Author : Rukira Matsunori
Rated : T~~ *bisa berubah kalau saia mau ckck*
Genre : AU/ gajeromance
Fandom(s) : the GazettE, alicenine dkk wkwk
Pairing(s) : menyusul *wew*
Chapter(s) : 2
Warning : seperti biasa, Lebay dengan bahasa yang aneh XD dan alur
shitnetron! Jangan anggap serius fic aneh ini!!!
Length : 13 Pages (3.459 words)
Note : saia kembali *ditendang*
Chap 2 : ☆~Charmed~☆
Natural Sense ★~♪
☆ナチュラルセンス☆
Ruki mengendap-endap di balik dinding pembatas ruangan,
mengintip Uruha yang telah siap dengan
segala hidangan di meja makan. Ia mulai mengarahkan kamera ponselnya mencoba
menangkap Uruha yang tengah memasukan suap demi suap nasi kemulutnya dengan
begitu elegan. Dan…
Ckrek!
Uruha celingukan menyadari bunyi sebuah kamera ponsel. Setelah
merasa aman, ia kembali melahap makanannya dengan tetap elegan,
“apa yang anda lakukan tuan muda Ruki?”, Tanya butler keluarga
Yuuji mengagetkan Ruki yang sedang berusaha mengatur nafasnya karena berdebar-debar
takut ketahuan.
“hee? Nimo-san? Ah ahaha tidak, bukan apa-apa hahah”, Ruki berusaha
tertawa, “bukan apa-apa, permisi hehe”, Ruki menganggukan kepalanya lalu
ngeloyor pergi. Buttler bernama Nimo itu hanya mengernyitkan dahinya heran
dengan tingkah aneh tuan muda mungilnya itu.
Ruki sedikit memelankan langkahnya mengirim sebuah email pada
seseorang. Dan sebuah balasan dengan cepat dibacanya.
Baguusss! Gudjob haha..
Selanjutnya adalah wajah tidurnya (ノ◕ヮ◕)ノ
“apa?!!!”. suara Ruki terdengar
sangat jengkel.
Sudah cukup!
Send!
Aku sebarkan~♪
“brengsek!!!”
Baiklah aku coba…
Send!
Ruki memasuki kamarnya dan mulai
merebahkan tubuhnya di atas tepat tidur. Namun tiba-tiba ia kembali bangkit
dari tidurannya, “sebenarnya apa yang sedang ku lakukan?”, gumam Ruki cengok.
☆flashback☆ (◕‿◕✿)
“kau mendorongku tadi?”
Saga hanya tersenyum menjawab pertanyaan Ruki.
Dan tiba-tiba ponsel di saku Ruki berbunyi. Ruki segera mengambil
ponselnya, tampaknya ada sebuah email masuk dan Ruki mengernyitkan dahi ketika
melihat nama si pengirim. ‘Saga’
“apa yang—“, Ruki melebarkan matanya melihat apa isi dari email
yang dikirim Saga. sebuah foto dimana ketika ia jatuh menimpa Uruha tadi dan
itu sedikit…. Aneh dengan angle dari atas. “apa maksudnya ini? kenapa kau
memotretnya?”
“haha kenapa aku memotretnya? kau tahu kan, tanganku gatal jika
tidak memotret apa yang menurutku bagus untuk ku potret”, ucap Saga terdengar
licik.
“apanya yang bagus untuk di potret? Kau mendorongku kan tadi, hah?
kau sengaja!”
“ya ya ya aku sengaja gomen”, Saga mengacak-acak bagian atas rambut
Ruki namun Ruki segera menyingkirkannya karena menangkap gelagat tak baik dari
orang di hadapannya itu, “hanya padamu aku beritahu ya, dan kau harus berjanji
untuk tidak mengatakannya pada siapapun. Ok?”, Saga merangkul bahu Ruki, “punya
hobi itu harus dimanfaatkan, benar? Aku punya bisnis memproduksi majalah seputar
ke-3 pangeran sekolah itu pada para fangirls gila resmi mereka secara online
hehe”
“apa?”
