Search + histats

Tuesday 27 November 2012

Natural Sense ★5



Author : Rukira Matsunori
Rated : T (kembali)
Genre : AU/ gajeromance/ BL
Fandom(s) : the GazettE, alicenine dkk
Pairing(s) : Uruha x Ruki? Ruki x Uruha?
Chapter(s) : 5
Warning : Jangan anggap serius FIC ANEH ini!!! DON’T LIKE DON’T READ!!
Length : 15 pages (4.191 words)
Note : tidak ada.



Chap 5 : ~Shy~

Natural Sense ~♪
ナチュラルセンス

“huatchim!!”, Ruki menggesek-gesek hidungnya yang mendadak sedikit gatal sambil menyimpan sepatunya di loker. Cuaca pagi ini terasa kurang bersahabat bagi makhluk minis itu, ah tapi mungkin buat semua orang juga, terlihat dari banyaknya siswa-siswi yang memakai mantel dan sweater lalu lalang di belakang punggung Ruki, termasuk Ruki sendiri yang memakai sweater abu-abu mudanya yang tampak sedikit kedodoran, “huatchim..!!”. pagi ini ia kambali berusaha untuk tidak bertatap muka dengan Uruha, selain karena kejadian tempel bibir itu ditambah lagi dengan mimpi ‘menyeramkan’ tadi malam. Ruki semakin tak punya muka harus bertemu dengan Uruha.

“ohayou~”

“eh, oha—“, Ruki mencoba menolehkan wajahnya kearah seseorang yang menyapanya pagi ini. namun ia sedikit merasa aneh saat apa yang dilihatnya adalah lima orang anak perempuan cantik yang menyapanya yang bahkan tak pernah Ruki lihat sebelumnya, meski Ruki belum terlalu hafal wajah teman-teman perempuan di kelasnya tapi ia yakin mereka yang ada di hadapannya bukanlah teman sekelasnya.

“kau Matsumoto Takanori dari kelas 2-3?”

“etto~ iya…”, jawab Ruki ragu, kelima anak perempuan itu sedikit menunjukan wajah terkejutnya. “ada apa?”, Tanya Ruki heran.

“kau punya hubungan KHUSUS dengan Uru-sama?”, Tanya salah seorang dari mereka.

“ha?? hubungan apa?”, Ruki sedikit terkejut dengan pertanyaan salah seorang perempuan itu. apa mereka tahu kalau dirinya penumpang(?) di rumah keluarga Yuuji? Tapi darimana mereka tahu?

“jangan pura-pura bodoh! Kau ingin menyaingi Aoi-sama?! Tidak mungkin bisa!! Uru-sama itu milik Aoi-sama!! Ingat itu!!”, seorang anak perempuan lain terdengar mengeluarkan sedikit ancaman, membuat Ruki jadi tidak mengerti, apa-apaan ini? jadi itu bukan tentang dirinya yang menumpang di rumah kakek Uruha? Fiuh~ Ruki sedikit lega.

“siapa milik siapa?”, Tanya Ruki mencoba untuk memperjelas apa yang didengarnya tadi. Seingat Ruki yang mereka sebut dengan Aoi-sama itu mungkin salah satu dari ke-3 pangeran di sekolah yang pernah Saga jelaskan padanya, bukan?

“kau sungguh tidak menyenangkan ya Matsumoto-kun, Uru-sama itu milik Aoi-sama!”, tegas perempuan itu sekali lagi.

“ap—hmmbwahahahah…!!”, anak-anak perempuan itu mengernyitkan dahinya melihat Ruki tertawa, “mereka berdua laki-laki apanya yang milik? Wkwkwk”, tawa Ruki mendadak berhenti, “lalu apa hubungannya denganku?”, Tanya Ruki sambil menunjuk dirinya sendiri.

“isshh…kau menyebalkan Matsumoto-kun!”

“pokoknya jangan berani dekat-dekat Uru-sama! Atau kami AoiHa FC akan membuat perhitungan denganmu! Huh… ayo pergi minna!”, kelima perempuan itu membalik tubuh mereka bersamaan dengan mengibaskan rambut panjangnya hingga mengenai wajah Ruki dan melenggang pergi meninggalkan makhluk minis itu.

“AoiHa FC?”, satu lagi keanehan yang Ruki temukan di sekolah ini.



