Search + histats

Sunday, 18 November 2012

Natural Sense ☆2





Author : Rukira Matsunori
Rated : T~~ *bisa berubah kalau saia mau ckck*
Genre : AU/ gajeromance
Fandom(s) : the GazettE, alicenine dkk wkwk
Pairing(s) : menyusul *wew*
Chapter(s) : 2
Warning : seperti biasa, Lebay dengan bahasa yang aneh XD dan alur shitnetron! Jangan anggap serius fic aneh ini!!!
Length : 13 Pages (3.459 words)
Note : saia kembali *ditendang*



Chap 2 : ~Charmed~

Natural Sense ~♪
ナチュラルセンス

Ruki mengendap-endap di balik dinding pembatas ruangan, mengintip  Uruha yang telah siap dengan segala hidangan di meja makan. Ia mulai mengarahkan kamera ponselnya mencoba menangkap Uruha yang tengah memasukan suap demi suap nasi kemulutnya dengan begitu elegan. Dan…

Ckrek!

Uruha celingukan menyadari bunyi sebuah kamera ponsel. Setelah merasa aman, ia kembali melahap makanannya dengan tetap elegan,

“apa yang anda lakukan tuan muda Ruki?”, Tanya butler keluarga Yuuji mengagetkan Ruki yang sedang berusaha mengatur nafasnya karena berdebar-debar takut ketahuan.

“hee? Nimo-san? Ah ahaha tidak, bukan apa-apa hahah”, Ruki berusaha tertawa, “bukan apa-apa, permisi hehe”, Ruki menganggukan kepalanya lalu ngeloyor pergi. Buttler bernama Nimo itu hanya mengernyitkan dahinya heran dengan tingkah aneh tuan muda mungilnya itu.

Ruki sedikit memelankan langkahnya mengirim sebuah email pada seseorang. Dan sebuah balasan dengan cepat dibacanya.

Baguusss! Gudjob haha..
Selanjutnya adalah wajah tidurnya (◕ヮ◕)

“apa?!!!”. suara Ruki terdengar sangat jengkel.

Sudah cukup!

Send!

Aku sebarkan~♪

“brengsek!!!”

Baiklah aku coba…

Send!

Ruki memasuki kamarnya dan mulai merebahkan tubuhnya di atas tepat tidur. Namun tiba-tiba ia kembali bangkit dari tidurannya, “sebenarnya apa yang sedang ku lakukan?”, gumam Ruki cengok.


flashback  (◕‿◕✿)

“kau mendorongku tadi?”

Saga hanya tersenyum menjawab pertanyaan Ruki.

Dan tiba-tiba ponsel di saku Ruki berbunyi. Ruki segera mengambil ponselnya, tampaknya ada sebuah email masuk dan Ruki mengernyitkan dahi ketika melihat nama si pengirim. ‘Saga’

“apa yang—“, Ruki melebarkan matanya melihat apa isi dari email yang dikirim Saga. sebuah foto dimana ketika ia jatuh menimpa Uruha tadi dan itu sedikit…. Aneh dengan angle dari atas. “apa maksudnya ini? kenapa kau memotretnya?”

“haha kenapa aku memotretnya? kau tahu kan, tanganku gatal jika tidak memotret apa yang menurutku bagus untuk ku potret”, ucap Saga terdengar licik.

“apanya yang bagus untuk di potret? Kau mendorongku kan tadi, hah? kau sengaja!”

“ya ya ya aku sengaja gomen”, Saga mengacak-acak bagian atas rambut Ruki namun Ruki segera menyingkirkannya karena menangkap gelagat tak baik dari orang di hadapannya itu, “hanya padamu aku beritahu ya, dan kau harus berjanji untuk tidak mengatakannya pada siapapun. Ok?”, Saga merangkul bahu Ruki, “punya hobi itu harus dimanfaatkan, benar? Aku punya bisnis memproduksi majalah seputar ke-3 pangeran sekolah itu pada para fangirls gila resmi mereka secara online hehe”

“apa?”

“dan mereka sangat sangat ingin tahu bagaimana keseharian ke-3 orang itu selain di sekolah , semacam itu lah~ itu pasti akan menjadi hot issue di majalah kami hahaha~~”, Saga tertawa garing.

“apa hubungannya denganku?”, Ruki mengernyitkan dahi.