“dan mereka sangat sangat ingin tahu bagaimana keseharian ke-3
orang itu selain di sekolah , semacam itu lah~ itu pasti akan menjadi hot issue
di majalah kami hahaha~~”, Saga tertawa garing.
“apa hubungannya denganku?”, Ruki mengernyitkan dahi.
“hubungannya adalah~~ kau tinggal satu atap dengan Uruha, tentu itu
memudahkanmu untuk mendapatkan informasi-informasi tentangnya bukan? Karena
itu…..kau cocok jadi partner-in-crime-ku. Dapatkan foto-fotonya!”, Saga
melebarkan bibirnya.
Ruki mendelik, “cis! Kenapa juga aku harus mau melakukan hal konyol
begitu”.
“baiklah….foto di bawah tangga ini ku sebar dengan judul ‘Anak Baru
yang menyerang pangeran sekolah nomor satu di BHS, Matsumoto Takanori namanya,
dari kelas 2-3 dan dia menumpang di rumah Uruha’ heheh…kau pasti dihabisi para
fangirlsnya”, ucap Saga santai.
“KAUUU???!!!”
☆flashback end☆ (◕‿◕✿)
“Saga brengsek!!”, rutuk Ruki kesal. Ia benar-benar menyesal dengan
mudahnya mengubah pandangannya terhadap Saga bahkan sampai menceritakan
rahasianya yang menumpang di rumah keluarga Yuuji, padahal dari wajahnya
terlihat jelas kalau dia orang yang licik (walau cantik). Dan Ruki menyadari
itu sejak awal.
☆ナチュラルセンス☆ (◕‿◕✿)
Ruki
terus melirik jam di dinding kamarnya sejak pukul 8 malam tadi. Dan sekarang
jam telah menunjukan pukul 11.35 malam. Ruki beranjak dari tempat tidurnya,
meski pandangannya sedikit kabur karena matanya yang tinggal beberapa watt saja
namun Ruki terpaksa harus keluar kamarnya malam-malam begini demi melaksanakan
tugasnya, meski ia tak yakin akan berhasil karena Uruha pasti mengunci pintu
kamarnya kan?
Cklek!
Tapi jawabannya adalah… tidak!
“apa? ceroboh sekali orang ini, bagaimana bisa ia tidur tanpa
mengunci pintu kamarnya? Bagaimana jika ada orang yang terpaksa menyusup untuk
mengambil fotonya saat tertidur karena diancam?”, gerutu Ruki pelan, “tapi
baguslah”, lalu Ruki mulai membuka pintu kamar Uruha dengan perlahan, kembali
menutup pintunya dengan membiarkannya sedikit terbuka.
Ruki mulai mengendap-endap, berusaha melangkah tanpa menimbulkan
suara mendekati tempat tidur Uruha setelah sebelumnya sempat terkagum-kagum
dengan kamar itu yang Ruki sadari lebih besar dengan interior yang lebih mewah
daripada kamar miliknya.
Ruki mengarahkan kamera ponselnya kearah Uruha yang terlihat
tertidur dengan begitu pulasnya. Tapi tunggu! Cara tidur Uruha tidak seelegan
seperti saat ia makan tadi, selimut sudah menggunung di bawah kakinya yang
sepertinya hasil dari tendangan-tendangan kakinya. Dan diluar dugaan Uruha
hanya memakai celana boxer pendek dengan kaos hitam tanpa lengan sebagai baju
tidurnya, tidak seperti tuan-tuan muda kebanyakan yang memakai piyama
berganti-ganti tiap malamnya.
“ngh…”
Ruki buru-buru berjongkok takut Uruha tersadar dari tidurnya. Namun
setelah beberapa saat menunggu, tak terdengar lagi suara Uruha. Dan Ruki
kembali berdiri dengan mengarahkan kamera ponselnya. Beberapa saat terdiam tak
kunjung menekan tombol capture, sepertinya Ruki lumayan terpesona dengan perut
Uruha yang mendadak terekspos, eh bukan! Maksudnya wajah tidur polos Uruha.
