Author : Rukira Matsunori
Rated : T (kembali)
Genre : AU/ gajeromance/ BL
Fandom(s) : the GazettE, alicenine dkk
Pairing(s) : Uruha x Ruki? Ruki x Uruha?
Chapter(s) : 5
Warning : Jangan anggap serius FIC ANEH ini!!! DON’T LIKE DON’T READ!!
Length : 15 pages (4.191 words)
Note : tidak ada.
Chap 5 : ☆~Shy~☆
Natural Sense ★~♪
☆ナチュラルセンス☆
“huatchim!!”, Ruki menggesek-gesek hidungnya yang mendadak sedikit
gatal sambil menyimpan sepatunya di loker. Cuaca pagi ini terasa kurang
bersahabat bagi makhluk minis itu, ah tapi mungkin buat semua orang juga,
terlihat dari banyaknya siswa-siswi yang memakai mantel dan sweater lalu lalang
di belakang punggung Ruki, termasuk Ruki sendiri yang memakai sweater abu-abu
mudanya yang tampak sedikit kedodoran, “huatchim..!!”. pagi ini ia kambali
berusaha untuk tidak bertatap muka dengan Uruha, selain karena kejadian tempel
bibir itu ditambah lagi dengan mimpi ‘menyeramkan’ tadi malam. Ruki semakin tak
punya muka harus bertemu dengan Uruha.
“ohayou~”
“eh, oha—“, Ruki mencoba menolehkan wajahnya kearah seseorang yang
menyapanya pagi ini. namun ia sedikit merasa aneh saat apa yang dilihatnya
adalah lima orang anak perempuan cantik yang menyapanya yang bahkan tak pernah
Ruki lihat sebelumnya, meski Ruki belum terlalu hafal wajah teman-teman
perempuan di kelasnya tapi ia yakin mereka yang ada di hadapannya bukanlah
teman sekelasnya.
“kau Matsumoto Takanori dari kelas 2-3?”
“etto~ iya…”, jawab Ruki ragu, kelima anak perempuan itu sedikit
menunjukan wajah terkejutnya. “ada apa?”, Tanya Ruki heran.
“kau punya hubungan KHUSUS dengan Uru-sama?”, Tanya salah seorang
dari mereka.
“ha?? hubungan apa?”, Ruki sedikit terkejut dengan pertanyaan salah
seorang perempuan itu. apa mereka tahu kalau dirinya penumpang(?) di rumah
keluarga Yuuji? Tapi darimana mereka tahu?
“jangan pura-pura bodoh! Kau ingin menyaingi Aoi-sama?! Tidak
mungkin bisa!! Uru-sama itu milik Aoi-sama!! Ingat itu!!”, seorang anak
perempuan lain terdengar mengeluarkan sedikit ancaman, membuat Ruki jadi tidak
mengerti, apa-apaan ini? jadi itu bukan tentang dirinya yang menumpang di rumah
kakek Uruha? Fiuh~ Ruki sedikit lega.
“siapa milik siapa?”, Tanya Ruki mencoba untuk memperjelas apa yang
didengarnya tadi. Seingat Ruki yang mereka sebut dengan Aoi-sama itu mungkin
salah satu dari ke-3 pangeran di sekolah yang pernah Saga jelaskan padanya,
bukan?
“kau sungguh tidak menyenangkan ya Matsumoto-kun, Uru-sama itu
milik Aoi-sama!”, tegas perempuan itu sekali lagi.
“ap—hmmbwahahahah…!!”, anak-anak perempuan itu mengernyitkan
dahinya melihat Ruki tertawa, “mereka berdua laki-laki apanya yang milik?
Wkwkwk”, tawa Ruki mendadak berhenti, “lalu apa hubungannya denganku?”, Tanya
Ruki sambil menunjuk dirinya sendiri.
“isshh…kau menyebalkan Matsumoto-kun!”
“pokoknya jangan berani dekat-dekat Uru-sama! Atau kami AoiHa FC
akan membuat perhitungan denganmu! Huh… ayo pergi minna!”, kelima perempuan itu
membalik tubuh mereka bersamaan dengan mengibaskan rambut panjangnya hingga
mengenai wajah Ruki dan melenggang pergi meninggalkan makhluk minis itu.
“AoiHa FC?”, satu lagi keanehan yang Ruki temukan di sekolah ini.