“hubungannya adalah~~ kau tinggal satu atap dengan Uruha, tentu itu memudahkanmu untuk mendapatkan informasi-informasi tentangnya bukan? Karena itu…..kau cocok jadi partner-in-crime-ku. Dapatkan foto-fotonya!”, Saga melebarkan bibirnya.

Ruki mendelik, “cis! Kenapa juga aku harus mau melakukan hal konyol begitu”.

“baiklah….foto di bawah tangga ini ku sebar dengan judul ‘Anak Baru yang menyerang pangeran sekolah nomor satu di BHS, Matsumoto Takanori namanya, dari kelas 2-3 dan dia menumpang di rumah Uruha’ heheh…kau pasti dihabisi para fangirlsnya”, ucap Saga santai.

“KAUUU???!!!”


flashback end  (◕‿◕✿)

“Saga brengsek!!”, rutuk Ruki kesal. Ia benar-benar menyesal dengan mudahnya mengubah pandangannya terhadap Saga bahkan sampai menceritakan rahasianya yang menumpang di rumah keluarga Yuuji, padahal dari wajahnya terlihat jelas kalau dia orang yang licik (walau cantik). Dan Ruki menyadari itu sejak awal.



ナチュラルセンス  (◕‿◕✿)

Ruki terus melirik jam di dinding kamarnya sejak pukul 8 malam tadi. Dan sekarang jam telah menunjukan pukul 11.35 malam. Ruki beranjak dari tempat tidurnya, meski pandangannya sedikit kabur karena matanya yang tinggal beberapa watt saja namun Ruki terpaksa harus keluar kamarnya malam-malam begini demi melaksanakan tugasnya, meski ia tak yakin akan berhasil karena Uruha pasti mengunci pintu kamarnya kan?
Cklek!

Tapi jawabannya adalah… tidak!

“apa? ceroboh sekali orang ini, bagaimana bisa ia tidur tanpa mengunci pintu kamarnya? Bagaimana jika ada orang yang terpaksa menyusup untuk mengambil fotonya saat tertidur karena diancam?”, gerutu Ruki pelan, “tapi baguslah”, lalu Ruki mulai membuka pintu kamar Uruha dengan perlahan, kembali menutup pintunya dengan membiarkannya sedikit terbuka.

Ruki mulai mengendap-endap, berusaha melangkah tanpa menimbulkan suara mendekati tempat tidur Uruha setelah sebelumnya sempat terkagum-kagum dengan kamar itu yang Ruki sadari lebih besar dengan interior yang lebih mewah daripada kamar miliknya.

Ruki mengarahkan kamera ponselnya kearah Uruha yang terlihat tertidur dengan begitu pulasnya. Tapi tunggu! Cara tidur Uruha tidak seelegan seperti saat ia makan tadi, selimut sudah menggunung di bawah kakinya yang sepertinya hasil dari tendangan-tendangan kakinya. Dan diluar dugaan Uruha hanya memakai celana boxer pendek dengan kaos hitam tanpa lengan sebagai baju tidurnya, tidak seperti tuan-tuan muda kebanyakan yang memakai piyama berganti-ganti tiap malamnya.

“ngh…”

Ruki buru-buru berjongkok takut Uruha tersadar dari tidurnya. Namun setelah beberapa saat menunggu, tak terdengar lagi suara Uruha. Dan Ruki kembali berdiri dengan mengarahkan kamera ponselnya. Beberapa saat terdiam tak kunjung menekan tombol capture, sepertinya Ruki lumayan terpesona dengan perut Uruha yang mendadak terekspos, eh bukan! Maksudnya wajah tidur polos Uruha.
Apa? terpesona? Tidak! Tidak! Tidak! Authornya pasti salah ketik, Ruki menggeleng-gelengkan kepalanya mengelak. Lalu Ruki kembali focus mengarahkan kamera ponselnya , Tapi lagi-lagi Ruki terdiam beberapa saat, ia tak bisa memungkiri kalau wajah Uruha saat tertidur benar-benar polos dan damai, rasanya bertolak belakang dengan sifatnya saat terjaga.



Ckrek!

“aiiiish!! Sial”, rutuk Ruki pelan, ia lupa memelankan suara kameranya.

“nghh~~….”