Apa? terpesona? Tidak! Tidak! Tidak! Authornya pasti salah ketik,
Ruki menggeleng-gelengkan kepalanya mengelak. Lalu Ruki kembali focus
mengarahkan kamera ponselnya , Tapi lagi-lagi Ruki terdiam beberapa saat, ia
tak bisa memungkiri kalau wajah Uruha saat tertidur benar-benar polos dan
damai, rasanya bertolak belakang dengan sifatnya saat terjaga.
Ckrek!
“aiiiish!! Sial”, rutuk Ruki pelan, ia lupa memelankan suara
kameranya.
“nghh~~….”
Ruki mulai kebingungan ketika Uruha seperti mulai tersadar dan
mulai menggesek-gesek kedua mata dengan punggung tangannya. Ruki tak punya
cukup waktu untuk berlari kearah pintu yang jaraknya cukup jauh dari tempat
tidur Uruha, lagi pula jika ia segera berlari sekarang, suara langkahnya pasti
terdengar dengan begitu jelas dan itu malah akan mengundang perhatian Uruha.
Akhirnya Ruki memutuskan untuk tengkurap di lantai dan ketika ia sadar Uruha
bangun Ruki langsung menggelindingkan dirinya ke bawah ranjang.
Uruha terduduk di kasurnya, menggesek-gesek kedua matanya masih setengah sadar dan menyadari pintu
kamarnya tidak tertutup dengan rapat. “ah~~ aku lupa menguncinya lagi”, gumam
Uruha. Lalu ia turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah pintu kamar dan
segera menguncinya.
Cklek!
“apaaaaaaaaa???!!”, jerit Ruki dalam hati. Hampir saja suaranya
benar-benar melengking keluar namun Ruki segera menutupi mulutnya. Dia benar-
benar terkunci di kamar Uruha sekarang, dan di kolong ranjang?
Ruki mendengar Uruha telah kembali naik ke atas tempat tidurnya, Ruki
menunggu beberapa saat sampai Uruha benar-benar kembali tidur lelap. Setelah
merasa aman, Ruki keluar dari bawah tempat tidur dan kambali mengendap-endap kearah
pintu, namun sialnya Ruki tak menemukan sebuah kunci tergntung di sana.
“siaaaaaallll!!! Kenapa harus di copot segala kuncinya”, gerutu Ruki esmoshi.
Ia kembali mengendap-endap kearah tempat tidur Uruha dan mulai mencari dimana
Uruha menyimpan kunci kamarnya, namun malang tak dapat di halang, lutut Ruki kejedot
pinggiran tempat tidur Uruha hingga Ruki harus kembali bersembunyi di kolong
tempat tidur karena Uruha yang kembali tersadar denga suara benturan lutut Ruki
yang cukup keras.
“apa itu?”, Tanya Uruha heran. Ia mulai meliarkan padangannya ke
sekeliling merasa was-was. Sementara tepat di bawah Uruha (di bawah tempat
tidurnya!) Ruki mengusap-usap lututnya yang lumayan terasa nyut-nyutan karena
benturan tadi. Ruki menelungkupkan tubuhnya karena hawa dingin malam ditambah
lagi ia tidur tanpa di alasi apapun. Ruki benar-benar tidak bisa memaafkan Saga
karena membuatnya harus mengalami ini. “awas kau~~~ Saga”.
☆ナチュラルセンス☆ (◕‿◕✿)
Ruki menggesek-gesek matanya dan segera bangkit dari posisi
tidurnya.
JDUK!!
Ruki menutupi mulutnya yang hampir saja mengaduh. Ia lupa kalau ia
masih berada di bawah tempat tidur Uruha sekarang. sepertinya tanpa sadar ia
ketiduran saat menunggu Uruha benar-benar tertidur semalam.