☆ナチュラルセンス☆
(◕‿◕✿)
Ruki mematung dengan wajah pucat agak terangkat melihat sebuah
potret di paling atas madding yang dimana di sana sudah berkerumun siswa-siswi
yang juga tengah meributkannya. Sebuah foto yang dimana disana Ruki ikut
terlibat sebagai model? Bersama seseorang, dan sepertinya itu jadi berita
paling panas pagi ini. Ah! Itu jelas foto kejadian saat Ruki hampir terjatuh
dari tangga karena didorong Saga dan menubruk Uruha. mana judul di atasnya
tertulis “CALON PASANGAN YAOI TERPANAS : Yuuji Kouyou (Uruha) ♥ Matsumoto
Takanori (Ruki)”.
SAGAAAAAAAAAA????!!!!!
Ruki segera melangkahkan kakinya meninggalkan kerumunan orang-orang
di depan madding itu sambil memakai hoodie sweaternya agak tertunduk. entah
kenapa setelah melihat foto itu Ruki merasa jadi buronan di sekolahnya
sekarang, Meski wajahnya tidak terlihat karena angle foto itu diambil dari atas
tapi namanya terpampang dengan jelas di sana, itu benar-benar memalukan!!!
SAGA!!!!!
Ruki harus membuat perhitungan dengan orang itu! apa maksudnya ini?
setelah membuatnya banting tulang mendapatkan foto-foto Uruha bahkan sekarang
ia tengah berusaha mendapatkan foto paha Uruha dan karena itu pula ia
mendapatkan mimpi menyeramkan seperti tadi malam. Dan sekarang foto nista itu tetap
ia sebarkan juga berikut fitnahnya yang lebih kejam daripada pembunuhan! Ruki
benar-benar tidak bisa memaafkannya.
DUK!
“ah..”, Ruki sedikit mengangkat wajahnya untuk melihat siapa yang
ia tabrak. “sumi—KAU!!!”, wajah Ruki berubah ganas melihat orang yang ia tabrak
adalah Saga.
“AH!! MATSUMOTO TAKANORI…” Saga sengaja mengeraskan suaranya saat
menyebut nama Ruki, membuat orang yang sedang berkerumun di depan madding tidak
jauh dari tempat mereka, serempak menolehkan wajahnya ke arah Ruki. membuat
makhluk minis itu kelimpungan. “selamat pagi…”, sapa Saga tersenyum.
“apa yang kau lakukan…?!!”, Ruki menarik kerah seragam Saga kesal.
Namun , belum sempat rasa marah Ruki termuntahkan pada Saga, orang-orang yang
berkerumun di depan madding itu tiba-tiba kini telah beralih mengerubungi mereka.
“he?”, Ruki mati gaya.
“kau Matsumoto Takanori?”
“kau berani menyerang Uruha?”
“anak ‘kecil’ sepertimu?”
“punya nyawa berapa kau?”
“kau anak baru yang Uruha benci itu kan?”
“kau benar-benar mencium bibir kritingnya itu hyaaaaaaaa!!!”
“Tu-tunggu!! Itu….bukan begitu!! aku tidak sengajaaaa!!”, rasanya
Ruki ingin menangis, ia kesusahan hanya untuk sekedar menjelaskan karena
pertanyaan yang bertubi-tubi dari banyak mulut menyerangnya. Tubuh kecilnya
juga di gunjing-gunjing banyak tangan.
“atas dasar apa kau berani ingin memonopoli Uruha kami!”
“berani juga kau bocah!”
“Uruha pasti menendangmu saat itu juga ya haha”
“URUSEEEEEE!!!!!!”
“…..”
“…..”
“…..”
Ruki menoleh pada Saga di sampingnya yang kelihatan merasa risih
dengan keributan anak-anak itu. Suara Saga yang lantang menyuruh mereka diam
sukses membuat pertanyaan-pertanyaan dan gunjingan tangan mereka berhenti pada
Ruki. Ruki sedikit menghela nafas lega, kali ini Saga cukup menolongnya.
Saga memangku kedua tangannya di dada, “anak ini menyatakan
perasaannya pada Uruha saat itu….”
JDER!!!!
Ruki langsung menjambak-jambak rambut hazel Saga. menyesal sekali
telah merasa dia sedikit menolongnya. Saga mendorong wajah Ruki menjauhkannya
darinya, “dan Uruha belum menjawab perasaannya sampai sekarang…”, ujar Saga dengan
mimik wajah serius.
Semua anak-anak yang berkerumun itu jadi saling menoleh,
berbisik-bisik dan kembali ribut.
“brengsek! Belum puas kau memfitnahku hah!?”, Ruki menggamit kerah
seragam Saga. Saga hanya tersenyum innocent menanggapi perkataan Ruki.
“apa itu artinya Uruha sedang mempertimbangkan perasaannya?”,
tiba-tiba salah seorang dari kerumunan itu melemparkan pertanyaan yang Ruki tak
mengerti.
“bisa jadi. Tapi itu tidak mungkin! Seharusnya dia langsung menolak
dan menghabisinya kan?”