Ruki mulai kebingungan ketika Uruha seperti mulai tersadar dan mulai menggesek-gesek kedua mata dengan punggung tangannya. Ruki tak punya cukup waktu untuk berlari kearah pintu yang jaraknya cukup jauh dari tempat tidur Uruha, lagi pula jika ia segera berlari sekarang, suara langkahnya pasti terdengar dengan begitu jelas dan itu malah akan mengundang perhatian Uruha. Akhirnya Ruki memutuskan untuk tengkurap di lantai dan ketika ia sadar Uruha bangun Ruki langsung menggelindingkan dirinya ke bawah ranjang.

Uruha terduduk di kasurnya, menggesek-gesek kedua matanya  masih setengah sadar dan menyadari pintu kamarnya tidak tertutup dengan rapat. “ah~~ aku lupa menguncinya lagi”, gumam Uruha. Lalu ia turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah pintu kamar dan segera menguncinya.

Cklek!

“apaaaaaaaaa???!!”, jerit Ruki dalam hati. Hampir saja suaranya benar-benar melengking keluar namun Ruki segera menutupi mulutnya. Dia benar- benar terkunci di kamar Uruha sekarang, dan di kolong ranjang?

Ruki mendengar Uruha telah kembali naik ke atas tempat tidurnya, Ruki menunggu beberapa saat sampai Uruha benar-benar kembali tidur lelap. Setelah merasa aman, Ruki keluar dari bawah tempat tidur dan kambali mengendap-endap kearah pintu, namun sialnya Ruki tak menemukan sebuah kunci tergntung di sana. “siaaaaaallll!!! Kenapa harus di copot segala kuncinya”, gerutu Ruki esmoshi. Ia kembali mengendap-endap kearah tempat tidur Uruha dan mulai mencari dimana Uruha menyimpan kunci kamarnya, namun malang tak dapat di halang, lutut Ruki kejedot pinggiran tempat tidur Uruha hingga Ruki harus kembali bersembunyi di kolong tempat tidur karena Uruha yang kembali tersadar denga suara benturan lutut Ruki yang cukup keras.

“apa itu?”, Tanya Uruha heran. Ia mulai meliarkan padangannya ke sekeliling merasa was-was. Sementara tepat di bawah Uruha (di bawah tempat tidurnya!) Ruki mengusap-usap lututnya yang lumayan terasa nyut-nyutan karena benturan tadi. Ruki menelungkupkan tubuhnya karena hawa dingin malam ditambah lagi ia tidur tanpa di alasi apapun. Ruki benar-benar tidak bisa memaafkan Saga karena membuatnya harus mengalami ini. “awas kau~~~ Saga”.



ナチュラルセンス  (◕‿◕✿)


Ruki menggesek-gesek matanya dan segera bangkit dari posisi tidurnya.

JDUK!!

Ruki menutupi mulutnya yang hampir saja mengaduh. Ia lupa kalau ia masih berada di bawah tempat tidur Uruha sekarang. sepertinya tanpa sadar ia ketiduran saat menunggu Uruha benar-benar tertidur semalam.

Uruha yang baru saja keluar dari kamar mandi segera sadar akan bunyi benturan yang cukup keras di bawah tempat tidurnya, membuatnya curiga ada makhluk yang bersemayam di bawah sana. “siapa itu?”, Tanya Uruha sambil pelan-pelan mengahampiri tempat tidurnya.

Ruki mulai kelimpungan mengetahui Uruha mulai menyadari keberadaannya. “meong~♪”, dan bunyi itu yang refleks keluar dari mulutnya.

“…..”

“m-meong~♪”

“apanya yang meong hah?”

JDUK!!

“aduuh!”, ringis Ruki, “apa yang kau lakukan, mengintip ke kolong kasur tiba-tiba begitu?! bikin kaget saja”, protes Ruki sambil mengusap-usap kepalanya.

“apa??!! SEHARUSNYA AKU YANG BERTANYA? Apa yang kau lakukan di bawah tempat tidurku? kau menyusup? Jangan-jangan kau berniat mencuri barang-barang di kamarku HAH???!!!”, cerocos Uruha. “keluar kau!”, Uruha menarik sebelah kaki Ruki menyeretnya dari kolong kasur.

“aku bisa keluar sendiri oi!!”, Ruki berusaha melepaskan tangan Uruha yang menarik sebelah pergelangan kakinya namun Uruha tetap menyeretnya dengan genggaman kuat di pergelangan kaki Ruki. Hingga tanpa sadar Ruki mengerakkan kakinya meminta Uruha melepaskan, namun alhasil kakinya malah menendang dagu Uruha hingga Uruha terjengkang.

DUAK!!

“ups!”