Uruha yang baru saja keluar dari kamar mandi segera sadar akan
bunyi benturan yang cukup keras di bawah tempat tidurnya, membuatnya curiga ada
makhluk yang bersemayam di bawah sana. “siapa itu?”, Tanya Uruha sambil
pelan-pelan mengahampiri tempat tidurnya.
Ruki mulai kelimpungan mengetahui Uruha mulai menyadari
keberadaannya. “meong~♪”, dan bunyi itu yang refleks
keluar dari mulutnya.
“…..”
“m-meong~♪”
“apanya yang meong hah?”
JDUK!!
“aduuh!”, ringis Ruki, “apa yang kau
lakukan, mengintip ke kolong kasur tiba-tiba begitu?! bikin kaget saja”, protes
Ruki sambil mengusap-usap kepalanya.
“apa??!! SEHARUSNYA AKU YANG
BERTANYA? Apa yang kau lakukan di bawah tempat tidurku? kau menyusup?
Jangan-jangan kau berniat mencuri barang-barang di kamarku HAH???!!!”, cerocos
Uruha. “keluar kau!”, Uruha menarik sebelah kaki Ruki menyeretnya dari kolong
kasur.
“aku bisa keluar sendiri oi!!”, Ruki
berusaha melepaskan tangan Uruha yang menarik sebelah pergelangan kakinya namun
Uruha tetap menyeretnya dengan genggaman kuat di pergelangan kaki Ruki. Hingga
tanpa sadar Ruki mengerakkan kakinya meminta Uruha melepaskan, namun alhasil
kakinya malah menendang dagu Uruha hingga Uruha terjengkang.
DUAK!!
“ups!”
“errrgh!!!! KAUUUU!!!!!!!!!”,
JBRUD!!
Ruki menutupi kedua telinga saking
nepsongnya Uruha menutup pintu kamarnya.
“AKU AKAN MELAPORKAN INI!!
BERSIAPLAH KAU KALUAR DARI RUMAH INI!!!”, teriak Uruha dari dalam sana,
“lakukan saja”, dengus Ruki.
Drrrrrrttttt!!!
Ruki merogoh ponsel di saku
celananya dan melihat siapa orang yang memanggilnya.
“cis!”, dengus Ruki, “ya?
moshi-moshi….”
‘ohayou Rukichan~ kau sudah
mendapatkan gambarnya?’
“ya ya…”
‘benarkah? aku tidak percaya. Coba
kau kirimkan!’
“kau— ya”, Ruki segera mengirimkan
gambar hasil jepretannya semalam sambil menahan jengkel, “sudah kukirim..”
‘ha? apaan ini? jelek sekali hasil jepretanmu!
burem begini mana mereka mau’, protes Saga tak puas
“aku menangkapnya malam hari ya
wajar burem!”
‘kualitas kameramu rendahan ya? aku
gak mau tahu pokoknya harus yang jelas. Kau ambil lagi gambarnya!’, suruh Saga
entang.
“yang benar saja!!!! Aku usahakan
itu semalaman!! Kau pikir bagaimana aku bisa mendapatkannya tanpa ketahuan
orangnya hah?”, cerocos Ruki nepsong.
‘haha… baiklah baiklah. Tapi
selanjutnya kau harus mendapatkan foto Uruha sedang mandi hmbph!!!’, Saga
terdengar menahan tawanya.
“APA???!!!”, Ruki meneriaki layar
ponselnya sendiri, “ kau gila ya! mana mungkin aku bisa mendapatkan yang
seperti itu!!!”
‘hahaha…ok! ok! ya sudah sampai
jumpa di sekolah Rukichan, thanks kerja kerasnya wkwkwk’
Tut…tut.. tut…
“RUKICHAN GUNDULMU!!”, Ruki
memelototi layar ponselnya sendiri.
Bletuk!