ナチュラルセンス  (◕‿◕✿)


Ruki mematung dengan wajah pucat agak terangkat melihat sebuah potret di paling atas madding yang dimana di sana sudah berkerumun siswa-siswi yang juga tengah meributkannya. Sebuah foto yang dimana disana Ruki ikut terlibat sebagai model? Bersama seseorang, dan sepertinya itu jadi berita paling panas pagi ini. Ah! Itu jelas foto kejadian saat Ruki hampir terjatuh dari tangga karena didorong Saga dan menubruk Uruha. mana judul di atasnya tertulis “CALON PASANGAN YAOI TERPANAS : Yuuji Kouyou (Uruha) Matsumoto Takanori (Ruki)”.

SAGAAAAAAAAAA????!!!!!

Ruki segera melangkahkan kakinya meninggalkan kerumunan orang-orang di depan madding itu sambil memakai hoodie sweaternya agak tertunduk. entah kenapa setelah melihat foto itu Ruki merasa jadi buronan di sekolahnya sekarang, Meski wajahnya tidak terlihat karena angle foto itu diambil dari atas tapi namanya terpampang dengan jelas di sana, itu benar-benar memalukan!!!

SAGA!!!!!

Ruki harus membuat perhitungan dengan orang itu! apa maksudnya ini? setelah membuatnya banting tulang mendapatkan foto-foto Uruha bahkan sekarang ia tengah berusaha mendapatkan foto paha Uruha dan karena itu pula ia mendapatkan mimpi menyeramkan seperti tadi malam. Dan sekarang foto nista itu tetap ia sebarkan juga berikut fitnahnya yang lebih kejam daripada pembunuhan! Ruki benar-benar tidak bisa memaafkannya.

DUK!

“ah..”, Ruki sedikit mengangkat wajahnya untuk melihat siapa yang ia tabrak. “sumi—KAU!!!”, wajah Ruki berubah ganas melihat orang yang ia tabrak adalah Saga.

“AH!! MATSUMOTO TAKANORI…” Saga sengaja mengeraskan suaranya saat menyebut nama Ruki, membuat orang yang sedang berkerumun di depan madding tidak jauh dari tempat mereka, serempak menolehkan wajahnya ke arah Ruki. membuat makhluk minis itu kelimpungan. “selamat pagi…”, sapa Saga tersenyum.

“apa yang kau lakukan…?!!”, Ruki menarik kerah seragam Saga kesal. Namun , belum sempat rasa marah Ruki termuntahkan pada Saga, orang-orang yang berkerumun di depan madding itu tiba-tiba kini telah beralih mengerubungi mereka. “he?”, Ruki mati gaya.

“kau Matsumoto Takanori?”

“kau berani menyerang Uruha?”

“anak ‘kecil’ sepertimu?”

“punya nyawa berapa kau?”

“kau anak baru yang Uruha benci itu kan?”

“kau benar-benar mencium bibir kritingnya itu hyaaaaaaaa!!!”

“Tu-tunggu!! Itu….bukan begitu!! aku tidak sengajaaaa!!”, rasanya Ruki ingin menangis, ia kesusahan hanya untuk sekedar menjelaskan karena pertanyaan yang bertubi-tubi dari banyak mulut menyerangnya. Tubuh kecilnya juga di gunjing-gunjing banyak tangan.

“atas dasar apa kau berani ingin memonopoli Uruha kami!”

“berani juga kau bocah!”

“Uruha pasti menendangmu saat itu juga ya haha”

“URUSEEEEEE!!!!!!”

“…..”

“…..”

“…..”

Ruki menoleh pada Saga di sampingnya yang kelihatan merasa risih dengan keributan anak-anak itu. Suara Saga yang lantang menyuruh mereka diam sukses membuat pertanyaan-pertanyaan dan gunjingan tangan mereka berhenti pada Ruki. Ruki sedikit menghela nafas lega, kali ini Saga cukup menolongnya.

Saga memangku kedua tangannya di dada, “anak ini menyatakan perasaannya pada Uruha saat itu….”

JDER!!!!

Ruki langsung menjambak-jambak rambut hazel Saga. menyesal sekali telah merasa dia sedikit menolongnya.  Saga mendorong wajah Ruki menjauhkannya darinya, “dan Uruha belum menjawab perasaannya sampai sekarang…”, ujar Saga dengan mimik wajah serius.

Semua anak-anak yang berkerumun itu jadi saling menoleh, berbisik-bisik dan kembali ribut.

“brengsek! Belum puas kau memfitnahku hah!?”, Ruki menggamit kerah seragam Saga. Saga hanya tersenyum innocent menanggapi perkataan Ruki.

“apa itu artinya Uruha sedang mempertimbangkan perasaannya?”, tiba-tiba salah seorang dari kerumunan itu melemparkan pertanyaan yang Ruki tak mengerti.

