Author : Rukira Matsunori
Rated : T
Genre : romance/ school/ B.L/ De'el'el
Fandom : DELUHI
Pairing(s) : Aggy x Leda *aiiiyaaaaah~*
Chapter : 7
Summary : Forbidden Fruit is sweetest... Perasaanku padamu adalah sebuah dosa namun terasa begitu manis.
Warning : membosankan!!
@@@ -> sekarang
### -> flashback
Note : maaf untuk author's block yang kelamaan eheheh XDa *sujud*
Aggy berdiri menatap langit pagi di atap sekolah sambil memegangi dada dengan sebelah tangannya. Udara pagi yang Aggy hirup hari ini terasa lebih sejuk dan menyegarkan lebih dari pagi pagi yang telah terlewat sebelumnya. Sudut-sudut bibir Aggy sedikit melebar mengingat hal menyenangkan apa yang telah ia alami pagi ini.
###
SREG.
Aggy membuka pintu kelasnya agak kasar hingga semua anak anak dalam kelas mengarahkan pandangan mereka ke arah Aggy. Laki-laki berambut sembrono itu masuk ke dalam kelasnya mengabaikan keadaan sekelilingnya.
"Ohayou", Sapa Sujk dari bangku saat melihat Aggy berjalan ke bangkunya.
Aggy mendelik. Sujk tersenyum ramah sama sekali tak mengharapkan jawaban dari sapaannya, karena ia tau betul orang seperti apa yang ia sapa itu. Aggy melanjutkan perjalanannya ke tempat dimana bangkunya diletakkan. Duduk dengan malas di bangku dimana hanya ia seorang yang menempatinya. Menerawang ke luar jendela meneliti langit yang selalu tampak suram dimatanya akhir-akhir ini, secerah apapun itu.
Sebenarnya ini adalah hari yang buruk buat Aggy. Kenapa? Karena ini adalah pertama kalinya ia datang ke sekolah dengan paksaan seseorang disaat ia benar benar gak mood buat masuk. Aggy bukanlah orang yang akan menurut untuk melakukan sesuatu dengan paksaan sekeras apapun paksaan itu. Tapi untuk kasus yang satu ini, ia mencopot dulu gelarnya.
Kiyoharu menelponnya pagi-pagi buta saat Aggy masih nempel dengan tempat tidur dan selimut tebalnya menyuruh untuk agar ia masuk sekolah. Sudah dua hari Aggy membolos sama sekali tak menampakan batang hidungnya di sekolah sejak Kiyoharu mengatakan bahwa Leda akan benar-benar dikeluarkan. Aggy bahkan sudah berniat gak mau menginjakan kakinya lagi di sekolah dimana 'dia' juga tak menampakan dirinya lagi di sana. Aggy merasa bersekolahpun hanya akan membuang waktunya saja kalau dia tak bertemu Leda. Karena itu Kiyoharu memaksanya untuk masuk sekolah dengan mengiming-imingi 'alamat Leda'. Aggy baru menyadarinya, selama ini ia begitu mengagumi ketua kelasnya tapi Aggy tak pernah berusaha mengetahui dimana istana pangeran kecilnya itu. Aggy tak pernah berusaha menanyakannya pada yang lain yang jelas jelas menampakan ketakutan setiap berhadapan dengannya, apalagi pada orangnya langsung, Aggy memelihara sifat jaim yang bersarang dalam dirinya dengan baik. Karena itu Aggy tak bisa menolaknya. Walau ia super duper males tapi kakinya memaksakan diri untuk membawanya ke sekolah. Dan Aggy akan benar benar mencukur semua rambut yang ada di tubuh Kiyoharu kalau ia tak menepati janji memberinya alamat Leda.
Aggy tak tau dan tak mau tau alasan kenapa Kiyoharu tiba tiba memaksanya masuk dengan memberikan imbalan yang aneh. Aggy hanya berharap bumi berputar lebih cepat hari ini, agar ia bisa segera meninggalkan tempat paling membosankan yang dinamakan sekolah dan mendapatkan alamat ketua kelasnya.
Bel terdengar nyaring berbunyi menandakan jam pelajaran pertama sudah waktunya di mulai. Semua anak anak yang masih berkeliaran bebas di luar segera memasuki kelas, dan dengan cepat setiap bangku di kelas Aggy mendapatkan pemiliknya, kecuali bangku 'itu'. Aggy merasa sedikit kesepian. Letak bangku yang selalu ia perhatikan, yang bisa membuat Aggy menemukan senyuman, keseriusan, canda dan tawa di sana.
Sekarang kosong.
Aggy tak tahan lagi. Ia lebih merasa sakit kalau harus terus berada di kelas ini, memperhatikan bangku kosong yang tampak kesepian, seperti hati Aggy yang merindukannya. "Kiyo~~~", Aggy menggeretakan giginya merasa tak tahan, berharap wali kelasnya cepat datang dan ia bisa pulang.