“aissshhh!!”, Ruki mengusap-usap
kepalanya yang baru kena lemparan sandal. “apaan nih?”, Tanya Ruki sambil
menengok ke belakang dimana tidak jauh beberapa langkah dari posisinya Uruha
berdiri dengan berpangku tangan. Ruki tak sadar kalau ia masih berada dekat
dengan pintu kamar Uruha sekarang.
“BERISIK KAU GUNDUL!!!!!!!!”
☆ナチュラルセンス☆ (◕‿◕✿)
“thanks my partner!”, Saga menepuk bahu Ruki saat makhluk mini itu
tengah bergumul dengan sepatu yang hendak ia simpan di lokernya.
“aku tidak mau melakukannya lagi!”
“eh! Foto di bawah tangga ini masih di tanganku lho”, Saga
menyeringai licik.
Ruki mendelik, “aku sudah melakukan apa yang kau perintahkan bukan?
Sekarang hapus foto itu!”
Saga tertawa mengacak-acak rambut Ruki, “masih banyak tugas
untukmu, tidak semudah itu wkwkwk”, lalu Saga melenggang pergi dengan santainya
mengabaikan Ruki yang ngedumel-dumel karena kelicikannya.
☆ナチュラルセンス☆ (◕‿◕✿)
“lihat! mereka sangat terkejut dengan gaya tidur Uruha yang kelewat
santai itu wkwk foto kualitas jelekmu jadi berita paling hot wakak~~”, Saga
tertawa-tawa sendiri sambil menunjuk-nunjuk layar netbooknya di bangku sebelah
Ruki. Saga mendadak mengusir anak yang bangkunya bersebelahan dengan Ruki dan
mengambil posisi tempat duduk anak itu hingga ia jadi tetangga-an sama Ruki
sekarang, dan seterusnya. Sementara Saga asik tertawa-tawa, Ruki di sampingnya
hanya menatap layar dengan foto full screen Uruha datar. Dia tidak tertarik.
Hanya setengah badan kok Ruki ngambilnya. “hei ayolah~ aku cukup berterimakasih
padamu atas ini, nanti kukasih bayaran deh, dan…nih”, Saga meletakkan minuman
kaleng di atas bangkunya untuk Ruki. Ruki mendengus, dia masih kesal dengan
teman barunya yang licik itu karena telah memanfaatkanya.
“bagaimana kau mendapatkan uang dengan cara seperti itu sih?”,
Tanya Ruki basa-basi, padahal sedikitnya ia cukup penasaran dengan bagaimana
cara Saga ‘berbisnis’ itu.
“oh, mudah saja. kegilaan para fangirls itu bisa membuat mereka mau
melakukan apa saja demi ketiga pangeran sekolah itu kan. Aku hanya membuat
majalah berupa website, memberikan informasi-informasi yang mereka butuhkan
tentang ke-3 princes itu. tapi untuk melihat semua informasi itu mereka harus
menjadi anggota resmi dalam site-ku, dan untuk menjadi anggota resmi mereka
harus mengalirkan sejumlah uang setiap bulannya ke rekeningku, begitu….mudah
kan? Wakakak~~”
“……”, Ruki cengok. Semudah itukah mendapatkan uang? Lagipula kenapa
mereka mau saja membayar setiap bulan hanya untuk mendapatkan informasi tentang
ke-3 orang itu? oh! Ruki melupakan kalau sebagian besar siswa-siswi di sini
adalah anak-anak konglomerat dan pejabat, berbeda dengan dirinya yang begitu
mengagung-agungkan uang. Kepuasan adalah yang utama bagi mereka. Bukan?
“karena itu informasi sekecil apapun tentang mereka adalah uang
bagiku”, tambah Saga.
“kau bisa bersekolah di sini, itu artinya orang tuamu berlebih kan?
Kenapa kau melakukan ini?”, tanya Ruki karena itu yang sedikit mengganjal di
pikirannya.
“ck! sudah kubilang ini hobi! Lagipula menghasilkan uang sendiri
itu lebih enak daripada harus minta-minta pada mereka”, jawab Saga sambil tetap
focus pada netbook di atas meja bangkunya, entah apa yang sedang ia lakukan.
