Search + histats

Sunday 16 December 2012

Forbidden Fruit 13



Author : Rukira Matsunori
Rated : T++ (haha..)
Genre : AU/ romance/ school/ BL
Fandom: DELUHI.. *sisanya gak penting (plak)*
Pairing: AggyXLeda *gyaa~*
Chapter : 13
Warning : MalexMale!! *tumben warningnyo~~*
Summary : forbidden fruit is sweetest.... perasaanku padamu adalah sebuah dosa. Namun terasa begitu manis
Length : 17 pages (4.429  words)
Note : saia percepat ceritanya karena pengen cepet selesai…. Hho~~
disini ada potongan dari chap 12 (yang awal-awal) jadi yang seharusnya di situ TBC malah nggak, jadi kerasa ada yang aneh??? -_- *menurut saia*






“kampung halamannya?”, Kiyoharu sedikit kaget mendengar berita yang di bawa Kanon dan juga Aggy sepulang dari kediaman Leda.

“aku akan menyusulnya”, ucap Aggy tiba-tiba.

GPLAK!!

Sebuah buku kembali menyapa kepala Aggy. Dan Kanon yang melihatnya sedikit cengir karena sepertinya pukulan buku itu cukup menyakitkan jika dilakukan dengan penuh tenaga seperti yang baru saja ia lihat, “jangan bercanda kau! kau pikir Leda akan senang dengan kau melakukan itu hah?”

“aku tidak perduli!! Aku hanya ingin ia kembali ke sekolah ini seperti yang biasa ia lakukan!!”, Aggy mengucapkannya dengan suara yang cukup keras. Untung mereka tidak sedang berada di ruang guru. Melainkan di luar kelas.

“ck! kau pikir siapa dirimu bagi Leda…..Aggy?”, jujur saja Kiyoharu tidak ingin mengatakan itu tapi Kiyoharu hanya ingin agar Aggy tidak bertindak gegabah.

“lalu kau akan diam saja? Membiarkan muridmu menghilang tanpa kabar dan lenyap begitu saja tanpa berusaha kau bujuk kembali? dia pasti sedang berada dalam keadaan frustasinya, masa lalu yang membebaninya harus diungkit kembali di depan semua orang!”

Membebaninya?
Iya, Aggy bisa mengatakan itu karena ia bisa mengerti sekarang. tatapan-tatap yang memancar dari kedua matanya yang kadang Aggy tak mengerti. Kata-kata penyesalan yang kadang ia ucapkan yang selalu membuat Aggy mengernyitkan dahi. Itu pastilah sangat membebaninya.

Kiyoharu menghela nafas berat. “Aggy…cobalah berpikir positif sekali saja. Jangan menyimpulkan segala sesuatu berdasarkan rasa ketakutanmu! Mungkin saja ada sesuatu yang harus ia lakukan di sana. jika ia sedang dalam masa depresinya mungkin ia perlu menenangkan dirinya. Kita harus menghormati keputusannya”

“bagaimana kalau ia benar-benar tak kembali?”, Tanya Aggy lagi.

“sudah kubilang hormati keputusannya..”

“KIYO!!!!”, Aggy menarik kemeja Kiyoharu geram. Aggy sedikit kecewa dengan jawaban Kiyoharu yang ia harapkan dapat membuatnya merasa lebih tenang. “aku yang tidak bisa menghormati keputusannya! Aku tidak akan membiarkannya!!”, Aggy segera masuk ke dalam kelas dan seperti biasa menyeret tasnya untuk pulang lebih dulu daripada yang lain. Kiyoharu sama sekali tak mencegah Aggy ketika anak itu berjalan melewatinya untuk pulang.

“sensei…apa Aggy benar-benar bermaksud menyusul Leda-kun?”, Tanya Kanon sedikit ragu.

“hm…anak itu bisa melakukan apa saja yang ia mau. Tapi sebenarnya dia adalah anak yang penurut yang akan mendengarkan apa saja kata-kataku. Jadi kau tidak perlu khawatir..”, Kiyoharu mengusap-usap ujung kepala Kanon tersenyum, “ngomong-ngomong terimakasih sudah menggantikanku untuk mengunjungi kediaman Leda”

“ah tidak apa sei. Aku memang ingin melakukannya kan”

Kiyoharu tersenyum. “sudah mencoba menghubunginya lagi?”

“aku sudah beberapa kali mencobanya hari ini, tapi tetap tidak aktif”, ucap Kanon lesu. “sensei…benar-benar tidak apa-apa jika Leda-kun tidak kembali lagi?”

Kiyoharu kembali tersenyum menjawab pertanyaan siswi termanisnya itu. “dia murid terbaikku. Tentu saja aku akan merasa sangat kehilangan. tapi aku tahu semuanya Kanon-chan….Leda  tidak akan melakukan tindakan pengecut dan meninggalkan sekolah dengan cara seperti itu”


@@@


Aggy terus menghubungi nomor ponsel dengan nama Leda di kontaknya. Saat si operator menyelesaikan kata-katanya dengan akhiran bunyi ‘tut tut tut tut’  Aggy kembali menghubunginya dan terus seperti itu. Aggy mengabaikan rasa gugup atau perasaan apapun itu. Aggy hanya ingin mendengarkan suaranya.

