Search + histats

Saturday, 30 July 2016

Natural Sense ★35

Author : Rukira Matsunori
Rated : T
Genre : AU/ gajeromance/ BL (MaleXMale)
Fandom(s) : the GazettE, alicenine, A(ACE), ViViD, Versailles, dkk?
Pairing(s) : Uruha x Ruki? Ruki x Uruha?, Tora x Saga.
Chapter(s) : 35
Warning : DRAMA~ LEBE~ XD ! gak!baca!ulang!typos! Rada ero[r] dan kata-kata kotor(?)
Length : 12 Pages (3.040 words)
Note : Masih ada yang setia menunggu fic ini kah?


Chap 35 : ☆~Believe~☆



Natural Sense ★~♪
☆ナチュラルセンス☆


“Hentikan!” Saga medengus menanggapi kelakuan ketua osis BHS di sampingnya yang entah kenapa terus menempel-nempel padanya. Namun dengan isengnya Tora tersenyum tak mendengarkan protes adik kelasnya dan malah semakin menarik pinggang Saga semakin mendekatkan tubuh adik kelasnya itu dengannya dan kembali menyusupkan wajahnya diantara bahu dan leher Saga, mengecup leher jenjang adik kelasnya itu dengan matanya melirik seseorang yang kini tengah duduk di hadapan mereka dengan ekspresi tak nyaman. Dan senyuman iseng yang terpahat di bibir ketua osis BHS itu membuat Shou mengerti, ketuanya itu sengaja! Mungkin itu balasan atas kedatangannya yang mengganggu, Shou mendengus.

Mendengar Toshi mengatakan bahwa tuan mudanya sedang kedatangan seorang teman, tak perlu Shou bertanya bagaimana ciri-ciri teman Tora yang mengunjunginya, selama ini tak pernah ada satu orangpun teman sekolah Tora yang berani mendatangi Tora ke rumahnya selain dirinya karena itu Shou berfirasat hingga dorongan untuk mengganggu ketua osisnya itu begitu kuat. Tapi tentu saja, sepertinya teman baiknya itu tak menyukai itu.

“Aku bilang hentikan!” Saga semakin mendengus mendorong kepala kakak kelasnya jengkel. Tatapan intens dari orang itu tak henti menjurus padanya, ditambah lagi manusia yang duduk di sebelahnya dengan tanpa kepekaan sama sekali nempel-nempel padanya membuat Saga semakin merasa tak nyaman berada di ruangan itu. Sebenarnya tadi Saga bermaksud untuk bergegas pulang saat tau wakil ketua Osis BHS itu yang datang, namun Tora menahannya dan memaksakan kehendaknya agar adik kelasnya itu tetap bersamanya, menemaninya menghadapi wakil ketua osis mereka.

“.......”

“Jadi.....kau menjengukku kan? Apa yang kau bawa?” Tanya Tora iseng.

“Dengar Tora, ini tentang Haruka sensei.”

DEG!
Mendadak Saga merasakan tubuhnya menegang mendengar nama perempuan itu.

“Kenapa kau tidak menemuinya? Sekali! Tora. Aku hanya memintamu untuk menemuinya sekali saja! Apa itu sangat merugikanmu?”

Saga mendengar sebuah helaan nafas pelan keluar dari seseorang di sampingnya, “sebenarnya apa untungnya bagimu kalau aku pergi menemuinya?”

Meski sekilas Saga dapat merasakan mata wakil ketua osis itu mendelik ke arahnya, “bukan untukku, tapi kau.”

Saga melirik kakak kelas di sampingnya dengan segan. Berada ditengah-tengah pembicaraan seperti ini, benar-benar membuatnya tak nyaman. Dan sepertinya si wakil ketua Osis itu memang sengaja melakukannya saat Saga berada di tengah-tengah mereka.