Sreg.
Aggy refleks mengarahkan pandangan matanya ke arah pintu masuk yang mendadak terbuka. Bukan wajah mulai keriput Kiyoharu yang Aggy lihat di sana seperti apa yang ia bayangkan. Mata Aggy sedikit melebar ketika rupa tanpa cela muncul dari balik pintu kelasnya.
"Leda-kun?", Kanon berdiri dari bangkunya.
"ah, ohayou", Leda tersenyum mengangkat tangan menyapa teman teman sekelasnya.
"Ketua kelas!!!"
"waaaahhh Leda!"
"Leda san!"
Hampir semua anak-anak menghampiri Leda dan menyapa ketua kelas mereka yang lama tak menampakan diri karena skors itu. Sampai tubuhnya tenggelam dalam kerumunan membuat Aggy kesulitan melihat sosoknya.
"aku pikir kau benar benar dikeluarkan"
"ahahah"
"senang melihatmu lagi ketua kelas"
"selamat datang"
"Leda-kun, aku khawatir sekali", Kanon tampak berkaca-kaca. Leda hanya memberinya elusan di kepala.
Aggy tetap bergeming di bangkunya memperhatikan kerumunan orang di depan pintu. Perlakuan yang 100% berbeda dengan saat hari pertama ia masuk sekolah habis di skors. Tapi Aggy tak memperdulikannya, ia tau semua orang begitu menyayangi Leda-nya dan hal itu cukup membuat Aggy tenang. Dan yang paling penting adalah... Dia kembali.
Aggy mengepal kuat telapak tangannya di atas meja. Betapa ia senang melihatnya lagi di kelas ini dan 'hei.. Kita tidak akan kesepian lagi', ucap Aggy dalam hati sambil memandang sebuah bangku.
@@@
Aggy masih berdiri di atap sekolah memperhatikan matahari yang sudah lebih tinggi dari saat ia datang ke atap ini tadi, menandakan berapa lama ia berdiri di sana.
Aggy baru menyadari, ternyata itulah alasan mengapa Kiyoharu memaksanya untuk masuk. Kenapa sensei itu tak mengatakan saja langsung kalau hari ini Leda akan kembali ke sekolah? Dengan begitu Aggy tak perlu menggerakan tubuh dan jiwanya dengan rasa terpaksa. Aggy mendengus, memang seperti itulah ayah kedua bagi Aggy. Ya itulah Kiyoharu.
"Aggy-san"
".......", Aggy sontak menoleh.
"Baaaa~", Kiyoharu menutup wajahnya dengan telapak tangan lalu membukanya ketika Aggy menoleh dengan kata-kata 'baaa~', keluar dari mulutnya. Jelas sekali Kiyoharu masih sedikit menganggap Aggy adalah Aggy kecilnya.
Aggy mendengus kecewa, "kenapa kamu Kiyo?"
"he? Leda sedang belajar di kelas. Ini hari pertamanya aku tak tega mengganggu", jelas Kiyoharu
"Lalu kau? Kau kan guru? Kenapa meninggalkan kelas saat jam pelajaran belum habis?"
"aku sudah memberi tugas pada anak anak. Lhaa kau? Murid macam apa yang meninggalkan kelas saat jam pelajaran? Aku masuk tau tau tinggal tasnya. Kapan kau mau berubah heh?"
Aggy memutar bola matanya ke arah Kiyoharu, "kapan-kapan"
"dasar kau!", Kiyoharu kembali menggeplakan tangannya di kepala Aggy. "kau senang?"
"he?"
"bukankah keinginanmu sudah terkabul"
Aggy menggaruk garuk tengkuknya sambil menunduk, "thanks..."
"hahahah", Kiyoharu memukul punggung Aggy kuat sampai tubuh Aggy sedikit terdorong, "kau selalu terlihat lembut kalau itu tentang Leda haha"
"apa?"
"bersyukurlah.. Dan ucapkan terimakasih pada ayahmu"
"......."
"malam itu dia menelponku, tiba tiba menanyakan tentang anak bernama Leda"
"apa?"
"aku tau Leda sudah banyak memberikan perubahan padamu dan aku mengatakannya. Ayahmu yang meminta pada pihak sekolah untuk tidak mendrop-out Leda, dan seperti yang kau tau... Jika itu ayahmu, tidak ada yang bisa menolaknya", terang Kiyoharu panjang lebar membuat Aggy terdiam.
"waktu itu kau bilang dia benar benar akan dikeluarkan?"
"hahahah memang keputusan rapat guru begitu"
"cis"
Kiyoharu tersenyum sambil merogoh saku celananya, lalu menyodorkan sesuatu pada Aggy. "ini... Ucapkan terimakasih padanya"
"........."
-
-
-
-
'ya, hallo?'
"........."