“errrgh!!!! KAUUUU!!!!!!!!!”,


JBRUD!!

Ruki menutupi kedua telinga saking nepsongnya Uruha menutup pintu kamarnya.

“AKU AKAN MELAPORKAN INI!! BERSIAPLAH KAU KALUAR DARI RUMAH INI!!!”, teriak Uruha dari dalam sana,

“lakukan saja”, dengus Ruki.

Drrrrrrttttt!!!

Ruki merogoh ponsel di saku celananya dan melihat siapa orang yang memanggilnya.

“cis!”, dengus Ruki, “ya? moshi-moshi….”

‘ohayou Rukichan~ kau sudah mendapatkan gambarnya?’

“ya ya…”

‘benarkah? aku tidak percaya. Coba kau kirimkan!’

“kau— ya”, Ruki segera mengirimkan gambar hasil jepretannya semalam sambil menahan jengkel, “sudah kukirim..”

‘ha? apaan ini? jelek sekali hasil jepretanmu! burem begini mana mereka mau’, protes Saga tak puas

“aku menangkapnya malam hari ya wajar burem!”

‘kualitas kameramu rendahan ya? aku gak mau tahu pokoknya harus yang jelas. Kau ambil lagi gambarnya!’, suruh Saga entang.

“yang benar saja!!!! Aku usahakan itu semalaman!! Kau pikir bagaimana aku bisa mendapatkannya tanpa ketahuan orangnya hah?”, cerocos Ruki nepsong.

‘haha… baiklah baiklah. Tapi selanjutnya kau harus mendapatkan foto Uruha sedang mandi hmbph!!!’, Saga terdengar menahan tawanya.

“APA???!!!”, Ruki meneriaki layar ponselnya sendiri, “ kau gila ya! mana mungkin aku bisa mendapatkan yang seperti itu!!!”

‘hahaha…ok! ok! ya sudah sampai jumpa di sekolah Rukichan, thanks kerja kerasnya wkwkwk’

Tut…tut.. tut…

“RUKICHAN GUNDULMU!!”, Ruki memelototi layar ponselnya sendiri.

Bletuk!

“aissshhh!!”, Ruki mengusap-usap kepalanya yang baru kena lemparan sandal. “apaan nih?”, Tanya Ruki sambil menengok ke belakang dimana tidak jauh beberapa langkah dari posisinya Uruha berdiri dengan berpangku tangan. Ruki tak sadar kalau ia masih berada dekat dengan pintu kamar Uruha sekarang.

“BERISIK KAU GUNDUL!!!!!!!!”


ナチュラルセンス  (◕‿◕✿)

“thanks my partner!”, Saga menepuk bahu Ruki saat makhluk mini itu tengah bergumul dengan sepatu yang hendak ia simpan di lokernya.

“aku tidak mau melakukannya lagi!”

“eh! Foto di bawah tangga ini masih di tanganku lho”, Saga menyeringai licik.

Ruki mendelik, “aku sudah melakukan apa yang kau perintahkan bukan? Sekarang hapus foto itu!”

Saga tertawa mengacak-acak rambut Ruki, “masih banyak tugas untukmu, tidak semudah itu wkwkwk”, lalu Saga melenggang pergi dengan santainya mengabaikan Ruki yang ngedumel-dumel karena kelicikannya.



ナチュラルセンス  (◕‿◕✿)

“lihat! mereka sangat terkejut dengan gaya tidur Uruha yang kelewat santai itu wkwk foto kualitas jelekmu jadi berita paling hot wakak~~”, Saga tertawa-tawa sendiri sambil menunjuk-nunjuk layar netbooknya di bangku sebelah Ruki. Saga mendadak mengusir anak yang bangkunya bersebelahan dengan Ruki dan mengambil posisi tempat duduk anak itu hingga ia jadi tetangga-an sama Ruki sekarang, dan seterusnya. Sementara Saga asik tertawa-tawa, Ruki di sampingnya hanya menatap layar dengan foto full screen Uruha datar. Dia tidak tertarik. Hanya setengah badan kok Ruki ngambilnya. “hei ayolah~ aku cukup berterimakasih padamu atas ini, nanti kukasih bayaran deh, dan…nih”, Saga meletakkan minuman kaleng di atas bangkunya untuk Ruki. Ruki mendengus, dia masih kesal dengan teman barunya yang licik itu karena telah memanfaatkanya.