“Omong kosong apa itu Shou? Kau sama sekali tidak mengerti apa-apa dan dengan seenaknya menyuruhku untuk menemuinya lagi setelah sekian lama,” Tora menggeleng kepalanya sedikit tersenyum.

“Haruka sensei sedang dirawat di rumah sakit sekarang.”

“........”

Saga melihat ekspresi santai di wajah kakak kelasnya sedikit berubah.

“Kau tidak pernah tau penyakit apa yang dideritanya kan? bahkan pasti kau tidak tahu Haruka sensei sudah mengidap sebuah penyakit sejak lama.”

Saga merasakan tangan yang memeluk pinggangnya sedikit melonggar. Dan ekspresi terkejut yang begitu nampak di wajah ketua Osis BHS itu membuat Saga semakin ingin melarikan diri dari sana.

“Apa maksudmu?”

Kali ini giliran sang wakil ketua Osis yang menghela nafasnya, “sebenarnya dia melarangku mengatakan ini padamu. Aku juga tidak sengaja mengetahuinya saat aku menghubunginya dan ibunya yang menjawab. Dan Tora.... Itu juga bagian dari alasan dia terpaksa meninggalkanmu... dulu.”

Dan saat sebuah tangan yang semenjak tadi memeluk pinggangnya mulai ditarik oleh sang pemilik. Sepertinya Saga mulai mengerti arti keberadaannya.

“Shou—”

“Aku pergi,” Saga berdiri dari duduknya untuk segera melarikan diri dari perasaan sesak dan berat di dadanya yang mendadak menyerangnya. Keberadaannya terasa tidak dianggap di sana.

“Kau tetap di sini.” Kata yang keluar dari mulut sang ketua Osis, tenang, bahkan tanpa ia melirik adik kelasnya yang sudah beranjak menuju pintu.

“Aku tidak ingin menguping pembicaraan penting kalian.”

“Aku bilang kau tetap di sini! .... Kau tidak dengar?”

“DAN MENYIKSA PERASAANKU SENDIRI ?!!” Seakan membentak pintu di hadapannya. Saga menguatkan pegangannya di kenop pintu yang hendak ia buka, sedikit menunduk menyesalkan meledaknya isi hatinya melalui suara. Seperti manusia lemah yang cengeng dan sang wakil ketua Osis BHS itu pasti senang mendengarnya.

“Pergi !”

Saga mengangkat wajahnya terkejut dengan kata yang keluar dari mulut kakak kelasnya.

“—Shou!”

Saga kembali menolehkan wajahnya ke arah Tora yang hanya menatap lurus seseorang yang duduk di hadapannya.

“Apa?! Kau mengusirku?” Nada Shou tak percaya.

“Kau boleh menganggapnya seperti itu.”

“Tora.... Aku melakukannya demi kebaikanmu! Aku tahu kau masih menyimpan perasaanmu untuk Haruka sensei! Aku tahu kau hanya melarikan diri dari kenyataan bahwa kau benar-benar patah hati ditinggalkan olehnya sampai sekarang kau takut untuk kembali menemuinya—”

BRAK!

Saga sedikit jantungan mendengar suara meja yang tiba-tiba digebrak, dan sepertinya Shou pun merasakan hal yang sama. “Yang tahu perasaanku hanyalah diriku sendiri. Dan aku ingin agar kau tidak menghubungkanku lagi dengannya. Apapun yang terjadi padanya saat ini bukanlah urusanku.”
Saga tahu tatapan kedua mata yang ditujukan untuk wakilnya dari sang ketua itu. “Kau tetap teman baikku Shou. Tapi jika kau datang hanya untuk membicarakan itu, saat ini aku ingin kau pergi!”
Bahwa dia tidak sedang main-main karena Shou telah membuatnya kesal.... sepertinya. Bahkan Saga merasa jika ia berada di posisi Shou saat ini, ia sudah tidak akan berani untuk berargumen lagi melihat tatapan itu.