'Kiyo?'
"ini aku.."
'.........', Gackt tampak berpikir beberapa saat tentang siapa yang lawan bicaranya maksud dengan -aku- itu, 'Aggy?'
"ya"
'apa yang kau lakukan menelpon saat jam kerja begini? Memangnya kau tidak sekolah hah? Dasar anak--'
"Arigatou"
'apa?'
"terimakasih telah mengabulkannya"
'........', Gackt terdiam dengan kata kata Aggy. Selama ini Aggy hanya selalu memberikannya kata kata sinis begitupun ia membalasnya. Dan apa yang ia dengar sekarang adalah kata kata kelembutan, sama sekali tak sesuai dengan karakter anaknya. Dan Gackt menyadarinya, sebesar itukah pengaruh anak bernama Leda itu?, 'aku melakukan keinginanmu bukan dengan cuma cuma. Ketahuilah bahwa itu ada syaratnya'
Aggy sedikit menunduk menatap lantai, "aku tau", gumamnya pelan. Iya, Aggy tau sekali ayahnya. Tapi untuk kali ini saja, mungkin Aggy tak kan keberatan. Sekalipun syarat itu adalah mengembalikan masa kecilnya?
'sekolahlah yang rajin, dan jangan berkelahi untuk hal yang tidak penting. Kalau tak mau melakukannya untukku, lakukanlah untuk dirimu sendiri', ucap Gackt. Aggy mengangkat wajahnya menatap Kiyoharu yang menyambutnya dengan senyuman. Sepertinya Aggy terlalu menutup diri untuk mengetahui segala sesuatu yang tengah berubah di sekitarnya.
Aggy hanya menganggukan kepalanya pelan. Namun sepertinya Gackt dapat merasakan anggukan Aggy dan pembicaraan ayah dan anak itu berhenti. Aggy mengembalikan handphone Kiyoharu pada pemiliknya. "apa katanya?", tanya Kiyoharu penasaran
"apa aku harus memberitahumu?", ujar Aggy ketus.
"wah kurang ajar ya. Udah dipinjami hp malah begitu balasannya? Cepat kau masuk kelas!", Kiyoharu mendorong dorong tubuh Aggy.
"iya iya", dengus Aggy.
@@@
"heee? Aku?"
"benaaaaar"
"apa? Tu-tunggu dulu!!!"
Aggy mendelik ke arah kerumunan berisik yang mengganggunya. Lagi-lagi ia tak bisa memperhatikan ketua kelasnya dengan leluasa. 'dia' seperti gula yang dikerubungi semut saja. Dan Aggy akan menyemprot semut semut itu dengan pestisida sebanyak mungkin sampai mereka terkapar, jera mendekati gula manis 'milik' Aggy lagi. Milik? Aggy mendengus. Betapa egoisnya dia mengklaim makhluk tuhan itu dengan sebutan milik.
Aggy kembali melirik matanya mencari celah diantara kerumunan semut semut pengganggu itu. Tapi sia-sia. Aggy kembali mengumpat dalam hati. ya... kalau saja Aggy bisa menyingkirkan mereka untuk tidak menghalangi pandangannya pasti ia lakukan. Tapi sayangnya tak ada pestisida? di sekolah.
"ayolah Leda-kun! Aku selalu berharap kau yang akan memakai rancanganku itu><" "tapi? Bukankah Wakeshima lebih pantas^^" "kalau itu kami sudah tau ketua kelas. Kami ingin membuat konsep yang berbeda. Benarkan teman-teman?" "iyaaaaaaa>0
"eh? Hehe... Tapi"
"kami mohooooooooonn!!!!!!!", semua anak-anak perempuan itu berpuppy-eyes ria membuat Leda salah tingkah tak bisa bergerak dengan leluasa. Dan satu anggukan dari Leda membuat mereka kegirangan dan saling berpelukan seakan lamaran mereka telah Leda terima. Aggy yang melihat hal itu dari bangkunya hanya mengernyitkan dahi, mengumpati betapa bodohnya tingkah anak anak perempuan di kelasnya.
Leda menarik nafasnya pasrah. Ia senang masih bisa bersekolah di sekolah ini. Dimana ia bisa bertemu teman teman yang ia sayangi dan menyayanginya. Tempat yang hangat yang selalu menyambut keberadaannya. Dan....
Bel telah berbunyi. Peringatan bahwa jam istirahat telah berakhir. Dan Satu persatu anak anak yang mengerumi Leda telah kembali ke bangkunya masing-masing. Walau Kanon dan satu dua orang siswi lain masih kelihatan asik bercengkrama dengan ketua kelasnya itu.
