aneh dari mulutnya, “sentuh aku...”, ucapnya lirih.

“he?”, Ruki kembali menelan ludahnya. Tangan Uruha kembali membawa tangan Ruki menuntunnya menyentuh perutnya di balik kaos tanpa lengan yang ia pakai, menyusupkan tangan Ruki ke dalamnya dan ia kembali melenguh aneh. Keringat dingin mengucur di pelipis Ruki setiap suara lenguhan Uruha menyapa telinganya, makhluk minis itu tak bisa membohongi dirinya lagi kalau semenjak tadi tubuhnya terasa aneh melihat Uruha dalam keadaan seperti itu. “Uru—?”, sebelah tangan Ruki yang terbebas dari genggaman tangan Uruha menyentuh wajah laki-laki itu. Ruki mengusapkan  tangannya di pipi putih Uruha, yang kemudian di sambut Uruha dengan sentuhan telapak tangannya di punggung tangan Ruki.

Uruha membawa tangan Ruki ke bibirnya, menjilat telapak tangan Ruki membuat makhluk mini itu kegelian. “Uruha...apa kau seperti ini...sebenarnya?”, tanya Ruki dengan sedikit cengiran menahan geli di telapak tangannya karena jilatan lidah Uruha. Uruha hanya tersenyum menjawab pertanyaan Ruki dan sukses membuat Ruki blushing! Ruki tidak pernah melihat Uruha tersenyum sebelumnya dan itu benar-benar terlihat maniiiiis. Tanpa sadar Ruki menurunkan kepalanya menyentuh bibir Uruha dengan bibirnya yang bahkan otaknya sendiri tak mengizinkan, mengusap-usap perut Uruha dengan sebelah tangannya tanpa tuntunan tangan Uruha lagi. Ruki melumat bibir keriting itu sambil sesekali memainkan lidahnya, bahkan Ruki tak tahu ia punya kemampuan seperti ini padahal ia tidak punya pengalaman sama sekali. Ruki terus memainkan sebelah tangannya di perut Uruha, beralih mengusap-usap paha mulusnya dan bergerak naik menyusupkan tangannya ke dalam boxer Uruha. Namun tiba-tiba Uruha mendorong tubuh Ruki menjauh darinya.

PLAK!!

“eh?”, Ruki cengok memegangi pipinya yang tiba-tiba di tampar Uruha.

Uruha sudah terduduk menatapnya dengan tatapan marah, terlihat mau mengamuk, dan wajah  Ruki memucat. “BERANINYA KAU!!!!!!!!”, Uruha mengangkat kepalan tangannya mengayunkannya ke wajah Ruki.

“tu—tunggu! URUHA AKU—“





BRUK!!


“ugh!!”, Ruki membangunkan dirinya, terduduk di lantai dengan sedikit cengir menahan sakit di kepala dan tubuhnya. Ruki segera membuka matanya dan terdiam beberapa saat . memeriksa Uruha yang seharusnya ada di atas ranjang tempat tidurnya. Namun tak ada siapapun di sana. Ruki mengernyitkan dahinya bingung, cepat sekali Uruha pergi? Atau....

ITU HANYA MIMPI??!!!

“mimpi?”, Ruki memiringkan kepalanya. “hanya mimpi, hahahah mimpi hahahahah...”, Ruki tertawa garing, namun mendadak matanya berair. “AAAAARGGGGGGHHHH!!!!! MIMPI MACAM APA ITUUUUUU???????!!!!!!!”, Ruki menjedot-jedotkan kepalanya ke pinggiran tempat tidur merasa kotor(?). baru pertama kali ini dia bermimpi se-ero itu dan kenapa lawan mainnya(?) harus Uruha?!!! Tidak bisakah seorang perempuan? Sejelek apapun yang penting dia perempuan dengan begitu Ruki merasa utuh sebagai laki-laki. Laki-laki normal tepatnya ==”

Hizaki baachan pernah mengatakan bahwa mimpi adalah bunga tidur. Hal yang karena terlalu banyak dipikirkan sampai terbawa ke dalam mimpi dan bisa juga berarti hasrat yang tak disadari.

“TIDAAAKKKkK!!!!!”, Ruki nge-growl. Malah semakin frustasi mengingat kata-kata neneknya dahulu.


ナチュラルセンス  (◕‿◕✿)

Uruha membuka sebelah matanya melihat pintu kamarnya tetap dalam keadaan tertutup rapat. Ia kemudian membangunkan tubuhnya sedikit jengkel karena tidak ada yang kunjung membuka pintu kamarnya padahal ia sudah sengaja menunggu sampai tidak tidur untuk menangkap basah si maniak mini itu. Ia juga sengaja tidak mengunci pintu kamarnya dan memasang CCTV di berbagai penjuru ruangan agar semua tindakan kurang ajar Ruki bisa terekam dan Uruha akan memperlihatkannya pada Kamijo. Tapi rencana jebakannya kali ini gagal tampaknya.


TBC  (◕‿◕✿)

(+_+) ampuuun~~~

No comments:

Post a Comment