“Aku selalu mengagumimu yang terus berusaha untuk mendapatkan cintanya tanpa memperdulikan usia dan perkataan-perkataan orang bahkan ayahmu. Aku selalu mengagumi kalian...... yang dulu.” Shou segera berdiri dan beranjak dari tempatnya dengan wajah yang tampak kecewa sekaligus kesal. Saga mundur satu langkah mempersilahkan Shou membuka pintu. Sejenak sang wakil ketua Osis BHS itu terdiam saat ia membuka pintu dan menatap Saga dengan raut wajah yang Saga perhatikan adalah wajah jengkel dan.... sedih? Sebelum akhirnya ia beranjak keluar dengan tergesa.

“.........”

Saga tetap diam di tempatnya berdiri tak berani menolehkan wajahnya ke arah sang macan yang sepertinya masih dalam keadaan kesalnya. Tora baru saja mengusir teman baiknya, dua orang yang selalu tampak bersama-bersama di sekolah itu bertengkar. Namun egoisnya Saga malah merasa lega, meski ada sedikit perasaan mengganjal di sudut hatinya untuk "sesuatu" yang cukup mengejutkan yang baru saja terungkap.

“Akankah kau datang kemari dan melemaskan otot-otot sarafku yang tegang ini?”

“He?” Saga menoleh ke arah kakak kelasnya.

“Kepalaku benar-benar terasa berat,” ucap Tora sambil bersandar ke sandaran sofa dan mengurut keningnya.

“Kau sedang sakit dan memaksakan otakmu untuk bekerja lebih keras,” Saga berjalan kembali menghampiri kakak kelasnya dan duduk di sampingnya, bersila menghadap ketua Osis BHS itu di atas sofa. “Berbaliklah membelakangiku!” Saga melihat Tora sedikit mengernyitkan dahi mendengar perintahnya, namun kemudian ia menurut dan Saga segera memijat kedua pelipisnya dari belakang.

Saga merasakan tubuh di depannya terlihat lebih rileks saat ia memijat-mijat pelan kening orang itu.

Bahu yang tegap dan punggung yang lebar....

Untuk mempercayai bahwa ketua Osis BHS itu menyukainya saja, masih terasa sulit bagi Saga. Sejak ia merasakan tamparan keras di pipinya dan tatapan amarah itu.... Saga berpikir bahkan untuk melihatnya saja mungkin kakak kelasnya itu jijik. Karena itu sulit bagi Saga untuk benar-benar percaya bahwa Tora memilihnya. Meski ia berusaha untuk mempercayai tetap saja ada segunung keraguan. Tapi hari ini... Mendengar kakak kelasnya itu berbicara sesarkastik itu pada teman baiknya tentang perempuan itu di depannya... apa itu artinya Tora secara tidak langsung mengatakan bahwa ia lebih memilih Saga daripada wanita itu?

Tora tiba-tiba merasakan sebuah kening bertumpu di punggungnya dan kedua tangan yang dengan lembut memijat kedua pelipisnya tak lagi melakukan pekerjaannya, sebagai gantinya ketua Osis BHS itu merasakan dua lengan melingkari lehernya dari belakang.

“Boleh aku mempercayaimu?”

Tora tersenyum tipis menolehkan wajahnya, meski tetap ia tak bisa melihat wajah adik kelas cantiknya itu. “Kenapa bertanya? Kau tau itulah yang kuinginkan.”


☆ナチュラルセンス☆  (◕‿◕✿)

Ruki masih shock dengan keadaan apa yang sedang menimpanya dan ketika petir menggelegar begini.
Untuk kedua kalinya Uruha menciumnya dan Ruki melupakan peraturan dalam berciuman dari Uruha.

Menutup mata!

“Uru—” Ruki berusaha mendorong tubuh laki-laki jangkung itu dari atas tubuhnya saat Uruha mulai melepaskan kontak bibir mereka. Ruki tak mau Uruha merasakan detak jantungnya yang dengan kuat membentur-bentur dadanya.