“eh, kau tahu? anggota di site-ku tidak hanya di penuhi oleh perempuan lho!
Banyak juga laki-laki yang jadi anggota, dan sebagian besar dari mereka adalah
para fanboys Uruha”
“he?”, Ruki mengernyitkan dahinya.
“tidak heran kan? Dilihat bagaimanapun dia memang lebih cocok di
bilang cantik daripada ganteng, ya kan? Wkwk”
“kau juga”, gumam Ruki datar.
“hah? apa?”, Saga menoleh kearah Ruki tak menangkap jelas apa yang
dikatakan makhluk minis di sampingnya itu. namun Ruki mengabaikannya. “oh
ya….ada satu fanboy yang setia sekali berkunjung, bahkan dia sering secara
pribadi bersedia membayar untuk foto-foto Uruha yang hanya dia yang boleh
memilikinya. Jadi foto-foto itu tidak kusebarkan pada yang lain…..”
“oh”, tanggap Ruki tak perduli, ia meraih minuman kaleng dari Saga
untuknya dan mulai membukanya sambil meliarkan pandangannya ke sembarang
tempat.
Saga menyandarkan punggungnya ke sandaran bangku sambil berpangku
tangan, “aku sendiri penasaran dengan siapa laki-laki itu sebenarnya, dia
merahasiakan identitas aslinya. Ah kau lihat itu, dengan nick –CoolMan- yang
ava-nya kartun bebek…”, Saga menunjuk ke layar netbooknya.
“ya”, tanggap Ruki makin tak perduli, ia sama sekali tak melihat
kearah Saga menunjuk hanya asik meneguk minuman kalengnya.
“dia meminta foto paha Uruha”
BRUASHH!!!
“ohok-ohok~~”, Ruki terbatuk-batuk setelah menyemburkan semua
minuman di mulutnya ke layar dan keyboard netbook Saga. “ah??”, Ruki sedikit
panic saat melihat netbook Saga tiba-tiba mati karena cairan yang
disemburkannya, dia buru-buru melap-nya dengan tangannya namun benda elektronik
itu tetap saja mati. “ke-kenapa itu?”, tanya Ruki takut-takut. Saga hanya
tersenyum tak berniat menjawab pertanyaan Ruki. “a-apa rusak?”
Saga mengangguk masih dengan senyuman charmingnya, tapi entah
kenapa Ruki merasa senyuman itu begitu menakutkan untuknya.
“a-ahaha-ha…ba-bagaimana dong? Aku..aku harus menggantinya?”, Saga mengangguk,
Ruki membatu. Meski sekarang Ruki tinggal di rumah keluarga Yuuji dan Kamijo
sudah menganggapnya sebagai cucu tetap saja dia merasa tidak enak kalau harus
meminta uang untuk mengganti pada Saga. tidak sopan sekali ! apalagi kalau
sampai Uruha tahu, habislah dirinya dengan caci maki pedas Uruha. Ruki mengutuk
mulutnya, kenapa bisa-bisanya nyemburin minuman ke benda elektronik itu sih?
Hanya Cuma karena mendengar seseorang menginginkan foto paha Uruha. “a-ano…”,
Ruki memain-mainkan jari telunjuknya, “bisa dicicil? Hehe”
Saga menggeleng kepalanya pelan. “haha…kau tidak punya uang ya?”,
ejek Saga. meski urat sarap di jidat Ruki berkedut tapi ia berada dalam posisi
salah dan tidak berdaya sekarang, karena itu ia hanya menerima kata-kata Saga
sambil tersenyum melas. “baiklah-baiklah…kau tidak perlu membayarnya”
“SUNGGUH?!”, Ruki spontan berdiri dari bangkunya duduk dan menatap
Saga blink-blink. Ternyata Saga tidak selicik yang ia kira.
Saga segera menekan atas kepala makhluk itu agar ia kembali duduk.