“tapi anak ini baik-baik saja”
Semua mata serempak kembali menatap Ruki, tidak ada bekas pukulan
memar atau apapun di wajah Ruki.
“tunggu! Kalian jangan percaya kata-kata—hmbp!!”, Saga segera
membekap mulut Ruki.
“sepertinya begitu, kita lihat saja nanti”, ucap Saga tersenyum.
Lalu segera menyeret Ruki yang sudah mengamuk, ia bekap mulutnya untuk keluar
dari kerumunan orang-orang yang tampak shock mendengar kenyataan tentang Uruha
yang tak mereka duga (bualan Saga). dan beberapa saat kemudian bel masuk-pun
berbunyi.
☆ナチュラルセンス☆ (◕‿◕✿)
Jam istirahat….
“minggir! Minggir! Minggirrr!”, kedua orang pengikut Uruha
menyingkir-nyingkirkan siswa siswi yang berkerumun di depan madding yang
menghalangi tuan mereka untuk melihatnya. Mereka pun menyingkir saat melihat
Uruha sudah berdiri di belakang mereka dan mempersilahkan sang pangeran sekolah
itu untuk menikmati waktunya melihat gossip dirinya sendiri dengan leluasa.
Wajah Uruha tetap terlihat tenang memperhatikan foto nista dirinya
di dalam papan madding yang dilindungi kaca-kaca dan terkunci itu. setelah
beberapa menit berdiri dalam diam dia segera beranjak meninggalkan tempat itu
dengan segara di ikuti kedua pengikutnya. Dan saat itu semua siswa yang asal
mulanya berkerumun pun kembali berkerumun setelah kepergian Uruha.
“siapa orang lancang yang berani menyebar gossip seperti itu?”
“benar-benar tidak tahu diri!”
“Club madding itu perlu sedikit peraturan mengenai informasi apa
yang harus mereka sajikan!”
“kami akan mencari tahu siapa yang melakukannya Urusama!”
“tidak perlu!”, ujar Uruha singkat.
“he? Kenapa? Apa kau sudah tahu siapa orangnya?”
“yakinkan saja foto itu sudah lenyap esok pagi!”, suruh Uruha pada
kedua pengikut di belakangnya.
“ba-baik Urusama!!”
“ck! aku yakin kau yang melakukannya benalu!”, gumam Uruha pelan
dengan nada yang sangat jengkel. “jadi kau ingin melawanku dengan cara
mempermalukanku seperti ini bocah? Tidak akan kubiarkan kau bertindak lebih
jauh mengganggu ketenanganku!”
☆ナチュラルセンス☆ (◕‿◕✿)
BRAK!
Akhirnya tiba saat kelas kosong dan hanya menyisakan Ruki dan Saga
di dalamnya. Ruki sudah menunggu-nunggu itu sejak tadi, tangan dan mulutnya
benar-benar gatal ingin mengamuk pada Saga yang padahal hanya duduk dengan
jarak beberapa senti di sampingnya.
“kenapa kau menyebarkan foto itu hah? bukankah aku sudah melakukan
semua perintah konyolmu dan bahkan sekarang aku berusaha mendapatkan foto paha
paha paha yang selalu kau minta itu!!”, Ruki mengeluarkan unek-uneknya semenjak
tadi.
Saga hanya melirik sedikit lalu menyandarkan punggungnya di
sandaran bangku, “bukan aku yang menyebarkannya, kau lihat kan? Club madding
yang memasangnya di sana”, ucap Saga enteng.
“bagaimana mereka bisa memiliki foto itu kalau bukan darimu!”
Saga memain-mainkan balpoin di mejanya, “Mereka hanya mengatakan
kalau club mereka hampir bangkrut dan bubar karena info-info mereka tidak
bermutu dan kurang diminati siswa-siswi di sini. aku ikut prihatin, saat aku
memperlihatkan foto itu pada mereka, mereka langsung bersedia membayarku dengan
harga tinggi bahkan lebih tinggi dari harga si CoolMan membayarku untuk paha
Uruha”, Saga menolehkan wajahnya pada Ruki dan tersenyum. “yang penting bukan
aku yang menyebarkannya kan? Salahkan saja mereka!”
“prihatin hidungmu!! Kau memang sengaja menawarkannya pada mereka
kan? Semua karena uang!!! Tahu begitu sejak awal aku tak melakukan semua
perintah konyolmu kalau akhirnya kau sebarkan juga!!!!”, Amuk Ruki.
“yang penting dengan begitu berarti kau tak perlu lagi mendapatkan
foto paha Uruha, aku membebaskanmu. Lagipula sebenarnya si CoolMan tidak
menuntut apapun, sejak awal dia memang iseng meminta itu”, Saga menjulurkan
lidahnya.