“Kau benar-benar tak bisa belajar dari pengalaman ya?”

Ruki sedikit membulatkan matanya.
Apa dia salah lihat? Bahwa Uruha baru saja tersenyum saat berbicara padanya?
Wow!

“A—aku tak mengerti apa yang kau bicarakan!”

Ruki memalingkan wajahnya ke samping berusaha menyembunyikan wajah matangnya dengan satu lengannya menutupi kedua matanya sementara satu tangannya menahan dada Uruha. Dan entah bagaimana kelakuan makhluk minis itu terlihat begitu menggemaskan di mata Uruha hingga sang brunette menarik wajah makhluk minis itu kembali menghadapnya, namun Ruki terus menolak dan kembali memalingkan wajahnya saat Uruha berusaha membuat wajah mereka berhadapan, membuat Uruha jengkel.

“BISA TIDAK KAU MENJADI PENURUT SEDIKIT SAJA DI SAAT SEPERTI INI?!!” Bentak Uruha kesal.

“AKU TIDAK BISA!! DAN AKU TIDAK MAU!!”

“Kau!!!” Uruha menekan kedua pipi makhluk minis itu dengan jempol dan telunjuk satu tangannya, membuat bibir Ruki monyong seperti bibir gurita.

“Uwu!!!”

Untuk kedua kalinya sunggingan senyum terpahat di wajah Uruha meski terlihat licik. “Tutup matamu!”

Dan dengan bodohnya Ruki malah melotot.

“Ck! Terserah kau sajalah!” Gerutu Uruha jengkel sebelum kembali menangkap bibir makhluk minis di bawahnya dengan bibirnya. Dan untuk ke-5 kalinya Ruki merasakan sensasi lembut bibir keriting itu setelah kecelakaan di tangga, di atas sofa, di dalam mobil, dan hari ini di atas tempat tidur Uruha, ia mendapatkannya dua kali.
Bukannya Ruki tak menyukainya, tapi saat Uruha berusaha menerobos pertahanan bibirnya, sebuah pertanyaan muncul di kepala makhluk minis itu.

BRUK!

“Aish!”

Ruki dengan segera membangunkan tubuhnya dan menengok Uruha yang tengah terduduk di lantai sudah menatapnya jengkel.

“KAU—”

“Apa maksudmu melakukan itu?”

“Hah?!”

“Kalau kau melakukannya karena merasa itu menyenangkan dan karena kau tau aku menyukaimu kau hanya ingin menggodaku atau menjadikannya sebagai olokkan untuk ke depannya nanti—”

“HAH?!!” Uruha berdiri kembali mendekati tempat tidurnya dan Ruki sedikit mundur dari duduknya terkejut. “APA KAU SEBODOH ITU?! KAU PIKIR AKU AKAN MENGORBANKAN KESUCIAN BIBIRKU HANYA UNTUK MENGGODA SESEORANG? KAU PIKIR AKU ORANG SEMURAHAN ITU HAH?!”

Ruki menutupi kedua telinganya sedikit cengir karena Uruha membentak-bentaknya tepat di depan wajahnya. “Maksudmu kau tidak sedang mengerjaiku?” Ruki mengedip-ngedipkan matanya cepat. “Apa itu artinya kau.....”

“Heh?” Entah kenapa Uruha merasakan firasat tak enak.

“....Kau menyukaiku?” Mata Ruki berbinar-binar.

“Ap—?! AKU....AKU TIDAK BILANG BEGITU KAN?!” Uruha mendadak salah tingkah.

“Lalu apa alasanmu?”

“Aku hanya.... Aku ingin menciptakan sesuatu yang menyenangkan—”

DHURRR!!

Detak jantung itu...
Lembut bibir itu...
Hangat hawa tubuh itu...
Aroma tubuh itu...
Ekspresi wajah itu...
Dan luapan perasaannya...