“bisa jadi. Tapi itu tidak mungkin! Seharusnya dia langsung menolak dan menghabisinya kan?”

“tapi anak ini baik-baik saja”

Semua mata serempak kembali menatap Ruki, tidak ada bekas pukulan memar atau apapun di wajah Ruki.

“tunggu! Kalian jangan percaya kata-kata—hmbp!!”, Saga segera membekap mulut Ruki.

“sepertinya begitu, kita lihat saja nanti”, ucap Saga tersenyum. Lalu segera menyeret Ruki yang sudah mengamuk, ia bekap mulutnya untuk keluar dari kerumunan orang-orang yang tampak shock mendengar kenyataan tentang Uruha yang tak mereka duga (bualan Saga). dan beberapa saat kemudian bel masuk-pun berbunyi.


ナチュラルセンス  (◕‿◕✿)
Jam istirahat….

“minggir! Minggir! Minggirrr!”, kedua orang pengikut Uruha menyingkir-nyingkirkan siswa siswi yang berkerumun di depan madding yang menghalangi tuan mereka untuk melihatnya. Mereka pun menyingkir saat melihat Uruha sudah berdiri di belakang mereka dan mempersilahkan sang pangeran sekolah itu untuk menikmati waktunya melihat gossip dirinya sendiri dengan leluasa.

Wajah Uruha tetap terlihat tenang memperhatikan foto nista dirinya di dalam papan madding yang dilindungi kaca-kaca dan terkunci itu. setelah beberapa menit berdiri dalam diam dia segera beranjak meninggalkan tempat itu dengan segara di ikuti kedua pengikutnya. Dan saat itu semua siswa yang asal mulanya berkerumun pun kembali berkerumun setelah kepergian Uruha.

“siapa orang lancang yang berani menyebar gossip seperti itu?”

“benar-benar tidak tahu diri!”

“Club madding itu perlu sedikit peraturan mengenai informasi apa yang harus mereka sajikan!”

“kami akan mencari tahu siapa yang melakukannya Urusama!”

“tidak perlu!”, ujar Uruha singkat.

“he? Kenapa? Apa kau sudah tahu siapa orangnya?”

“yakinkan saja foto itu sudah lenyap esok pagi!”, suruh Uruha pada kedua pengikut di belakangnya.

“ba-baik Urusama!!”

“ck! aku yakin kau yang melakukannya benalu!”, gumam Uruha pelan dengan nada yang sangat jengkel. “jadi kau ingin melawanku dengan cara mempermalukanku seperti ini bocah? Tidak akan kubiarkan kau bertindak lebih jauh mengganggu ketenanganku!”


ナチュラルセンス  (◕‿◕✿)

BRAK!

Akhirnya tiba saat kelas kosong dan hanya menyisakan Ruki dan Saga di dalamnya. Ruki sudah menunggu-nunggu itu sejak tadi, tangan dan mulutnya benar-benar gatal ingin mengamuk pada Saga yang padahal hanya duduk dengan jarak beberapa senti di sampingnya.

“kenapa kau menyebarkan foto itu hah? bukankah aku sudah melakukan semua perintah konyolmu dan bahkan sekarang aku berusaha mendapatkan foto paha paha paha yang selalu kau minta itu!!”, Ruki mengeluarkan unek-uneknya semenjak tadi.

Saga hanya melirik sedikit lalu menyandarkan punggungnya di sandaran bangku, “bukan aku yang menyebarkannya, kau lihat kan? Club madding yang memasangnya di sana”, ucap Saga enteng.

“bagaimana mereka bisa memiliki foto itu kalau bukan darimu!”

Saga memain-mainkan balpoin di mejanya, “Mereka hanya mengatakan kalau club mereka hampir bangkrut dan bubar karena info-info mereka tidak bermutu dan kurang diminati siswa-siswi di sini. aku ikut prihatin, saat aku memperlihatkan foto itu pada mereka, mereka langsung bersedia membayarku dengan harga tinggi bahkan lebih tinggi dari harga si CoolMan membayarku untuk paha Uruha”, Saga menolehkan wajahnya pada Ruki dan tersenyum. “yang penting bukan aku yang menyebarkannya kan? Salahkan saja mereka!”

“prihatin hidungmu!! Kau memang sengaja menawarkannya pada mereka kan? Semua karena uang!!! Tahu begitu sejak awal aku tak melakukan semua perintah konyolmu kalau akhirnya kau sebarkan juga!!!!”, Amuk Ruki.

“yang penting dengan begitu berarti kau tak perlu lagi mendapatkan foto paha Uruha, aku membebaskanmu. Lagipula sebenarnya si CoolMan tidak menuntut apapun, sejak awal dia memang iseng meminta itu”, Saga menjulurkan lidahnya.