“bagaimana kau mendapatkan uang dengan cara seperti itu sih?”, Tanya Ruki basa-basi, padahal sedikitnya ia cukup penasaran dengan bagaimana cara Saga ‘berbisnis’ itu.

“oh, mudah saja. kegilaan para fangirls itu bisa membuat mereka mau melakukan apa saja demi ketiga pangeran sekolah itu kan. Aku hanya membuat majalah berupa website, memberikan informasi-informasi yang mereka butuhkan tentang ke-3 princes itu. tapi untuk melihat semua informasi itu mereka harus menjadi anggota resmi dalam site-ku, dan untuk menjadi anggota resmi mereka harus mengalirkan sejumlah uang setiap bulannya ke rekeningku, begitu….mudah kan? Wakakak~~”

“……”, Ruki cengok. Semudah itukah mendapatkan uang? Lagipula kenapa mereka mau saja membayar setiap bulan hanya untuk mendapatkan informasi tentang ke-3 orang itu? oh! Ruki melupakan kalau sebagian besar siswa-siswi di sini adalah anak-anak konglomerat dan pejabat, berbeda dengan dirinya yang begitu mengagung-agungkan uang. Kepuasan adalah yang utama bagi mereka. Bukan?

“karena itu informasi sekecil apapun tentang mereka adalah uang bagiku”, tambah Saga.

“kau bisa bersekolah di sini, itu artinya orang tuamu berlebih kan? Kenapa kau melakukan ini?”, tanya Ruki karena itu yang sedikit mengganjal di pikirannya.

“ck! sudah kubilang ini hobi! Lagipula menghasilkan uang sendiri itu lebih enak daripada harus minta-minta pada mereka”, jawab Saga sambil tetap focus pada netbook di atas meja bangkunya, entah apa yang sedang ia lakukan. “eh, kau tahu? anggota di site-ku tidak hanya di penuhi oleh perempuan lho! Banyak juga laki-laki yang jadi anggota, dan sebagian besar dari mereka adalah para fanboys Uruha”

“he?”, Ruki mengernyitkan dahinya.

“tidak heran kan? Dilihat bagaimanapun dia memang lebih cocok di bilang cantik daripada ganteng, ya kan? Wkwk”

“kau juga”, gumam Ruki datar.

“hah? apa?”, Saga menoleh kearah Ruki tak menangkap jelas apa yang dikatakan makhluk minis di sampingnya itu. namun Ruki mengabaikannya. “oh ya….ada satu fanboy yang setia sekali berkunjung, bahkan dia sering secara pribadi bersedia membayar untuk foto-foto Uruha yang hanya dia yang boleh memilikinya. Jadi foto-foto itu tidak kusebarkan pada yang lain…..”

“oh”, tanggap Ruki tak perduli, ia meraih minuman kaleng dari Saga untuknya dan mulai membukanya sambil meliarkan pandangannya ke sembarang tempat.

Saga menyandarkan punggungnya ke sandaran bangku sambil berpangku tangan, “aku sendiri penasaran dengan siapa laki-laki itu sebenarnya, dia merahasiakan identitas aslinya. Ah kau lihat itu, dengan nick –CoolMan- yang ava-nya kartun bebek…”, Saga menunjuk ke layar netbooknya.

“ya”, tanggap Ruki makin tak perduli, ia sama sekali tak melihat kearah Saga menunjuk hanya asik meneguk minuman kalengnya.

“dia meminta foto paha Uruha”

BRUASHH!!!

“ohok-ohok~~”, Ruki terbatuk-batuk setelah menyemburkan semua minuman di mulutnya ke layar dan keyboard netbook Saga. “ah??”, Ruki sedikit panic saat melihat netbook Saga tiba-tiba mati karena cairan yang disemburkannya, dia buru-buru melap-nya dengan tangannya namun benda elektronik itu tetap saja mati. “ke-kenapa itu?”, tanya Ruki takut-takut. Saga hanya tersenyum tak berniat menjawab pertanyaan Ruki. “a-apa rusak?”