“Uruha...?”

Sepertinya kenangan bagus itu sudah berhasil terciptakan.

“Huh?” Uruha hanya melongo melihat ekspresi wajah makhluk minis di hadapannya yang terlihat terkagum-kagum.

“KAU TIDAK HISTERIS MENDENGAR SUARA PETIR BARUSAN?!” Seru Ruki hampir tak percaya dan repleks memeluk laki-laki cantik di hadapannya.

“.......”

“Apa ini artinya kau sembuh?” Tanya Ruki masih tak sadar dengan repleks tubuhnya dan terlihat senang.

“Mu-mungkin?” Uruha menggaruk pipinya meliarkan pandangannya ke segala arah. Dia sendiri tak sadar. “Tapi kenapa kau yang senang?”

“He?” Makhluk minis itu baru menyadari apa yang dilakukan tubuhnya dan buru-buru melepaskan Uruha. “Aku...”

“Bukankah kau senang memanfaatkan kelemahanku itu?”

Ruki mengangkat wajahnya, “aku selalu merasa bersalah sejak mengerjaimu waktu itu! Melihatmu sangat menderita..... Aku tidak kuat.” Ruki memelankan suaranya di kalimat terakhir.

“Tidak kuat?” Uruha mengernyitkan dahinya.

“Bukan!” Makhluk minis itu menyangkal, “lupakan! Yang penting sekarang kau sudah lebih baik dari saat itu!” Ruki lagi-lagi tersenyum tanpa sadar, “syukurlah...ya?”

“.......”

“.......”

“Tunggu-tunggu!!” Ruki menahan wajah Uruha yang mendekati wajahnya dengan telapak tangannya. “Tidak kuizinkan kau menciumku lagi sebelum kau mengatakan kalau kau menyukaiku!!”

“HA?!” Uruha menyingkirkan telapak tangan Ruki yang nemplok di wajahnya dengan jengkel. “Pede sekali kau! Siapa yang mau menciummu?!”

“Terus kenapa kau dekat-dekat begitu?!”

“Aku... Aku ingin menjitakmu!” Ucap Uruha sambil menjitak kepala Ruki seenak pahanya.

“Uruha!!!” Ruki merengek protes sambil memegangi puncak kepalanya yang dijitak Uruha. Namun tiba-tiba Ruki melihat Uruha menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur dan menariknya paksa untuk ikut tidur di sampingnya. Uruha menyampingkan tubuhnya menghadap Ruki dan menarik tubuh kecil di depannya itu ke dalam pelukannya. Saat itu Ruki melihat kilatan cahaya di luar sana.

“Kau akan menemaniku melawan malam hujan petir ini.”

“Apa?”

Bukannya mendapatkan jawaban atas sesuatu yang tidak ia mengerti. Ruki malah merasakan Uruha semakin mengeratkan pelukan di tubuhnya, membuat kening makhluk minis itu menumpu pada dada Uruha dan ia dapat merasakan kehangatan tubuh lain itu menjalar ke tubuhnya. Dan satu yang Ruki sukai, aroma tubuh Uruha membuatnya nyaman. Lalu yang cukup mengejutkan makhluk minis itu adalah... detak jantung Uruha yang seakan bergema di telinga, yang sama kencangnya dengan miliknya.

DHURRR!!!

Meski sedikit ragu dan canggung, Ruki balas memeluk tubuh Uruha yang terasa masih menegang saat mendengar suara petir. Mungkin memang perlu waktu untuk benar-benar sembuh, tapi saat ini Uruha sedang berusaha melawan rasa takutnya dan Ruki ingin memberinya dukungan. “Apa ini hal yang kau bilang menyenangkan dan bisa sedikit mengalihkanmu dari rasa takut itu?”

“.......”

“Jika iya... tidak apa-apakah aku merasa sedikit besar kepala dan mempercayai bahwa mungkin aku orang yang spesial?”