“KAU!!!!”

Sreg!!

Ruki dan Saga menoleh ke arah pintu kelas yang tiba-tiba terbuka. Ruki melihat empat orang yang belum pernah dia lihat sebelumnya memasuki kelas dan menyapa Saga. “akhirnya datang juga kalian…”, ujar Saga sambil mengangkat satu tangannya. Ruki hanya bengong.

“oh kau Ruki-sama!”, seseorang berkaca mata salah seorang dari mereka menunjuk Ruki.

“he?”

Orang itu buru-buru menghampiri Ruki lalu menggenggam kedua tangan Ruki. “Ruki-sama! Bergabunglah bersama kami!!”, pintanya berkobar-kobar. Ruki hanya terbengong-bengong.

“mereka adalah sisa-sisa dari anggota klub madding yang hampir bangkrut itu”, Saga menjawab pertanyaan di otak Ruki.

“namaku Uke Yutaka dari kelas 3-5, kau bisa memanggilku Kai, aku ketua club”, Orang itu membenarkan kaca matanya lalu tersenyum menampilkan lesung pipitnya pada dunia, “yoroshiku onegaishimasu Ruki-sama”

“aku Ogata Hiroto, dari kelas 2-6, yo!”, orang di belakang Kai mengangkat sebelah tangannya. Entah kenapa melihat orang itu mata Ruki berbinar-binar karena hanya dia yang terlihat tidak terlalu memusuhinya soal tinggi badan.

“Kazuki desu! Dari kelas 2-5, Yoroshiku!!”, satu orang di sebelah Hiroto memperkenalkan dirinya dengan riang.

“Shin desu, dari kelas 2-5, yoroshiku onegaishimasu”, Ruki sedikit mengerutkan dahinya tidak terlalu mendengar apa yang diucapkan orang terakhir diantara ke-4 orang itu. dia mengucapkannya dengan suara yang pelan sambil tertunduk dan aura di sekitarnya tampak suram. Namun Ruki tidak terlalu ambil pusing.

Kai kembali meraih tangan Ruki, “kami sangat berharap Ruki-sama mau bergabung bersama kami dan membangkitkan club kami yang sudah terpuruk ini”, Ucap Kai dengan mata yang berbinar-binar seperti memohon pada Ruki.

“he? Kenapa aku?”, tanya Ruki bingung.

“kau adalah ‘calon’ orang terkenal di sekolah ini karena itu dengan bergabungnya kau di club, akan ikut mengangkat nama club kami”, jawab Kai masih berbinar-binar.

Ha? Calon orang terkenal?
Ruki membatin.

“Saga bilang kau belum ikut club apapun di sekolah ini bukan? Karena itu bergabunglah bersama kami Ruki-sama”, Kazuki ikut memaksa.

“dia sudah mengatakannya tadi, dia bersedia bergabung bersama kalian”, ucap Saga santai dari bangkunya.

“be-benarkah?!”, Kai hampir menitikkan air mata.

“hah?! kapan aku mengatakan itu?!”, tanya Ruki emosi pada Saga.

“tidak apa-apa kan? Dengan tersebarnya foto itu anggap saja aku membebaskanmu. Kau bisa bebas bergabung dengan club mereka, tidak usah sungkan denganku”

“SIAPA YANG SUNGKAN DENGANMU?!!”, Ruki kelewat jengkel dengan tingkah Saga yang kelewat innocent, ia hendak menghampiri Saga ingin sekali mematahkan tulang hidungnya itu, namun Kai menahan tubuhnya.

“Ruki-sama terimalah tawaran (paksaan) kami!”, Kai membalik tubuh Ruki dan memegang kedua bahu ‘kecil’nya. “atau kami sebarkan kalau kau kumpul kebo dengan Uruha”, ucap Kai setengah berbisik dengan seringaian di bibirnya, menghapus image ramahnya tadi dan Ruki dibuat sadar mereka adalah golongan kaum Saga dan pasti sama saja liciknya dengan orang itu. “Saga sudah mengatakan semua tentangmu pada kami Ruki-sama, jadi sebaiknya tidak mencoba menolak”, Kai mengembalikan mimik wajahnya yang ramah.

SAGAAAAAAAAA!!!!!!