Leda menoleh, dan ia tersenyum ketika melihat orang yang ingin dia lihat duduk di sana yang ternyata juga tengah lebih dulu melihat ke arahnya, iya... Bahkan jauuuuuuh lebih dulu tanpa ia sadari. Senyum Leda perlahan lenyap, baru saja mereka bertemu pandang dan orang itu langsung mengakhirinya dengan cepat. Menghindarinya dengan mengarahkan pandangannya ke luar jendela. Leda sedikit kecewa, tapi dia bersyukur bisa melihat orang itu baik baik saja setelah dipukuli dan ditendang sedemikian kerasnya waktu itu. Leda hanya ingin berterimakasih. Atas 'waktu itu' dan 'sekarang'.
Kiyoharu telah mengatakan semuanya, dan siapa perantara atas kesempatan yang di dapatnya untuk dapat bersekolah kembali di sekolah ini, dengan syarat yang sama dari Kiyoharu seperti waktu ia pertama masuk ke sekolah ini. Dan syarat kedua dari orang itu, agar menjaga anaknya satu-satunya. Leda tak keberatan, tak dimintapun sejak awal Leda memang ingin menjaganya, menyadarkan siapapun anak seperti Aggy yang ada di sekitarnya. Mereka harus tau bahwa keberadaan seorang teman adalah penting. Ya... Leda tau, walau Aggy seperti itu, tapi Aggy tidaklah seburuk dirinya dulu.
Dan Leda kembali menghela nafas. Hari yang seharusnya ia nikmati ini kenapa jadi terasa berat setelah anggukan kepalanya tadi?
-
-
-
-
"baiklah teman-teman maaf, mohon perhatiannya", Leda menepuk nepuk papan tulis di depan kelas untuk memberi sebuah pengumuman setelah sebelumnya Kanon memberitahu anak anak untuk tidak pulang dulu. "begini... Aku sudah mendengar bahwa penutupan festival sekolah nanti setiap kelas harus menampilkan suatu karya, sebelumnya aku berterimakasih karena waktu aku tidak ada kalian telah menyiapkan semuanya dengan baik", Leda tersenyum.
Aggy hanya tiduran di atas meja, namun telinganya fokus mendengarkan suara dari depan kelas. Suara yang sudah lama sekali ingin Aggy dengar.
"karena itu rencananya kelas kita akan mengadakan sebuah drama...."
"dengan judul Romeo and Juliet", Kanon berdiri di samping Leda dan memotong kalimatnya. Aggy mendengus lagi masih tiduran di bangkunya. Pasti akan menjadi drama yang membosankan, sejak dulu Aggy tak pernah tertarik dengan hal hal seperti permainan anak kecil begitu, dan ia tidak mau terlibat. Lagipula siapa yang mau melibatkannya?
"dengan konsep yang berbeda! Dimana para pemainnya adalah cowok semua", Kanon tampak bersemangat dan semua anak perempuan bersorak.
"ah iya..", Leda menggaruk garuk tengkuknya, "dan kita sudah mendapatkan siapa siapa saja pemainnya... ee--di sini...", Leda membuka-buka buku dari Kanon di tangannya, "iya.. Untuk pemeran Romeonya adalah..... Sujk"
"aku?", Sujk menunjuk dirinya sendiri.
"iya Sujk-kun. Kami sudah merundingkannya, cuma kau yang pantas", ujar Kanon, "dan kami tidak menerima protes!!", Kanon sedikit melotot melihat Sujk yang kelihatan ingin menolak hingga akhirnya Sujk menurut saja. Leda hanya tersenyum berat, ia mengerti sekali perasaan Sujk.
"dan untuk pemeran julietnya... err~", Leda kembali menggaruk garuk tengkuknya agak gugup, "eee---", Leda mengangkat wajahnya melihat ke arah anak anak yang tampak tengah antusias mendengarkan pengumuman siapa julietnya.
"Aggy..."
GUBRAK!!!
Aggy langsung mengangkat wajahnya yang lagi tiduran.
"HAAAAAAAAAAAHH???!!"
"APA?!!!"
Semua anak anak terlihat shock dan frustasi.
"Leda-kuuun!!!", Kanon mencubit lengan Leda, protes. Ketua kelasnya itu hanya tertawa sambil meminta maaf, "bukan Aggy!!", Ujar Kanon lantang agak cemberut pada teman-temannya. Dan anak anak dikelas menghela nafas lega sambil usap usap dada. "ayo dilanjutkan Leda-kun"
"ah iya... Err~ julietnya adalah aku sendiri", Leda garuk-garukin telunjuknya dipipi sambil nyengir kuda.
"........"
"WOAAAAAAAAAAAAAAAA~~"
"KYAAAAAAAA~~~~~~"
Anak anak perempuan terlihat saling tos karena keinginan mereka telah tercapai hasil membujuk ketua kelas mereka abis-abisan.
Aggy cuma bengong mendengar pengumuman dari Leda. Juliet? Juliet itu.....
Hah?
To@be@continued...