Ruki tak mendengar Uruha menjawab pertanyaannya tapi pelukan ditubuhnya semakin erat. Dan itu cukup untuk membuat Ruki tersenyum dan ia pun balas mengeratkan pelukannya.

Jika ini adalah mimpi, rasanya Ruki tak ingin terbangun.

☆ナチュラルセンス☆  (◕‿◕✿)

“Aoi-sama?”

“......”

Aoi melihat ketiga orang fangirlsnya yang tiba-tiba saja mengganggu waktunya menyendiri di bar itu, menatapnya dengan tatapan khawatir.

“Akhir-akhir ini kau sangat sering sekali melamun dan mengabaikan kami...”

“Iya benar!”

“Pasti itu karena Uru-sama, kan?”

“Kalian lihat? Akhir-akhir ini si Matsumoto itu semakin nempel-nempel aja sama Uru-sama!! Dia benar-benar menyebalkan!”

“Iya, bahkan dia makan di kantin bersama Uru-sama dan Reita-sama!”

“Dan menurut informasi yang beredar juga, pulang-pergi sekolah dia numpang di mobil Uru-sama!!”

“Aku juga mendengar gosip kalau mereka tinggal bersama...”

“EEEEEEEEHHHH?!”

Tiba-tiba Aoi melihat ketiga fangirlsnya itu menoleh padanya.

“Maaf Aoi-sama!! Kami tidak bermaksud membuatmu cemburu!!”

“Iya, si Matsumoto itu memang tidak tahu diri!! Tiba-tiba datang dan merebut Uruha sama darimu.”

“Tapi kami tahu cintamu pada Uru-sama tidak dapat dikalahkan siapapun! Rebut Uru-sama kembali padamu Aoi-sama! Buat dia sadar!!”

Aoi menyunggingkan senyum gurame tipisnya. Menyentuh pinggir bibirnya dimana Uruha meninjunya beberapa waktu lalu. Sensasi rasanya masih membekas hingga saat ini. Tapi entah kenapa ia merasa senang setiap kali mengingat kejadian itu. “Pasti. Aku akan membuatnya berlutut memohon untuk kembali padaku,” Aoi mengatakan kepada ketiga fangirlsnya yang langsung bersorak gembira.

☆ナチュラルセンス☆  (◕‿◕✿)

“BANGUN!!” Uruha noyor bokong Ruki dengan kakinya, yang otomatis membuat sang boncel tersadar dari tidur nyenyaknya. “WOI!!” Sekali lagi Ruki merasakan bokongnya di toyor kaki dengan lebih kuat dari sebelumnya.

“Iya-iyaaa aku bangun!” Sahut Ruki sedikit jengkel dengan wajah masih ngantuknya. Duduk sambil ngucek-ngucek sebelah matanya dengan punggung tangan. “Gak bisa ya membangunkan dengan lebih lembut?” gerutunya pelan. Padahal rasanya semalam Uruha terus-menerus memeluknya. Dan saat terdengar gemuruh guntur Uruha akan mengeratkan pelukannya. Ruki benar-benar merasa spesial. Tapi kemudian pada pagi hari dibangunkan dengan kasar begitu.... Apa yang semalam itu cuma mimpi? Atau Ruki salah mengartikan sesuatu?

“Dengan lebih lembut?” Uruha memangku kedua tangannya sambil mengernyitkan dahi. Ruki mendelik makhluk jangkung itu yang berdiri di pinggir tempat tidur dan ... ternyata ia hanya mengenakan bathrobe hitam dengan handuk kecil menjuntai di lehernya dan tetesan-tetesan air dari rambut basahnya....
Wow!! Sepertinya dia seksi.
Ah Tidak! Tidak! Sepertinya dia baru selesai mandi.
Ruki mengoreksi pemikirannya.