Ruki menoleh pada Saga yang tengah santai duduk di bangkunya. Saga melirik Ruki lalu menyeringai sadis membuat Ruki naik darah, namun apalah yang bisa dilakukan makhluk tak berdaya sekecil Ruki, apalagi sekarang Saga membawa antek-anteknya berkedok-an club madding itu yang terlihat sama bejadnya. Ruki hanya bisa menerima saja diperlakukan semena-mena walau ia sesungguhnya tak rela lahir batin. Benar! dengan tersebarnya foto itu berarti Ruki terbebas dari perintah-perintah konyol Saga namun sekarang ia beralih ke kelompok yang menyebut dirinya sebagai klub madding. Kelompok yang telah menyebarkan fitnah tentangnya dan menutup jalannya mendapatkan pacar.
Ruki menduduk-an dirinya di bangku di belakangnya lesu, kenapa hidupnya begini menderita? Apa karena tubuhnya kecil? Hingga orang-orang memandang rendah padanya? Apa ukuran tubuhnya memang mengundang untuk dinistai orang?

“Ruki-sama? Kau baik-baik saja?”, tanya Kai.

“aku….selama aku hidup di dunia ini, aku tidak pernah punya pacar”, Ruki menundukkan wajahnya, “dan sekarang kalian telah memfitnahku homo! Seumur hidup tidak akan ada perempuan yang mau padaku!!!”, Ruki memegangi kepalanya frustasi hampir menangis.

“apa yang kau katakan Ruki-sama? Bukankah kau dan Uruha memang saling jatuh cinta?”

“he?!”, Ruki mengangkat wajahnya menatap Kai sinis.

“berawal dari rasa benci! Saling bermusuhan! Kemudian tumbuh benih-benih cinta diantara kalian namun kalian malu untuk saling mengungkapkan, benarkan?”

“cerita darimana itu?”, Ruki sweatdrop. Kai menunjuk Saga dan Ruki jedot-in kepalanya ke permukaan meja.

“jujur saja pada kami Ruki-sama, kami bukanlah fanboys Uruha jadi kami tidak akan memusuhimu”

“benar, kami malah akan melindungimu dari serangan-serangan mereka”, Kazuki mengucapkannya dengan bangga.

“serangan?”, tanya Ruki setangah sadar sambil meletakkan kepalanya di atas meja, lesu.

“benar, serangan! Yang terlibat denganmu itu Uruha! Selain kau akan terkenal, kau juga harus siap menanggung resiko siap diserang dan dihajar para fanboys dan fangirlsnya”

Wajah Ruki memucat.

Saga tersenyum beranjak dari bangkunya menghampiri bangku dimana Ruki terkulai lemah seperti mati. Ia mengusap kepala Ruki masih dengan senyuman di wajahnya, “kurasa tidak begitu, jika benar kau mempunyai hubungan dengan Uruha justru mereka akan lebih menghormatimu karena berarti kau orang yang berharga untuk idola mereka. Namun sebaliknya, jika mereka tahu kau hanya mengaku-ngaku, maka habislah kau”, Saga kembali menjulurkan lidahnya.

Ruki pingsan.


ナチュラルセンス  (◕‿◕✿)

“Aoisama!! Jangan biarkan anak itu merebut Urusama darimu! Kau harus memberikan peringatan langsung padanya”

“benar! aku lihat anak itu kecil dan lemah, satu kali gertakan darimu dia pasti pingsan”

“nyalinya besar juga mau merebut Urusama dari Aoisama”

“dia tidak tahu kekuatan cinta Aoisama dan Urusama tidak bisa terpisahkan!”

Aoi hanya melebarkan bibirnya sesekali menanggapi kicauan perempuan-perempuan di samping kanan di kirinya. Dia benar-benar tidak bisa menikmati makan siangnya di kantin dengan kicauan-kicauan burung beo di sekelilingnya seperti itu. Lagipula Aoi tidak terlalu mengerti dan perduli dengan apa yang mereka ributkan. Setahu Aoi mereka menyebut diri mereka sebagai AoiHa FC, para fujoshi yang seenaknya mem-pair-kan dirinya dengan Uruha. Tapi bahkan dirinya dan Uruha sendiri tidak merasa akur satu sama lain apalagi menjadi pasangan (sebenarnya Aoi saja yang selalu menganggap Uruha musuh karena Uruha lebih tenar darinya, sementara Uruha sendiri tidak perduli).

“Aoisama…apa kau akan diam saja?”

“he? Entahlah Haha…”, Aoi kembali melahap makan sianganya memaksa tertawa.

“apa sebegitu mudahnya kau akan menyerahkan Urusama pada anak baru itu? sedangkal itukah cintamu ada Urusama?”