^0^)/ yoooo~ sampai jumpa lagi *plak*
Rated : T
Genre : romance/ school/ B.L/ De'el'el
Fandom : DELUHI
Pairing(s) : Aggy x Leda *aiiiyaaaaah~*
Chapter : 7
Summary : Forbidden Fruit is sweetest... Perasaanku padamu adalah sebuah dosa namun terasa begitu manis.
Warning : membosankan!!
@@@ -> sekarang
### -> flashback
Note : maaf untuk author's block yang kelamaan eheheh XDa *sujud*
Aggy berdiri menatap langit pagi di atap sekolah sambil memegangi dada dengan sebelah tangannya. Udara pagi yang Aggy hirup hari ini terasa lebih sejuk dan menyegarkan lebih dari pagi pagi yang telah terlewat sebelumnya. Sudut-sudut bibir Aggy sedikit melebar mengingat hal menyenangkan apa yang telah ia alami pagi ini.
###
SREG.
Aggy membuka pintu kelasnya agak kasar hingga semua anak anak dalam kelas mengarahkan pandangan mereka ke arah Aggy. Laki-laki berambut sembrono itu masuk ke dalam kelasnya mengabaikan keadaan sekelilingnya.
"Ohayou", Sapa Sujk dari bangku saat melihat Aggy berjalan ke bangkunya.
Aggy mendelik. Sujk tersenyum ramah sama sekali tak mengharapkan jawaban dari sapaannya, karena ia tau betul orang seperti apa yang ia sapa itu. Aggy melanjutkan perjalanannya ke tempat dimana bangkunya diletakkan. Duduk dengan malas di bangku dimana hanya ia seorang yang menempatinya. Menerawang ke luar jendela meneliti langit yang selalu tampak suram dimatanya akhir-akhir ini, secerah apapun itu.
Sebenarnya ini adalah hari yang buruk buat Aggy. Kenapa? Karena ini adalah pertama kalinya ia datang ke sekolah dengan paksaan seseorang disaat ia benar benar gak mood buat masuk. Aggy bukanlah orang yang akan menurut untuk melakukan sesuatu dengan paksaan sekeras apapun paksaan itu. Tapi untuk kasus yang satu ini, ia mencopot dulu gelarnya.
Kiyoharu menelponnya pagi-pagi buta saat Aggy masih nempel dengan tempat tidur dan selimut tebalnya menyuruh untuk agar ia masuk sekolah. Sudah dua hari Aggy membolos sama sekali tak menampakan batang hidungnya di sekolah sejak Kiyoharu mengatakan bahwa Leda akan benar-benar dikeluarkan. Aggy bahkan sudah berniat gak mau menginjakan kakinya lagi di sekolah dimana 'dia' juga tak menampakan dirinya lagi di sana. Aggy merasa bersekolahpun hanya akan membuang waktunya saja kalau dia tak bertemu Leda. Karena itu Kiyoharu memaksanya untuk masuk sekolah dengan mengiming-imingi 'alamat Leda'. Aggy baru menyadarinya, selama ini ia begitu mengagumi ketua kelasnya tapi Aggy tak pernah berusaha mengetahui dimana istana pangeran kecilnya itu. Aggy tak pernah berusaha menanyakannya pada yang lain yang jelas jelas menampakan ketakutan setiap berhadapan dengannya, apalagi pada orangnya langsung, Aggy memelihara sifat jaim yang bersarang dalam dirinya dengan baik. Karena itu Aggy tak bisa menolaknya. Walau ia super duper males tapi kakinya memaksakan diri untuk membawanya ke sekolah. Dan Aggy akan benar benar mencukur semua rambut yang ada di tubuh Kiyoharu kalau ia tak menepati janji memberinya alamat Leda.
Aggy tak tau dan tak mau tau alasan kenapa Kiyoharu tiba tiba memaksanya masuk dengan memberikan imbalan yang aneh. Aggy hanya berharap bumi berputar lebih cepat hari ini, agar ia bisa segera meninggalkan tempat paling membosankan yang dinamakan sekolah dan mendapatkan alamat ketua kelasnya.
Bel terdengar nyaring berbunyi menandakan jam pelajaran pertama sudah waktunya di mulai. Semua anak anak yang masih berkeliaran bebas di luar segera memasuki kelas, dan dengan cepat setiap bangku di kelas Aggy mendapatkan pemiliknya, kecuali bangku 'itu'. Aggy merasa sedikit kesepian. Letak bangku yang selalu ia perhatikan, yang bisa membuat Aggy menemukan senyuman, keseriusan, canda dan tawa di sana.
Sekarang kosong.
Aggy tak tahan lagi. Ia lebih merasa sakit kalau harus terus berada di kelas ini, memperhatikan bangku kosong yang tampak kesepian, seperti hati Aggy yang merindukannya. "Kiyo~~~", Aggy menggeretakan giginya merasa tak tahan, berharap wali kelasnya cepat datang dan ia bisa pulang.