Saga mengangguk masih dengan senyuman charmingnya, tapi entah kenapa Ruki merasa senyuman itu begitu menakutkan untuknya. “a-ahaha-ha…ba-bagaimana dong? Aku..aku harus menggantinya?”, Saga mengangguk, Ruki membatu. Meski sekarang Ruki tinggal di rumah keluarga Yuuji dan Kamijo sudah menganggapnya sebagai cucu tetap saja dia merasa tidak enak kalau harus meminta uang untuk mengganti pada Saga. tidak sopan sekali ! apalagi kalau sampai Uruha tahu, habislah dirinya dengan caci maki pedas Uruha. Ruki mengutuk mulutnya, kenapa bisa-bisanya nyemburin minuman ke benda elektronik itu sih? Hanya Cuma karena mendengar seseorang menginginkan foto paha Uruha. “a-ano…”, Ruki memain-mainkan jari telunjuknya, “bisa dicicil? Hehe”

Saga menggeleng kepalanya pelan. “haha…kau tidak punya uang ya?”, ejek Saga. meski urat sarap di jidat Ruki berkedut tapi ia berada dalam posisi salah dan tidak berdaya sekarang, karena itu ia hanya menerima kata-kata Saga sambil tersenyum melas. “baiklah-baiklah…kau tidak perlu membayarnya”

“SUNGGUH?!”, Ruki spontan berdiri dari bangkunya duduk dan menatap Saga blink-blink. Ternyata Saga tidak selicik yang ia kira.

Saga segera menekan atas kepala makhluk itu agar ia kembali duduk. “ yap! kau hanya perlu jadi partner-ku selamanya dan— tanpa imbalan“, Saga tersenyum. “ jadi imbalan untukmu kusimpan untuk membayar ganti rugi ini, ya anggaplah kau nyicil dengan tenagamu haha”, Ruki kembali menatap Saga datar. Ternyata memang tidak ada orang tulus di dunia ini. terlebih Saga. orang licik tetap saja licong, dengan ini dia benar-benar jadi manusia pemanfaatan(?). “tadinya aku tidak berniat lebih menyusahkanmu tapi jika seperti ini—“

“…..”

“dapatkan foto paha Uruha!”

Ruki spontan mencekik-cekik Saga tanpa berkomentar apapun terlebih dulu. “ohok-ohok…jadi kau lebih memilih untuk membayarnya?”, tanya Saga sambil memegangi lehernya yang baru lepas dari cekikan Ruki.

“aku tahu kau akan mengatakan itu”, ucap Ruki datar.

“hmm~~”, Saga menyeringai puas. “kau bersedia melakukannya kan?”

Ruki mendengus. SUNGGUH!!!! Hatinya benar-benar jengkel, kalau ia punya penyakit darah tinggi mungkin sekarang ia sudah kejang-kejang karena amarahnya tak bisa tersalurkan(?). namun syukurlah tidak ada suatu apapun yang tinggi pada diri Ruki.

Dan kenapa ia harus bertemu orang macam Saga? apakah ini cobaan untuk menjadi orang kaya? Ruki membatin. Dan untuk kedepannya yang harus Ruki pikirkan adalah bagaimana caranya mendapatkan foto paha Uruha????


ナチュラルセンス  (◕‿◕✿)

“maniak?”

“benar! apa lagi sebutan yang pantas untuk orang seperti itu? sengaja menabrak Urusama di tangga sampai kalian err~~ lalu sampai menyusup ke kamar Urusama segala”, cerocos salah seorang pengikut Uruha sambil manyun-manyun.

“…..”

Tidak ada rahasia diantara Uruha dan kedua pengikutnya. Meski Uruha sangat menutupi mengenai seorang anak laki-laki miskin yang menumpang di rumahnya karena tak ingin orang-orang tahu dia tinggal satu atap dengan anak buntet macam itu, suatu penghinaan seorang Uruha punya kenalan makhluk ‘rendah’ begitu. tapi kedua pengikutnya adalah pengecualian, Uruha sangat mempercayai kedua orang yang selalu mengikutinya kemanapun itu. dengan begitu Uruha bisa leluasa menceritakan apapun pada mereka termasuk apa yang mengganjal hatinya akhir-akhir ini. mengenai keanehan-keanehan yang akhir-akhir ini ia rasakan di rumahnya.

“lalu apa yang harus aku lakukan dengan anak itu?”