“ yap! kau hanya perlu jadi partner-ku selamanya dan— tanpa imbalan“, Saga
tersenyum. “ jadi imbalan untukmu kusimpan untuk membayar ganti rugi ini, ya
anggaplah kau nyicil dengan tenagamu haha”, Ruki kembali menatap Saga datar.
Ternyata memang tidak ada orang tulus di dunia ini. terlebih Saga. orang licik
tetap saja licong, dengan ini dia benar-benar jadi manusia pemanfaatan(?). “tadinya
aku tidak berniat lebih menyusahkanmu tapi jika seperti ini—“
“…..”
“dapatkan foto paha Uruha!”
Ruki spontan mencekik-cekik Saga tanpa berkomentar apapun terlebih
dulu. “ohok-ohok…jadi kau lebih memilih untuk membayarnya?”, tanya Saga sambil
memegangi lehernya yang baru lepas dari cekikan Ruki.
“aku tahu kau akan mengatakan itu”, ucap Ruki datar.
“hmm~~”, Saga menyeringai puas. “kau bersedia melakukannya kan?”
Ruki mendengus. SUNGGUH!!!! Hatinya benar-benar jengkel, kalau ia
punya penyakit darah tinggi mungkin sekarang ia sudah kejang-kejang karena
amarahnya tak bisa tersalurkan(?). namun syukurlah tidak ada suatu apapun yang
tinggi pada diri Ruki.
Dan kenapa ia harus bertemu orang macam Saga? apakah ini cobaan
untuk menjadi orang kaya? Ruki membatin. Dan untuk kedepannya yang harus Ruki
pikirkan adalah bagaimana caranya mendapatkan foto paha Uruha????
☆ナチュラルセンス☆ (◕‿◕✿)
“maniak?”
“benar! apa lagi sebutan yang pantas untuk orang seperti itu?
sengaja menabrak Urusama di tangga sampai kalian err~~ lalu sampai menyusup ke
kamar Urusama segala”, cerocos salah seorang pengikut Uruha sambil
manyun-manyun.
“…..”
Tidak ada rahasia diantara Uruha dan kedua pengikutnya. Meski Uruha
sangat menutupi mengenai seorang anak laki-laki miskin yang menumpang di
rumahnya karena tak ingin orang-orang tahu dia tinggal satu atap dengan anak
buntet macam itu, suatu penghinaan seorang Uruha punya kenalan makhluk ‘rendah’
begitu. tapi kedua pengikutnya adalah pengecualian, Uruha sangat mempercayai
kedua orang yang selalu mengikutinya kemanapun itu. dengan begitu Uruha bisa
leluasa menceritakan apapun pada mereka termasuk apa yang mengganjal hatinya
akhir-akhir ini. mengenai keanehan-keanehan yang akhir-akhir ini ia rasakan di
rumahnya.
“lalu apa yang harus aku lakukan dengan anak itu?”
“sebaiknya di kelurkan saja Urusama! Berbahaya tinggal satu atap
dengan maniak seperti itu”
“benar! Urusama itu adalah makhluk yang indah, begitu banyak
manusia-manusia seperti itu mengincar Urusama”
“kami bisa melindungi di sekolah atau di manapun, tapi tidak di
rumah”
“kami tidak ingin keindahan Urusama ternoda oleh maniak-maniak
seperti itu”
“benar”
Uruha mengangguk-anggukan kepalanya. Kalau soal mengeluarkannya
dari rumah memang selama ini itu yang selalu Uruha pikirkan, tapi ia belum
menemukan alasan yang tepat untuk mengusirnya dengan mendapatkan persetujuan
sang kakek. Tapi jika ternyata benar orang yang menumpang di rumahnya itu
adalah seorang maniak, Uruha hanya perlu menunggu sebuah bukti untuk ia
melaporkannya pada sang kakek. Kamijo sangatlah menyayanginya, tentu ia tidak
ingin di rumahnya tinggal seseorang yang membahayakan (kesucian) cucunya
SATU-SATUNYA.