Sreg.
Aggy refleks mengarahkan pandangan matanya ke arah pintu masuk yang mendadak terbuka. Bukan wajah mulai keriput Kiyoharu yang Aggy lihat di sana seperti apa yang ia bayangkan. Mata Aggy sedikit melebar ketika rupa tanpa cela muncul dari balik pintu kelasnya.
"Leda-kun?", Kanon berdiri dari bangkunya.
"ah, ohayou", Leda tersenyum mengangkat tangan menyapa teman teman sekelasnya.
"Ketua kelas!!!"
"waaaahhh Leda!"
"Leda san!"
Hampir semua anak-anak menghampiri Leda dan menyapa ketua kelas mereka yang lama tak menampakan diri karena skors itu. Sampai tubuhnya tenggelam dalam kerumunan membuat Aggy kesulitan melihat sosoknya.
"aku pikir kau benar benar dikeluarkan"
"ahahah"
"senang melihatmu lagi ketua kelas"
"selamat datang"
"Leda-kun, aku khawatir sekali", Kanon tampak berkaca-kaca. Leda hanya memberinya elusan di kepala.
Aggy tetap bergeming di bangkunya memperhatikan kerumunan orang di depan pintu. Perlakuan yang 100% berbeda dengan saat hari pertama ia masuk sekolah habis di skors. Tapi Aggy tak memperdulikannya, ia tau semua orang begitu menyayangi Leda-nya dan hal itu cukup membuat Aggy tenang. Dan yang paling penting adalah... Dia kembali.
Aggy mengepal kuat telapak tangannya di atas meja. Betapa ia senang melihatnya lagi di kelas ini dan 'hei.. Kita tidak akan kesepian lagi', ucap Aggy dalam hati sambil memandang sebuah bangku.
@@@
Aggy masih berdiri di atap sekolah memperhatikan matahari yang sudah lebih tinggi dari saat ia datang ke atap ini tadi, menandakan berapa lama ia berdiri di sana.
Aggy baru menyadari, ternyata itulah alasan mengapa Kiyoharu memaksanya untuk masuk. Kenapa sensei itu tak mengatakan saja langsung kalau hari ini Leda akan kembali ke sekolah? Dengan begitu Aggy tak perlu menggerakan tubuh dan jiwanya dengan rasa terpaksa. Aggy mendengus, memang seperti itulah ayah kedua bagi Aggy. Ya itulah Kiyoharu.
"Aggy-san"
".......", Aggy sontak menoleh.
"Baaaa~", Kiyoharu menutup wajahnya dengan telapak tangan lalu membukanya ketika Aggy menoleh dengan kata-kata 'baaa~', keluar dari mulutnya. Jelas sekali Kiyoharu masih sedikit menganggap Aggy adalah Aggy kecilnya.
Aggy mendengus kecewa, "kenapa kamu Kiyo?"
"he? Leda sedang belajar di kelas. Ini hari pertamanya aku tak tega mengganggu", jelas Kiyoharu
"Lalu kau? Kau kan guru? Kenapa meninggalkan kelas saat jam pelajaran belum habis?"
"aku sudah memberi tugas pada anak anak. Lhaa kau? Murid macam apa yang meninggalkan kelas saat jam pelajaran? Aku masuk tau tau tinggal tasnya. Kapan kau mau berubah heh?"
Aggy memutar bola matanya ke arah Kiyoharu, "kapan-kapan"
"dasar kau!", Kiyoharu kembali menggeplakan tangannya di kepala Aggy. "kau senang?"
"he?"
"bukankah keinginanmu sudah terkabul"
Aggy menggaruk garuk tengkuknya sambil menunduk, "thanks..."
"hahahah", Kiyoharu memukul punggung Aggy kuat sampai tubuh Aggy sedikit terdorong, "kau selalu terlihat lembut kalau itu tentang Leda haha"
"apa?"
"bersyukurlah.. Dan ucapkan terimakasih pada ayahmu"
"......."
"malam itu dia menelponku, tiba tiba menanyakan tentang anak bernama Leda"
"apa?"
"aku tau Leda sudah banyak memberikan perubahan padamu dan aku mengatakannya. Ayahmu yang meminta pada pihak sekolah untuk tidak mendrop-out Leda, dan seperti yang kau tau... Jika itu ayahmu, tidak ada yang bisa menolaknya", terang Kiyoharu panjang lebar membuat Aggy terdiam.
"waktu itu kau bilang dia benar benar akan dikeluarkan?"
"hahahah memang keputusan rapat guru begitu"
"cis"
Kiyoharu tersenyum sambil merogoh saku celananya, lalu menyodorkan sesuatu pada Aggy. "ini... Ucapkan terimakasih padanya"
"........."
-
-
-
-
'ya, hallo?'
"........."
'Kiyo?'