“KAU!!!!”
Sreg!!
Ruki dan Saga menoleh ke arah pintu kelas yang tiba-tiba terbuka.
Ruki melihat empat orang yang belum pernah dia lihat sebelumnya memasuki kelas
dan menyapa Saga. “akhirnya datang juga kalian…”, ujar Saga sambil mengangkat
satu tangannya. Ruki hanya bengong.
“oh kau Ruki-sama!”, seseorang berkaca mata salah seorang dari
mereka menunjuk Ruki.
“he?”
Orang itu buru-buru menghampiri Ruki lalu menggenggam kedua tangan
Ruki. “Ruki-sama! Bergabunglah bersama kami!!”, pintanya berkobar-kobar. Ruki
hanya terbengong-bengong.
“mereka adalah sisa-sisa dari anggota klub madding yang hampir
bangkrut itu”, Saga menjawab pertanyaan di otak Ruki.
“namaku Uke Yutaka dari kelas 3-5, kau bisa memanggilku Kai, aku
ketua club”, Orang itu membenarkan kaca matanya lalu tersenyum menampilkan
lesung pipitnya pada dunia, “yoroshiku onegaishimasu Ruki-sama”
“aku Ogata Hiroto, dari kelas 2-6, yo!”, orang di belakang Kai
mengangkat sebelah tangannya. Entah kenapa melihat orang itu mata Ruki
berbinar-binar karena hanya dia yang terlihat tidak terlalu memusuhinya soal
tinggi badan.
“Kazuki desu! Dari kelas 2-5, Yoroshiku!!”, satu orang di sebelah
Hiroto memperkenalkan dirinya dengan riang.
“Shin desu, dari kelas 2-5, yoroshiku onegaishimasu”, Ruki sedikit
mengerutkan dahinya tidak terlalu mendengar apa yang diucapkan orang terakhir diantara
ke-4 orang itu. dia mengucapkannya dengan suara yang pelan sambil tertunduk dan
aura di sekitarnya tampak suram. Namun Ruki tidak terlalu ambil pusing.
Kai kembali meraih tangan Ruki, “kami sangat berharap Ruki-sama mau
bergabung bersama kami dan membangkitkan club kami yang sudah terpuruk ini”,
Ucap Kai dengan mata yang berbinar-binar seperti memohon pada Ruki.
“he? Kenapa aku?”, tanya Ruki bingung.
“kau adalah ‘calon’ orang terkenal di sekolah ini karena itu dengan
bergabungnya kau di club, akan ikut mengangkat nama club kami”, jawab Kai masih
berbinar-binar.
Ha? Calon orang terkenal?
Ruki membatin.
“Saga bilang kau belum ikut club apapun di sekolah ini bukan?
Karena itu bergabunglah bersama kami Ruki-sama”, Kazuki ikut memaksa.
“dia sudah mengatakannya tadi, dia bersedia bergabung bersama
kalian”, ucap Saga santai dari bangkunya.
“be-benarkah?!”, Kai hampir menitikkan air mata.
“hah?! kapan aku mengatakan itu?!”, tanya Ruki emosi pada Saga.
“tidak apa-apa kan? Dengan tersebarnya foto itu anggap saja aku
membebaskanmu. Kau bisa bebas bergabung dengan club mereka, tidak usah sungkan
denganku”
“SIAPA YANG SUNGKAN DENGANMU?!!”, Ruki kelewat jengkel dengan
tingkah Saga yang kelewat innocent, ia hendak menghampiri Saga ingin sekali
mematahkan tulang hidungnya itu, namun Kai menahan tubuhnya.
“Ruki-sama terimalah tawaran (paksaan) kami!”, Kai membalik tubuh
Ruki dan memegang kedua bahu ‘kecil’nya. “atau kami sebarkan kalau kau kumpul
kebo dengan Uruha”, ucap Kai setengah berbisik dengan seringaian di bibirnya,
menghapus image ramahnya tadi dan Ruki dibuat sadar mereka adalah golongan kaum
Saga dan pasti sama saja liciknya dengan orang itu. “Saga sudah mengatakan
semua tentangmu pada kami Ruki-sama, jadi sebaiknya tidak mencoba menolak”, Kai
mengembalikan mimik wajahnya yang ramah.
SAGAAAAAAAAA!!!!!!