“Aoisama?”
“he?”, orang yang dipanggil Aoisama itu tersadar dari pikirannya.
Ia mendadak berhenti di tengah perjalanan menuju kelasnya sepulang dari kantin,
membuat kelima fangirls yang selalu mengikutinya bingung. Namun saat mereka
menyadari kalau apa yang membuatnya berhenti adalah seseorang dengan kedua
pengikutnya yang berjalan berlawanan arah di depan sana, mereka sedikit
berbisik-bisik dengan girang. “ah maaf, ayo”, Aoi kembali melanjutkan
perjalanannya sampai berpapasan dengan Uruha dan kedua pengikutnya.
“ekhm! Ekhm!”, kelima cewek yang mengikuti Aoi mendadak
berdehem-dehem membuat Aoi mengernyitkan dahinya. “Aoisama kenapa tidak
menyapaUruha?”, tanya mereka jail.
“apa? haha kenapa?”
“hihihihi….”
Aoi mengabaikan kikik-an kelima cewek di belakangnya. Dia sedikit
risih sebenarnya di ikuti kemanapun dia pergi. Tapi itu demi popularitasnya,
fans haruslah diperlakukan dengan baik. Berbeda dengan Uruha yang sikapnya acuh
tak acuh pada orang-orang yang mengaku sebagai fansnya, Aoi sangatlah respect.
Dia selalu memberikan perlakuan terbaiknya pada mereka. Aoi adalah maniak
popularitas. Bahkan sekarangpun ia masih tak puas dengan ketenarannya sebagai
pangeran sekolah BHS nomor 2. Ia selalu merutuk kenapa Uruha yang bahkan tidak
pernah memperlakukan fansnya dengan baik itu menduduki posisi nomor 1 dengan
fans yang hampir dua kali lipat lebih banyak dari miliknya. Aoi tidak rela!!!
Karena itu ia berusaha untuk merebut fans Uruha dan mengambil alih posisinya.
Dan sepertinya dengan keramah tamahannya pada para fans lumayan membuat fansnya
bertambah setiap hari. Untuk melihat persentase fans, bisa dilihat di website
Saga wkwkwk (iklan), bukan hanya dari sekolah BHS saja , Tapi banyak juga
fans-fans dari sekolah lain bahkan dari luar kota. “menurut kalian, aku dan
orang tadi cantik siapa?”, tanya Aoi tiba-tiba.
“eh….. te-tentu saja Aoisama!”
“iya! Aoisama itu sekushi, hot dan gentleman”
“Aoisama adalah yang terkeren diantara semua laki-laki”
Aoi melebarkan bibirnya puas dengan jawaban cewek-cewek itu meski
jawaban mereka agak sedikit menyimpang dari pertanyaan. tentu saja mereka pasti
mengunggulkannya karena mereka fansnya ==”
☆ナチュラルセンス☆ (◕‿◕✿)
Ruki mondar-mandir di kamarnya.
Pukul 10 malam.
“kau bilang dia tidur pake boxer kan? Kenapa tidak ambil saja
fotonya saat dia sedang tidur”
Enteng sekali si Saga itu mengatakannya. Itu artinya dia harus
kembali melakukan kejahatan yang sama seperti beberapa hari yang lalu masuk ke
kamar Uruha? TIDAK MAU!!!!!!!
Ruki jambak-jambak rambutnya sendiri frustasi sambil
berguling-guling kesana kemari di atas ranjangnya. Lagipula Ruki tak mengerti,
apanya yang bagus dari paha si Uruha itu sampai ada orang yang menginginkan
fotonya segala? Atau para fansnya itu saja yang sinting? Grr~~
“eh?”, tiba-tiba sebuah ide nyerempet di otak mini-nya. Dan
senyumnya terkembang mencurigakan.
☆TBC☆ (◕‿◕✿)
Apa-apaan ini? wkwwkk~~~
No comments:
Post a Comment