"ini aku.."
'.........', Gackt tampak berpikir beberapa saat tentang siapa yang lawan bicaranya maksud dengan -aku- itu, 'Aggy?'
"ya"
'apa yang kau lakukan menelpon saat jam kerja begini? Memangnya kau tidak sekolah hah? Dasar anak--'
"Arigatou"
'apa?'
"terimakasih telah mengabulkannya"
'........', Gackt terdiam dengan kata kata Aggy. Selama ini Aggy hanya selalu memberikannya kata kata sinis begitupun ia membalasnya. Dan apa yang ia dengar sekarang adalah kata kata kelembutan, sama sekali tak sesuai dengan karakter anaknya. Dan Gackt menyadarinya, sebesar itukah pengaruh anak bernama Leda itu?, 'aku melakukan keinginanmu bukan dengan cuma cuma. Ketahuilah bahwa itu ada syaratnya'
Aggy sedikit menunduk menatap lantai, "aku tau", gumamnya pelan. Iya, Aggy tau sekali ayahnya. Tapi untuk kali ini saja, mungkin Aggy tak kan keberatan. Sekalipun syarat itu adalah mengembalikan masa kecilnya?
'sekolahlah yang rajin, dan jangan berkelahi untuk hal yang tidak penting. Kalau tak mau melakukannya untukku, lakukanlah untuk dirimu sendiri', ucap Gackt. Aggy mengangkat wajahnya menatap Kiyoharu yang menyambutnya dengan senyuman. Sepertinya Aggy terlalu menutup diri untuk mengetahui segala sesuatu yang tengah berubah di sekitarnya.
Aggy hanya menganggukan kepalanya pelan. Namun sepertinya Gackt dapat merasakan anggukan Aggy dan pembicaraan ayah dan anak itu berhenti. Aggy mengembalikan handphone Kiyoharu pada pemiliknya. "apa katanya?", tanya Kiyoharu penasaran
"apa aku harus memberitahumu?", ujar Aggy ketus.
"wah kurang ajar ya. Udah dipinjami hp malah begitu balasannya? Cepat kau masuk kelas!", Kiyoharu mendorong dorong tubuh Aggy.
"iya iya", dengus Aggy.
@@@
"heee? Aku?"
"benaaaaar"
"apa? Tu-tunggu dulu!!!"
Aggy mendelik ke arah kerumunan berisik yang mengganggunya. Lagi-lagi ia tak bisa memperhatikan ketua kelasnya dengan leluasa. 'dia' seperti gula yang dikerubungi semut saja. Dan Aggy akan menyemprot semut semut itu dengan pestisida sebanyak mungkin sampai mereka terkapar, jera mendekati gula manis 'milik' Aggy lagi. Milik? Aggy mendengus. Betapa egoisnya dia mengklaim makhluk tuhan itu dengan sebutan milik.
Aggy kembali melirik matanya mencari celah diantara kerumunan semut semut pengganggu itu. Tapi sia-sia. Aggy kembali mengumpat dalam hati. ya... kalau saja Aggy bisa menyingkirkan mereka untuk tidak menghalangi pandangannya pasti ia lakukan. Tapi sayangnya tak ada pestisida? di sekolah.
"ayolah Leda-kun! Aku selalu berharap kau yang akan memakai rancanganku itu><" "tapi? Bukankah Wakeshima lebih pantas^^" "kalau itu kami sudah tau ketua kelas. Kami ingin membuat konsep yang berbeda. Benarkan teman-teman?" "iyaaaaaaa>0
"eh? Hehe... Tapi"
"kami mohooooooooonn!!!!!!!", semua anak-anak perempuan itu berpuppy-eyes ria membuat Leda salah tingkah tak bisa bergerak dengan leluasa. Dan satu anggukan dari Leda membuat mereka kegirangan dan saling berpelukan seakan lamaran mereka telah Leda terima. Aggy yang melihat hal itu dari bangkunya hanya mengernyitkan dahi, mengumpati betapa bodohnya tingkah anak anak perempuan di kelasnya.
Leda menarik nafasnya pasrah. Ia senang masih bisa bersekolah di sekolah ini. Dimana ia bisa bertemu teman teman yang ia sayangi dan menyayanginya. Tempat yang hangat yang selalu menyambut keberadaannya. Dan....
Bel telah berbunyi. Peringatan bahwa jam istirahat telah berakhir. Dan Satu persatu anak anak yang mengerumi Leda telah kembali ke bangkunya masing-masing. Walau Kanon dan satu dua orang siswi lain masih kelihatan asik bercengkrama dengan ketua kelasnya itu.