Ruki menoleh pada Saga yang tengah santai duduk di bangkunya. Saga
melirik Ruki lalu menyeringai sadis membuat Ruki naik darah, namun apalah yang
bisa dilakukan makhluk tak berdaya sekecil Ruki, apalagi sekarang Saga membawa
antek-anteknya berkedok-an club madding itu yang terlihat sama bejadnya. Ruki
hanya bisa menerima saja diperlakukan semena-mena walau ia sesungguhnya tak
rela lahir batin. Benar! dengan tersebarnya foto itu berarti Ruki terbebas dari
perintah-perintah konyol Saga namun sekarang ia beralih ke kelompok yang
menyebut dirinya sebagai klub madding. Kelompok yang telah menyebarkan fitnah
tentangnya dan menutup jalannya mendapatkan pacar.
Ruki menduduk-an dirinya di bangku di belakangnya lesu, kenapa
hidupnya begini menderita? Apa karena tubuhnya kecil? Hingga orang-orang
memandang rendah padanya? Apa ukuran tubuhnya memang mengundang untuk dinistai
orang?
“Ruki-sama? Kau baik-baik saja?”, tanya Kai.
“aku….selama aku hidup di dunia ini, aku tidak pernah punya pacar”,
Ruki menundukkan wajahnya, “dan sekarang kalian telah memfitnahku homo! Seumur
hidup tidak akan ada perempuan yang mau padaku!!!”, Ruki memegangi kepalanya
frustasi hampir menangis.
“apa yang kau katakan Ruki-sama? Bukankah kau dan Uruha memang
saling jatuh cinta?”
“he?!”, Ruki mengangkat wajahnya menatap Kai sinis.
“berawal dari rasa benci! Saling bermusuhan! Kemudian tumbuh benih-benih
cinta diantara kalian namun kalian malu untuk saling mengungkapkan, benarkan?”
“cerita darimana itu?”, Ruki sweatdrop. Kai menunjuk Saga dan Ruki
jedot-in kepalanya ke permukaan meja.
“jujur saja pada kami Ruki-sama, kami bukanlah fanboys Uruha jadi
kami tidak akan memusuhimu”
“benar, kami malah akan melindungimu dari serangan-serangan
mereka”, Kazuki mengucapkannya dengan bangga.
“serangan?”, tanya Ruki setangah sadar sambil meletakkan kepalanya
di atas meja, lesu.
“benar, serangan! Yang terlibat denganmu itu Uruha! Selain kau akan
terkenal, kau juga harus siap menanggung resiko siap diserang dan dihajar para
fanboys dan fangirlsnya”
Wajah Ruki memucat.
Saga tersenyum beranjak dari bangkunya menghampiri bangku dimana
Ruki terkulai lemah seperti mati. Ia mengusap kepala Ruki masih dengan senyuman
di wajahnya, “kurasa tidak begitu, jika benar kau mempunyai hubungan dengan
Uruha justru mereka akan lebih menghormatimu karena berarti kau orang yang
berharga untuk idola mereka. Namun sebaliknya, jika mereka tahu kau hanya
mengaku-ngaku, maka habislah kau”, Saga kembali menjulurkan lidahnya.
Ruki pingsan.
☆ナチュラルセンス☆ (◕‿◕✿)
“Aoisama!! Jangan biarkan anak itu merebut Urusama darimu! Kau
harus memberikan peringatan langsung padanya”
“benar! aku lihat anak itu kecil dan lemah, satu kali gertakan
darimu dia pasti pingsan”
“nyalinya besar juga mau merebut Urusama dari Aoisama”
“dia tidak tahu kekuatan cinta Aoisama dan Urusama tidak bisa
terpisahkan!”
Aoi hanya melebarkan bibirnya sesekali menanggapi kicauan
perempuan-perempuan di samping kanan di kirinya. Dia benar-benar tidak bisa menikmati
makan siangnya di kantin dengan kicauan-kicauan burung beo di sekelilingnya
seperti itu. Lagipula Aoi tidak terlalu mengerti dan perduli dengan apa yang mereka
ributkan. Setahu Aoi mereka menyebut diri mereka sebagai AoiHa FC, para fujoshi
yang seenaknya mem-pair-kan dirinya dengan Uruha. Tapi bahkan dirinya dan Uruha
sendiri tidak merasa akur satu sama lain apalagi menjadi pasangan (sebenarnya
Aoi saja yang selalu menganggap Uruha musuh karena Uruha lebih tenar darinya,
sementara Uruha sendiri tidak perduli).
“Aoisama…apa kau akan diam saja?”
“he? Entahlah Haha…”, Aoi kembali melahap makan sianganya memaksa
tertawa.
“apa sebegitu mudahnya kau akan menyerahkan Urusama pada anak baru
itu? sedangkal itukah cintamu ada Urusama?”
“kau mengecewakan kami Aoisama hhu”
Perempuan-perempuan itu acting menangis di depan Aoi membuat Aoi
merasa sedikit bersalah. Aoi paling ANTI dengan yang namanya mengecewakan fans.