“sebaiknya di kelurkan saja Urusama! Berbahaya tinggal satu atap dengan maniak seperti itu”

“benar! Urusama itu adalah makhluk yang indah, begitu banyak manusia-manusia seperti itu mengincar Urusama”

“kami bisa melindungi di sekolah atau di manapun, tapi tidak di rumah”

“kami tidak ingin keindahan Urusama ternoda oleh maniak-maniak seperti itu”

“benar”

Uruha mengangguk-anggukan kepalanya. Kalau soal mengeluarkannya dari rumah memang selama ini itu yang selalu Uruha pikirkan, tapi ia belum menemukan alasan yang tepat untuk mengusirnya dengan mendapatkan persetujuan sang kakek. Tapi jika ternyata benar orang yang menumpang di rumahnya itu adalah seorang maniak, Uruha hanya perlu menunggu sebuah bukti untuk ia melaporkannya pada sang kakek. Kamijo sangatlah menyayanginya, tentu ia tidak ingin di rumahnya tinggal seseorang yang membahayakan (kesucian) cucunya SATU-SATUNYA.

“Aoisama?”

“he?”, orang yang dipanggil Aoisama itu tersadar dari pikirannya. Ia mendadak berhenti di tengah perjalanan menuju kelasnya sepulang dari kantin, membuat kelima fangirls yang selalu mengikutinya bingung. Namun saat mereka menyadari kalau apa yang membuatnya berhenti adalah seseorang dengan kedua pengikutnya yang berjalan berlawanan arah di depan sana, mereka sedikit berbisik-bisik dengan girang. “ah maaf, ayo”, Aoi kembali melanjutkan perjalanannya sampai berpapasan dengan Uruha dan kedua pengikutnya.

“ekhm! Ekhm!”, kelima cewek yang mengikuti Aoi mendadak berdehem-dehem membuat Aoi mengernyitkan dahinya. “Aoisama kenapa tidak menyapaUruha?”, tanya mereka jail.

“apa? haha kenapa?”

“hihihihi….”

Aoi mengabaikan kikik-an kelima cewek di belakangnya. Dia sedikit risih sebenarnya di ikuti kemanapun dia pergi. Tapi itu demi popularitasnya, fans haruslah diperlakukan dengan baik. Berbeda dengan Uruha yang sikapnya acuh tak acuh pada orang-orang yang mengaku sebagai fansnya, Aoi sangatlah respect. Dia selalu memberikan perlakuan terbaiknya pada mereka. Aoi adalah maniak popularitas. Bahkan sekarangpun ia masih tak puas dengan ketenarannya sebagai pangeran sekolah BHS nomor 2. Ia selalu merutuk kenapa Uruha yang bahkan tidak pernah memperlakukan fansnya dengan baik itu menduduki posisi nomor 1 dengan fans yang hampir dua kali lipat lebih banyak dari miliknya. Aoi tidak rela!!! Karena itu ia berusaha untuk merebut fans Uruha dan mengambil alih posisinya. Dan sepertinya dengan keramah tamahannya pada para fans lumayan membuat fansnya bertambah setiap hari. Untuk melihat persentase fans, bisa dilihat di website Saga wkwkwk (iklan), bukan hanya dari sekolah BHS saja , Tapi banyak juga fans-fans dari sekolah lain bahkan dari luar kota. “menurut kalian, aku dan orang tadi cantik siapa?”, tanya Aoi tiba-tiba.

“eh….. te-tentu saja Aoisama!”

“iya! Aoisama itu sekushi, hot dan gentleman”

“Aoisama adalah yang terkeren diantara semua laki-laki”

Aoi melebarkan bibirnya puas dengan jawaban cewek-cewek itu meski jawaban mereka agak sedikit menyimpang dari pertanyaan. tentu saja mereka pasti mengunggulkannya karena mereka fansnya ==”


ナチュラルセンス  (◕‿◕✿)

Ruki mondar-mandir di kamarnya.

Pukul 10 malam.

“kau bilang dia tidur pake boxer kan? Kenapa tidak ambil saja fotonya saat dia sedang tidur”

Enteng sekali si Saga itu mengatakannya. Itu artinya dia harus kembali melakukan kejahatan yang sama seperti beberapa hari yang lalu masuk ke kamar Uruha? TIDAK MAU!!!!!!!
Ruki jambak-jambak rambutnya sendiri frustasi sambil berguling-guling kesana kemari di atas ranjangnya. Lagipula Ruki tak mengerti, apanya yang bagus dari paha si Uruha itu sampai ada orang yang menginginkan fotonya segala? Atau para fansnya itu saja yang sinting? Grr~~

“eh?”, tiba-tiba sebuah ide nyerempet di otak mini-nya. Dan senyumnya terkembang mencurigakan.


TBC  (◕‿◕✿)

Apa-apaan ini? wkwwkk~~~

No comments:

Post a Comment