Leda menoleh, dan ia tersenyum ketika melihat orang yang ingin dia lihat duduk di sana yang ternyata juga tengah lebih dulu melihat ke arahnya, iya... Bahkan jauuuuuuh lebih dulu tanpa ia sadari. Senyum Leda perlahan lenyap, baru saja mereka bertemu pandang dan orang itu langsung mengakhirinya dengan cepat. Menghindarinya dengan mengarahkan pandangannya ke luar jendela. Leda sedikit kecewa, tapi dia bersyukur bisa melihat orang itu baik baik saja setelah dipukuli dan ditendang sedemikian kerasnya waktu itu. Leda hanya ingin berterimakasih. Atas 'waktu itu' dan 'sekarang'.
Kiyoharu telah mengatakan semuanya, dan siapa perantara atas kesempatan yang di dapatnya untuk dapat bersekolah kembali di sekolah ini, dengan syarat yang sama dari Kiyoharu seperti waktu ia pertama masuk ke sekolah ini. Dan syarat kedua dari orang itu, agar menjaga anaknya satu-satunya. Leda tak keberatan, tak dimintapun sejak awal Leda memang ingin menjaganya, menyadarkan siapapun anak seperti Aggy yang ada di sekitarnya. Mereka harus tau bahwa keberadaan seorang teman adalah penting. Ya... Leda tau, walau Aggy seperti itu, tapi Aggy tidaklah seburuk dirinya dulu.
Dan Leda kembali menghela nafas. Hari yang seharusnya ia nikmati ini kenapa jadi terasa berat setelah anggukan kepalanya tadi?
-
-
-
-
"baiklah teman-teman maaf, mohon perhatiannya", Leda menepuk nepuk papan tulis di depan kelas untuk memberi sebuah pengumuman setelah sebelumnya Kanon memberitahu anak anak untuk tidak pulang dulu. "begini... Aku sudah mendengar bahwa penutupan festival sekolah nanti setiap kelas harus menampilkan suatu karya, sebelumnya aku berterimakasih karena waktu aku tidak ada kalian telah menyiapkan semuanya dengan baik", Leda tersenyum.
Aggy hanya tiduran di atas meja, namun telinganya fokus mendengarkan suara dari depan kelas. Suara yang sudah lama sekali ingin Aggy dengar.
"karena itu rencananya kelas kita akan mengadakan sebuah drama...."
"dengan judul Romeo and Juliet", Kanon berdiri di samping Leda dan memotong kalimatnya. Aggy mendengus lagi masih tiduran di bangkunya. Pasti akan menjadi drama yang membosankan, sejak dulu Aggy tak pernah tertarik dengan hal hal seperti permainan anak kecil begitu, dan ia tidak mau terlibat. Lagipula siapa yang mau melibatkannya?
"dengan konsep yang berbeda! Dimana para pemainnya adalah cowok semua", Kanon tampak bersemangat dan semua anak perempuan bersorak.
"ah iya..", Leda menggaruk garuk tengkuknya, "dan kita sudah mendapatkan siapa siapa saja pemainnya... ee--di sini...", Leda membuka-buka buku dari Kanon di tangannya, "iya.. Untuk pemeran Romeonya adalah..... Sujk"
"aku?", Sujk menunjuk dirinya sendiri.
"iya Sujk-kun. Kami sudah merundingkannya, cuma kau yang pantas", ujar Kanon, "dan kami tidak menerima protes!!", Kanon sedikit melotot melihat Sujk yang kelihatan ingin menolak hingga akhirnya Sujk menurut saja. Leda hanya tersenyum berat, ia mengerti sekali perasaan Sujk.
"dan untuk pemeran julietnya... err~", Leda kembali menggaruk garuk tengkuknya agak gugup, "eee---", Leda mengangkat wajahnya melihat ke arah anak anak yang tampak tengah antusias mendengarkan pengumuman siapa julietnya.
"Aggy..."
GUBRAK!!!
Aggy langsung mengangkat wajahnya yang lagi tiduran.
"HAAAAAAAAAAAHH???!!"
"APA?!!!"
Semua anak anak terlihat shock dan frustasi.
"Leda-kuuun!!!", Kanon mencubit lengan Leda, protes. Ketua kelasnya itu hanya tertawa sambil meminta maaf, "bukan Aggy!!", Ujar Kanon lantang agak cemberut pada teman-temannya. Dan anak anak dikelas menghela nafas lega sambil usap usap dada. "ayo dilanjutkan Leda-kun"
"ah iya... Err~ julietnya adalah aku sendiri", Leda garuk-garukin telunjuknya dipipi sambil nyengir kuda.
"........"
"WOAAAAAAAAAAAAAAAA~~"
"KYAAAAAAAA~~~~~~"
Anak anak perempuan terlihat saling tos karena keinginan mereka telah tercapai hasil membujuk ketua kelas mereka abis-abisan.
Aggy cuma bengong mendengar pengumuman dari Leda. Juliet? Juliet itu.....
Hah?
To@be@continued...
^0^)/ yoooo~ sampai jumpa lagi *plak*
No comments:
Post a Comment