“kau mengecewakan kami Aoisama hhu”

Perempuan-perempuan itu acting menangis di depan Aoi membuat Aoi merasa sedikit bersalah. Aoi paling ANTI dengan yang namanya mengecewakan fans. Fans adalah segalanya baginya. Kalau ia ingin lebih terkenal ==”

“aa…iya, aku akan melakukan sesuatu, kalian tenang saja ya!”, ucap Aoi agak ragu dengan kata-katanya.

“HONTOU?!!!!”, mata perempuan-perempuan itu berbinar-binar. “Aoisama akan memberinya peringatan? Mengatakan padanya kalau Urusama adalah MILIKMU SEORANG?!!”, desak mereka bersamaan menatap mata Aoi dengan begitu tajam. Aura fujoshinya benar-benar memancar kuat dari tatapan mereka membuat Aoi tidak bisa menolak untuk mengangguk. Rasanya seperti digencet aura yang meluap-luap. “hyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!! Aoi love Uruha Forever!!! Yeayyyy!!!”

Aoi hanya menghela nafas sedikit mendengus setelah lepas dari desakan mereka dan bisa bernafas dengan lega.
Para Fujoshi itu benar-benar menakutkan.


ナチュラルセンス  (◕‿◕✿)

Reita memain-mainkan bola basket di tangannya, memutar-mutar dengan satu tangannya yang lain sambil berjalan-jalan di koridor. Sesekali mengedipi cewek-cewek adik kelasnya yang masih imut-imut yang berpapasan dengannya membuat mereka kegirangan. Tiba-tiba ia berhenti melihat kerumunan di depan madding. Reita melanjutkan perjalanannya dengan langkah yang lebih pelan saat melewati kerumunan itu dan sedikit menengok berita apa yang membuat mereka-mereka sampai berkerumun begitu. dan kemudian Reita memutuskan untuk menghentikan langkahnya melihat tulisan besar nama teman baiknya terpampang di sana.

CALON PASANGAN YAOI TERPANAS : Yuuji Kouyou (Uruha) Matsumoto Takanori (Ruki)

Dan Reita melihat foto yang berada di bawah tulisan itu.

“…..”

Beberapa saat kemudian bibir laki-laki bernoseband itu terkembang samar. Kemudian ia kembali memain-mainkan bola basket di tangannya dan melanjutkan perjalanannya. “menarik…”, gumamnya pelan sambil terus memutar-mutar bola basket di tangannya.


ナチュラルセンス  (◕‿◕✿)

Saga memain-mainkan kunci motor di tangannya, bersiul-siul di sepanjang koridor yang tampak mulai sepi menuju ruang loker, kadang seringaian tergambar di wajahnya setiap ia mengingat Ruki—mainannya—. Saga memang selalu sengaja pulang telat, kadang memainkan notebooknya, atau bahkan tidur, membaca manga dan kegiatan tak penting lainnya ia habiskan sampai sore di kelas yang sepi. Saga Melihat ke arah langit yang berwarna abu-abu gelap seperti sebentar lagi hujan akan segera turun, ia sedikit mengusap-usap lengan bagian atasnya merasakan angin dingin berhembus menyapa tubuhnya. Tiba-tiba mata kecoklatannya menangkap dua sosok yang berjalan berlawanan arah dengannya di kejauhan sana. Saga sedikit mendengus memalingkan wajahnya berusaha tak berpandangan dengan kedua sosok itu yang semakin lama sosoknya semakin mendekat dan terlihat jelas.

Kedua orang itu tampak sedang asik membicarakan sesuatu hingga tak menyadari ada orang yang berjalan berlawanan arah di depan mereka. Saga mengenal kedua orang itu, Amano Shinji dan Kohara Kazamasa yang lebih sering di panggil Shou, mereka memang selalu tampak berdampingan karena posisi mereka sebagai ketua osis dan wakilnya.

Saga memain-mainkan kunci motornya masih memalingkan wajahnya berlawanan dengan posisi kedua orang itu yang berpapasan dengannya.

Dan mereka berlalu…

Shou sang wakil ketua osis kemudian menoleh ke arah Saga yang sudah berjalan jauh di belakang mereka. “anak itu…”, gumamnya.

“kenapa dengan anak itu?”, tanya sang ketua.

“sepertinya dia sering pulang jam segini padahal tidak mengikuti ekskul apapun”

Amano tertawa kecil, “kau memperhatikannya?”

“ahaha bukan, aku hanya kebetulan sering melihatnya. Lagipula aku tidak pernah lupa…. aku ingat, dia anak yang paling susah diatur saat masa orientasi”

Tora tersenyum dengan perkataan wakilnya. “dan aku adalah senpai yang paling dia benci”

“benar! sepertinya dia selalu dengan terang-terangan menunjukan itu dan—“, Shou tiba-tiba menggantung kata-katanya melirik wajah ketua osisnya. “jika ada orang yang paling tidak bisa melupakan kenakalannya, itu pasti kau kan?”