Fans adalah segalanya baginya. Kalau ia ingin lebih terkenal ==”
“aa…iya, aku akan melakukan sesuatu, kalian tenang saja ya!”, ucap
Aoi agak ragu dengan kata-katanya.
“HONTOU?!!!!”, mata perempuan-perempuan itu berbinar-binar.
“Aoisama akan memberinya peringatan? Mengatakan padanya kalau Urusama adalah
MILIKMU SEORANG?!!”, desak mereka bersamaan menatap mata Aoi dengan begitu
tajam. Aura fujoshinya benar-benar memancar kuat dari tatapan mereka membuat
Aoi tidak bisa menolak untuk mengangguk. Rasanya seperti digencet aura yang
meluap-luap. “hyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!! Aoi love Uruha Forever!!! Yeayyyy!!!”
Aoi hanya menghela nafas sedikit mendengus setelah lepas dari
desakan mereka dan bisa bernafas dengan lega.
Para Fujoshi itu benar-benar menakutkan.
☆ナチュラルセンス☆ (◕‿◕✿)
Reita memain-mainkan bola basket di tangannya, memutar-mutar dengan
satu tangannya yang lain sambil berjalan-jalan di koridor. Sesekali mengedipi
cewek-cewek adik kelasnya yang masih imut-imut yang berpapasan dengannya membuat
mereka kegirangan. Tiba-tiba ia berhenti melihat kerumunan di depan madding.
Reita melanjutkan perjalanannya dengan langkah yang lebih pelan saat melewati
kerumunan itu dan sedikit menengok berita apa yang membuat mereka-mereka sampai
berkerumun begitu. dan kemudian Reita memutuskan untuk menghentikan langkahnya
melihat tulisan besar nama teman baiknya terpampang di sana.
CALON PASANGAN YAOI TERPANAS : Yuuji Kouyou (Uruha) ♥ Matsumoto
Takanori (Ruki)
Dan Reita melihat foto yang berada di bawah tulisan itu.
“…..”
Beberapa saat kemudian bibir laki-laki bernoseband itu terkembang
samar. Kemudian ia kembali memain-mainkan bola basket di tangannya dan
melanjutkan perjalanannya. “menarik…”, gumamnya pelan sambil terus
memutar-mutar bola basket di tangannya.
☆ナチュラルセンス☆ (◕‿◕✿)
Saga memain-mainkan kunci motor di tangannya, bersiul-siul di
sepanjang koridor yang tampak mulai sepi menuju ruang loker, kadang seringaian
tergambar di wajahnya setiap ia mengingat Ruki—mainannya—. Saga memang selalu
sengaja pulang telat, kadang memainkan notebooknya, atau bahkan tidur, membaca
manga dan kegiatan tak penting lainnya ia habiskan sampai sore di kelas yang
sepi. Saga Melihat ke arah langit yang berwarna abu-abu gelap seperti sebentar
lagi hujan akan segera turun, ia sedikit mengusap-usap lengan bagian atasnya
merasakan angin dingin berhembus menyapa tubuhnya. Tiba-tiba mata kecoklatannya
menangkap dua sosok yang berjalan berlawanan arah dengannya di kejauhan sana.
Saga sedikit mendengus memalingkan wajahnya berusaha tak berpandangan dengan
kedua sosok itu yang semakin lama sosoknya semakin mendekat dan terlihat jelas.
Kedua orang itu tampak sedang asik membicarakan sesuatu hingga tak
menyadari ada orang yang berjalan berlawanan arah di depan mereka. Saga
mengenal kedua orang itu, Amano Shinji dan Kohara Kazamasa yang lebih sering di
panggil Shou, mereka memang selalu tampak berdampingan karena posisi mereka
sebagai ketua osis dan wakilnya.
Saga memain-mainkan kunci motornya masih memalingkan wajahnya
berlawanan dengan posisi kedua orang itu yang berpapasan dengannya.
Dan mereka berlalu…
Shou sang wakil ketua osis kemudian menoleh ke arah Saga yang sudah
berjalan jauh di belakang mereka. “anak itu…”, gumamnya.
“kenapa dengan anak itu?”, tanya sang ketua.
“sepertinya dia sering pulang jam segini padahal tidak mengikuti
ekskul apapun”
Amano tertawa kecil, “kau memperhatikannya?”
“ahaha bukan, aku hanya kebetulan sering melihatnya. Lagipula aku
tidak pernah lupa…. aku ingat, dia anak yang paling susah diatur saat masa
orientasi”
Tora tersenyum dengan perkataan wakilnya. “dan aku adalah senpai
yang paling dia benci”
“benar! sepertinya dia selalu dengan terang-terangan menunjukan itu
dan—“, Shou tiba-tiba menggantung kata-katanya melirik wajah ketua osisnya.