Dan saat makhluk minis itu sibuk berusaha mengalihkan perhatian dan pikirannya dari pemandangan indah di depan matanya, tiba-tiba ia merasakan sesuatu mendarat di sebelah pipinya, “Ohayou.”

Ruki menoleh ke sampingnya sambil memegangi pipi yang baru saja dicium Uruha.

Cengok.

“Sekarang cepat gerakan bokongmu dari tempat tidurku dan bersiaplah untuk berangkat sekolah!!”

.
.
.
.
.
.
.
.

“OI !!”

“He? Aa...I-iya,” Ruki segera menyingkap selimut yang menutupi sebagian tubuhnya dan turun dari tempat tidur Uruha dengan gugup, berjalan dengan cepat menuju pintu. Saat makhluk minis itu menyentuh gagang pintu dan bermaksud menariknya...

“Oi, kuncinya!”

Ruki segera menoleh dan menemukan sebuah kunci dengan tanpa aba-aba melayang indah ke arahnya namun dengan refleks tangan Ruki menangkap benda itu sebelum membentur wajahnya. Lagi-lagi Ruki dibuat jengkel dan membuka kunci pintunya sambil ngedumel karena kelakuan pangeran bebek itu.

Namun saat Ruki hendak kembali menarik gagang pintu, tiba-tiba sebuah telunjuk menekan satu pipinya membuat Ruki menoleh dan yang ia rasakan selanjutnya sebuah bibir mendarat di bibirnya dengan singkat.

“Morning kiss~” Ucap Uruha sambil menjulurkan lidahnya.

Mungkin karena baru bangun tidur dan belum sarapan, Ruki jadi merasa lemas dan ingin pingsan. Dan panas di wajahnya... Dari ekspresi Uruha yang mentertawakannya saat ini, pasti penampakan wajahnya sangat buruk dengan blushing dan wajah baru bangun tidurnya tercampur.

“Apa-apaan kau ini?!” Ruki ngedumel sambil membuka pintu.

“Ohayou....?”

“Eh?” Ruki terkejut seseorang tiba-tiba menyapanya di depan pintu.

“Ruki?”

☆TBC☆  (◕‿◕✿)


Maaf untuk hiatus yang lama xD
Tapi kalian banyak memberi saia semangat untuk ngelanjutin  ,doumo.... 

5 comments:

  1. Finally update 😚 . Sorry baru nongol pdahal uda baca ini ff dri lama 😁 . I love ur fic ,especially toraxsaga fic . Aku sneng pairing itu gegara rukira.san 😁 . D tunggu update.ny 😚

    ReplyDelete
  2. Huhuhu akhirnyaaaaaaaaaaa setelah sekian lamaaa... apdet juga.. aku selalu nungguin fic ini. rukira san, plis jangan kelamaan apdetnyaaaa. Doumo ^^

    ReplyDelete
  3. Aku selalu susah komen disini gegara emailku eror... Lucia desu

    ReplyDelete
  4. Aah~ kalo pake anonymous ga pake emai ya.xD baru tau

    Bisa jadi ini episod terbaik?.xD aku ikut degdegan takut dan pengen nangis di scene tosa shou, berasa juga ada diruangan itu.xDD

    Betewe Uru yg kayak orang lain kalo gitu, centil amat dikit2 nyium.xD

    Semua perasaanya udah plong dan happy aku mencium bau bau ending, tapi aku harap jangan ending dulu. Aku masih ingin bahagia liat saga yang tsundere lovey dovey sama tora, dan uru yg makin centil.xD

    Terimakasih kira, aku ga bisa komen pake akunku, mereka bilang aku udah ngeganti pasword padahal enggak, jadi gabisa masuk :3
    Wkwkwk Lucia Himeno desu.xD

    ReplyDelete
  5. Hore akhirnya seri terbaru sudah terbit *nangisharu
    Kereen !
    Semangat Rukira-san~~ saya selalu menunggu seri terbaru fic iniii

    ReplyDelete