Amano hanya tersenyum tipis atas perkataan wakilnya, “aku memang tidak pernah melupakannya”


ナチュラルセンス  (◕‿◕✿)

Ruki menghirup aroma susu coklat hangat yang baru diantarkan seorang maid ke kamarnya. Wajahnya mendadak berseri-seri dan kemudian ia segera menyeruputnya, merasakan susu coklat hangat itu mengaliri tenggorokannya dan tubuhnya menjadi terasa lebih hangat sehabis mengguyur tubuhnya dengan air (mandi). Hidangan yang cocok untuk cuaca dingin seperti ini. sejenak Ruki melupakan penderitaan tertindasnya ia di sekolah dan tekanan batinnya di rumah besar ini. “aahh~”

BRAK!

“Proooopppttt!!!”, semua susu coklat di mulut Ruki nyemprot keluar melihat pintu kamarnya dibuka dengan paksa dan yang melakukan itu adalah Uruha. “he? Uru….”, Ruki terkejut.

Makhluk mini itu langsung memasang kuda-kuda untuk bertarung saat Uruha menerobos(?) pintu kamarnya tanpa seizinnya. Ruki lalu menghampiri Uruha takut-takut membuat Uruha memicingkan kedua matanya. Tiba-tiba Ruki mencubit pipi laki-laki jangkung itu dan menamparnya, “HEH!! Bego apa yang kau lakukan??!!”, protes Uruha.

Tanpa menggubris protes-an Uruha, Ruki membelakangi makhluk jangkung itu sambil memegangi kedua pipinya syok. “bukan mimpi?”, tanyanya pada diri sendiri.

Uruha mendorong kepala Ruki yang membelakanginya, “bicara apa kau pendek? Jangan mengalihkan perhatianku!!”,

Ruki mendengus mengusap-usap belakang kepalanya, “untuk apa kau datang ke kamarku?”

“cih! Kamarmu? Ini rumahku! Kau hanya menumpang di sini!!”

Ruki kembali memegang kedua pipinya terkejut, dialognya ‘hampir’ sama percis seperti dalam mimpinya, apa ini tanda-tanda mimpinya itu akan menjadi kenyataan? Ruki belum siap(=_=?), “Tunggu Uruha, kau tidak sedang merencanakan sesuatu kan?”, Ruki memicingkan kedua matanya curiga.

“hah?”, Uruha mengerutkan dahinya, segera menekan kedua pipi Ruki dengan ibu jari dan telunjuk dengan satu tangannya, “apa yang kau bicarakan heh? Katakan apa maksudmu mengambil gambar kejadian sialan itu dan menyebarkannya pada semua orang?! KAU CARI MATI?!!!”, bentak Uruha.

Gambar kejadian sialan?

Ruki teringat dan segera menepis tangan Uruha yang menekan kedua pipinya, “jangan ingatkan aku akan hal itu!!! darahku mengalir terbalik jika teringat itu!!!!”, Ruki memegangi kepala dengan kedua tangannya frustasi.

“apa kau bilang?! Seharusnya aku yang bicara begitu!!”, bentak Uruha jengkel, “kau berencana mempermalukanku di depan semua orang dengan cara kotor begitu, rendah sekali cara perlawananmu heh!”, Uruha menarik sweater Ruki dan menggamitnya, menatap makhluk minis itu dengan pandangan galak.

“bukan begitu!”, Ruki berusaha membela diri, “aku tidak—“, tiba-tiba Ruki menggantung kata-katanya merasakan wajah Uruha seperti di zoom di depan matanya, begitu dekat.

Mata…

Hidung…

Bi..bi..BIBIR!!!

BLUSH!!!

Uruha mengernyitkan dahinya tiba-tiba Ruki kembali membelakanginya sambil memegangi kedua pipinya lagi(=_=).

Tidak bisa! Kenapa? Ruki tidak bisa berhadapan dengan Uruha jika jaraknya sedekat itu!

“Oi !!”, Uruha beralih ke posisi kemana Ruki menghadap, “apa?! ‘kau tidak’ apa?! Tidak bisa membela diri heh?! ”

Ruki masih asik dalam dunianya sendiri, merasa sedikit terkejut dengan kenyataan tentang sesuatu aneh yang bereaksi dalam tubuhnya ketika berhadapan dengan Uruha sedekat itu. entah kenapa ekspresi wajah Uruha dalam mimpinya melintas dalam otak ‘kecil’nya saat ia melihat wajah Uruha. Itu membuat wajahnya sendiri memanas.