“jika ada orang yang paling tidak bisa melupakan kenakalannya, itu pasti kau
kan?”
Amano hanya tersenyum tipis atas perkataan wakilnya, “aku memang
tidak pernah melupakannya”
☆ナチュラルセンス☆ (◕‿◕✿)
Ruki menghirup aroma susu coklat hangat yang baru diantarkan
seorang maid ke kamarnya. Wajahnya mendadak berseri-seri dan kemudian ia segera
menyeruputnya, merasakan susu coklat hangat itu mengaliri tenggorokannya dan
tubuhnya menjadi terasa lebih hangat sehabis mengguyur tubuhnya dengan air
(mandi). Hidangan yang cocok untuk cuaca dingin seperti ini. sejenak Ruki
melupakan penderitaan tertindasnya ia di sekolah dan tekanan batinnya di rumah
besar ini. “aahh~”
BRAK!
“Proooopppttt!!!”, semua susu coklat di mulut Ruki nyemprot keluar
melihat pintu kamarnya dibuka dengan paksa dan yang melakukan itu adalah Uruha.
“he? Uru….”, Ruki terkejut.
Makhluk mini itu langsung memasang kuda-kuda untuk bertarung saat
Uruha menerobos(?) pintu kamarnya tanpa seizinnya. Ruki lalu menghampiri Uruha
takut-takut membuat Uruha memicingkan kedua matanya. Tiba-tiba Ruki mencubit
pipi laki-laki jangkung itu dan menamparnya, “HEH!! Bego apa yang kau
lakukan??!!”, protes Uruha.
Tanpa menggubris protes-an Uruha, Ruki membelakangi makhluk
jangkung itu sambil memegangi kedua pipinya syok. “bukan mimpi?”, tanyanya pada
diri sendiri.
Uruha mendorong kepala Ruki yang membelakanginya, “bicara apa kau
pendek? Jangan mengalihkan perhatianku!!”,
Ruki mendengus mengusap-usap belakang kepalanya, “untuk apa kau
datang ke kamarku?”
“cih! Kamarmu? Ini rumahku! Kau hanya menumpang di sini!!”
Ruki kembali memegang kedua pipinya terkejut, dialognya ‘hampir’
sama percis seperti dalam mimpinya, apa ini tanda-tanda mimpinya itu akan menjadi
kenyataan? Ruki belum siap(=_=?), “Tunggu Uruha, kau tidak sedang merencanakan
sesuatu kan?”, Ruki memicingkan kedua matanya curiga.
“hah?”, Uruha mengerutkan dahinya, segera menekan kedua pipi Ruki
dengan ibu jari dan telunjuk dengan satu tangannya, “apa yang kau bicarakan
heh? Katakan apa maksudmu mengambil gambar kejadian sialan itu dan
menyebarkannya pada semua orang?! KAU CARI MATI?!!!”, bentak Uruha.
Gambar kejadian sialan?
Ruki teringat dan segera menepis tangan Uruha yang menekan kedua
pipinya, “jangan ingatkan aku akan hal itu!!! darahku mengalir terbalik jika
teringat itu!!!!”, Ruki memegangi kepala dengan kedua tangannya frustasi.
“apa kau bilang?! Seharusnya aku yang bicara begitu!!”, bentak
Uruha jengkel, “kau berencana mempermalukanku di depan semua orang dengan cara
kotor begitu, rendah sekali cara perlawananmu heh!”, Uruha menarik sweater Ruki
dan menggamitnya, menatap makhluk minis itu dengan pandangan galak.
“bukan begitu!”, Ruki berusaha membela diri, “aku tidak—“,
tiba-tiba Ruki menggantung kata-katanya merasakan wajah Uruha seperti di zoom
di depan matanya, begitu dekat.
Mata…
Hidung…
Bi..bi..BIBIR!!!
BLUSH!!!
Uruha mengernyitkan dahinya tiba-tiba Ruki kembali membelakanginya
sambil memegangi kedua pipinya lagi(=_=).
Tidak bisa! Kenapa? Ruki tidak bisa berhadapan dengan Uruha jika
jaraknya sedekat itu!
“Oi !!”, Uruha beralih ke posisi kemana Ruki menghadap, “apa?! ‘kau
tidak’ apa?! Tidak bisa membela diri heh?! ”
Ruki masih asik dalam dunianya sendiri, merasa sedikit terkejut
dengan kenyataan tentang sesuatu aneh yang bereaksi dalam tubuhnya ketika
berhadapan dengan Uruha sedekat itu. entah kenapa ekspresi wajah Uruha dalam
mimpinya melintas dalam otak ‘kecil’nya saat ia melihat wajah Uruha. Itu
membuat wajahnya sendiri memanas.