“Tidak mungkin! Tidak mungkin! Tidak mungkin! Tidak mungkin! Tidak mungkin! Tidak mungkin! Tidak mungkin! Tidak mungkin! Tidak mungkin! Tidak mungkin! Tidak mungkin!”, Ruki komat-kamit memejamkan matanya sambil memegangi kepalanya.

“HOI !!!!!!”, teriak Uruha merasa diacuhkan.

“eh?”, Ruki membuka matanya, lalu beralih menatap mata Uruha dengan tajam untuk meyakinkan kalau yang terjadi pada dirinya tadi Cuma kesalahan tekhnis.

Itu tidak mungkin! Tatap matanya! Kau bisa Matsumoto Takanori !  jangan menghindar ! jangan ! jangan ! bertahanlah ! bertahanlah! Kau bisa! Kau bisa! kau bisaaaaaaaaa!!

Uruha dibuat mengernyitkan dahi untuk kedua kalinya dengan sikap aneh makhluk mini di hadapannya. Ruki kembali membelakanginya sambil menutupi wajahnya yang entah kenapa selalu mendadak panas setiap bertatap muka dengan Uruha. Dia tidak bisa mengalahkannya! Apalagi bertatapan mata dengannya. Ruki baru menyadari Uruha lawan yang terlalu ganténg untuknya.

TIDAK MUNGKIN!!!

Ruki melebarkan matanya memegangi kepala dengan kedua tangannya tampak stress.

Uruha membalik tubuh Ruki dengan satu tangannya kasar, “HEH!! Apa-apaan kau! jangan mengulur-ulur waktuku dengan tingkah sintingmu! Dengar! Kau benar-benar membuatku muak! Sudah cukup kau mengganggu ketenangan hidupku! cepatlah pergi dari rumah ini kalau kau masih ingin hidup!!”, Uruha mendorong-dorong jidat Ruki dengan satu telunjuknya.


“he? Tapi foto itu bukan ulahku!!!”, Ruki membela diri mengangkat wajahnya namun saat itu juga ia kembali menundukan wajahnya karena tak mau melihat wajah Uruha.

“lantas siapa hah? Cuma kau yang berani lancang menantangku bukan?”, Uruha mendorong-dorong bahu Ruki hingga makhluk minis itu melangkah mundur.

“itu….itu..”, Ruki gelagapan.

“tidak bisa menjawab?”, Uruha mengikuti Ruki yang berjalan mundur, terus mendorong dorong bahu Ruki yang tetap menundukan wajahnya. “di belakangku kau berusaha melawanku tapi berhadapan seperti ini kau tidak lebih hanya seorang bocah pendek pengecut yang bahkan tidak berani hanya sekedar menatap mataku langsung!“.

Cleb!

Ruki mengangkat wajahnya melotot pada Uruha. “apa kau bilang? Bocah PENDEK PENGECUT? Siapa yang kau bilang bocah PENDEK  PENGECUT?!”

“Kau!”, Uruha menunjuk-nunjuk jidat Ruki. “BO-CAH PEN-DEK PE-NGE-CUT!”, Uruha menyeringai.

Ruki naik darah.

“kau LEKOOOOOOONG!!!”, Ruki meneriaki Uruha dengan suara growl-annya, membulatkan bibirnya mengucapkan kata ‘lekong’ tepat di depan wajah Uruha membuat mata Uruha membulat sempurna.

“BRENGSEEKKKKKK!!!!”, Uruha mengangkat kepalan tangannya hendak mengayunkannya ke wajah Ruki namun tiba-tiba kilatan cahaya di luar jendela sana menyita perhatiannya. Wajah Uruha mendadak pucat. “sial!”, rutuknya pelan. Uruha tiba-tiba berlari dengan terburu-buru, tunggang langgang keluar kamar Ruki sambil menutupi telinga dengan kedua tangannya.

Ruki melongo

Beberapa saat kemudian Ruki mendengar suara petir menggelegar di luar sana.

Apa maksudnya? Apa Uruha lari untuk menghindari suara petir?
Dia takut suara petir? Si Uruha yang sok itu takut suara petir?
Pertanyaan-pertanyaan itu tiba-tiba saja muncul di benak Ruki.

“hmm…”, Ruki mengangguk-anggukan kepalanya menyeringai kecil, rasa penasaran langsung meliputi dirinya untuk mencari tahu kebenarannya.


TBC  (◕‿◕✿)

No comments:

Post a Comment