“Tidak mungkin! Tidak mungkin! Tidak mungkin! Tidak mungkin! Tidak
mungkin! Tidak mungkin! Tidak mungkin! Tidak mungkin! Tidak mungkin! Tidak
mungkin! Tidak mungkin!”, Ruki komat-kamit memejamkan matanya sambil memegangi
kepalanya.
“HOI !!!!!!”, teriak Uruha merasa diacuhkan.
“eh?”, Ruki membuka matanya, lalu beralih menatap mata Uruha dengan
tajam untuk meyakinkan kalau yang terjadi pada dirinya tadi Cuma kesalahan
tekhnis.
Itu tidak mungkin! Tatap matanya! Kau bisa Matsumoto Takanori ! jangan menghindar ! jangan ! jangan !
bertahanlah ! bertahanlah! Kau bisa! Kau bisa! kau bisaaaaaaaaa!!
Uruha dibuat mengernyitkan dahi untuk kedua kalinya dengan sikap
aneh makhluk mini di hadapannya. Ruki kembali membelakanginya sambil menutupi
wajahnya yang entah kenapa selalu mendadak panas setiap bertatap muka dengan
Uruha. Dia tidak bisa mengalahkannya! Apalagi bertatapan mata dengannya. Ruki
baru menyadari Uruha lawan yang terlalu ganténg untuknya.
TIDAK MUNGKIN!!!
Ruki melebarkan matanya memegangi kepala dengan kedua tangannya
tampak stress.
Uruha membalik tubuh Ruki dengan satu tangannya kasar, “HEH!! Apa-apaan
kau! jangan mengulur-ulur waktuku dengan tingkah sintingmu! Dengar! Kau
benar-benar membuatku muak! Sudah cukup kau mengganggu ketenangan hidupku!
cepatlah pergi dari rumah ini kalau kau masih ingin hidup!!”, Uruha
mendorong-dorong jidat Ruki dengan satu telunjuknya.
“he? Tapi foto itu bukan ulahku!!!”, Ruki membela diri mengangkat
wajahnya namun saat itu juga ia kembali menundukan wajahnya karena tak mau
melihat wajah Uruha.
“lantas siapa hah? Cuma kau yang berani lancang menantangku
bukan?”, Uruha mendorong-dorong bahu Ruki hingga makhluk minis itu melangkah
mundur.
“itu….itu..”, Ruki gelagapan.
“tidak bisa menjawab?”, Uruha mengikuti Ruki yang berjalan mundur,
terus mendorong dorong bahu Ruki yang tetap menundukan wajahnya. “di belakangku
kau berusaha melawanku tapi berhadapan seperti ini kau tidak lebih hanya
seorang bocah pendek pengecut yang bahkan tidak berani hanya sekedar menatap
mataku langsung!“.
Cleb!
Ruki mengangkat wajahnya melotot pada Uruha. “apa kau bilang? Bocah
PENDEK PENGECUT? Siapa yang kau bilang bocah PENDEK PENGECUT?!”
“Kau!”, Uruha menunjuk-nunjuk jidat Ruki. “BO-CAH PEN-DEK
PE-NGE-CUT!”, Uruha menyeringai.
Ruki naik darah.
“kau LEKOOOOOOONG!!!”, Ruki meneriaki Uruha dengan suara
growl-annya, membulatkan bibirnya mengucapkan kata ‘lekong’ tepat di depan
wajah Uruha membuat mata Uruha membulat sempurna.
“BRENGSEEKKKKKK!!!!”, Uruha mengangkat kepalan tangannya hendak
mengayunkannya ke wajah Ruki namun tiba-tiba kilatan cahaya di luar jendela
sana menyita perhatiannya. Wajah Uruha mendadak pucat. “sial!”, rutuknya pelan.
Uruha tiba-tiba berlari dengan terburu-buru, tunggang langgang keluar kamar
Ruki sambil menutupi telinga dengan kedua tangannya.
Ruki melongo
Beberapa saat kemudian Ruki mendengar suara petir menggelegar di
luar sana.
Apa maksudnya? Apa Uruha lari untuk menghindari suara petir?
Dia takut suara petir? Si Uruha yang sok itu takut suara petir?
Pertanyaan-pertanyaan itu tiba-tiba saja muncul di benak Ruki.
“hmm…”, Ruki mengangguk-anggukan kepalanya menyeringai kecil, rasa
penasaran langsung meliputi dirinya untuk mencari tahu kebenarannya.
☆TBC☆ (◕‿◕✿)
No comments:
Post a Comment