“AYOLAH!!! AKTIFKAN!!!”, teriak Aggy pada ponselnya sendiri.


BRUGH!!

Aggy menjatuhkan tubuhnya di atas kasur dan menutupi kedua mata dengan sebelah telapak tangannya.

“kau pikir siapa dirimu bagi Leda…..Aggy?”

Dan kata-kata Kiyo itu seperti mengiang di telinga Aggy.

Siapa dirinya bagi Leda?

Aggy begitu tersiksa saat tak bisa melihatnya namun apakah Leda merasakan hal yang sama? Bahkan apakah dia mengingat Aggy sekarang?

Akankah Leda senang jika Aggy menjemputnya ke kota halamannya itu?

Memangnya aku siapa?


DUKH!!!

Aggy memukulkan sebelah tangannya ke permukaan kasur. Meringkukan tubuhnya yang sedikit bergetar. Aggy tak bisa membayangkan hari-harinya tanpa Leda. Ini seperti keadaan ketika Leda hendak dikeluarkan dari sekolah waktu itu terulang, namun ini lebih parah. Karena kemana ia pergi adalah tempat dimana Aggy sulit untuk menjangkaunya. Aggy selalu berharap hal seperti ini agar jangan pernah terjadi lagi, cukup sekali itu saja. Tapi kenapa?

Karena Aggy bukan siapa-siapa.

Seandainya saja Aggy adalah orang yang berharga untuknya. Dia pasti tidak akan menghilang tanpa kabar. Setidaknya dia akan memberitahu seseorang yang berharga untuknya kemana dan apa yang ia lakukan. Seandainya Aggy adalah seseorang yang berharga untuknya. Leda tidak akan pergi…
Dia tidak akan meninggalkan seseorang yang begitu berharga untuknya.

Namun Aggy bukanlah siapa-siapa.

“KUSSO!!!”


@@@


“Aggy tidak masuk lagi?”

“iya sei…”, Kanon membereskan buku-buku anak-anak sekelasnya yang baru saja ia bawa ke meja Kiyoharu menggantikan pekerjaan Leda. “sensei…bagaimana kalau Aggy benar-benar pergi ke Mie?”

“hmm….”


 @@@



Kiyoharu mengusap-usap rambutnya dengan handuk setelah keluar dari kamar mandi. Ia segera berjalan ke dapur dan membuka lemari es mencari makanan yang bisa dimakan. Cukup banyak makanan di sana tapi semua hanya mentahan. Perlu proses untuk membuat mereka bisa sampai ke perut Kiyoharu.

“err~~”, Kiyoharu menutup kembali lemari es-nya dan meraih ponselnya untuk memesan makanan dari luar. Namun ponselnya lebih dulu dihubungi seseorang rupanya, hingga terpaksa Kiyoharu harus menunda niatnya untuk menghubungi delivery service. “ya, Misa?”, Tanya Kiyoharu pada seseorang di line teleponnya.

‘Kiyo, apa Aggy bersamamu?’

“he? Tidak. Dia tidak di sini…ada apa?”

‘aku mencoba menghubunginya kemarin tapi dia tidak mengangkat teleponnya. Karena itu tadi aku datang ke apatonya tapi dia tidak ada di sana, aku baru saja pulang dari apatonya sekarang. apa Kiyo tahu kira-kira dia dimana?’

“hmm..sedang keluar mungkin? Bermain?”, Kiyoharu tidak yakin dengan jawabannya sendiri.

‘oh, iya, ya sudah. Maaf sudah mengganggumu Kiyo. Terimakasih ya, aku hanya sedikit mengkhawatirkannya’

“haha..tidak apa-apa. aku tahu”

‘kalau begitu selamat malam..’

“yap!”

Kiyoharu memanggil ke ponsel Aggy segera setelah sambungan dari Misa terputus. Namun ponsel Aggy benar saja tidak aktif, dan tadipun ia tak masuk sekolah untuk yang kedua harinya. Kiyoharu meletakan ponselnya di atas meja makan, tiba-tiba moodnya untuk memanggil delivery service lenyap.

“sensei….bagaimana kalau Aggy benar-benar pergi ke Mie?”

“apa yang dilakukan anak itu sebenarnya?”

@@@



“kau datang lagi anak muda?”

“hm? Oh iya”

“sudahlah anak muda! sepertinya dia tidak akan kembali. mungkin anak itu kabur karena tidak bisa membayar biaya sewa”

“apa?”

“sekarang sudah memasuki akhir bulan. Dan yang bulan lalupun dia belum membayarnya. Biasanya anak itu selalu membayar tepat waktu entah apa yang terjadi dengannya. Padahal aku tidak pernah memaksanya untuk segera membayar—“

“berapa biaya sewanya?”

“he? Kau mau membayarkan untuknya anak muda?”

“mungkin tidak seluruhnya, tapi kurasa aku bisa membayar untuk bulan sebelumnya?”


 @@@


“dia anak yang baik…semua orang di apartement ini mengenalnya sebagai anak yang selalu rajin berangkat sekolah dan bekerja. Dia juga selalu ramah pada semua orang. Semua orang disekitar sini menyukai anak itu.”

Aggy tertunduk dengan senyuman getir. Aggy tahu itu….di manapun ia berada, ia selalu dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya. Berbeda dengan Aggy.

“dia bekerja?”

“iya. Di mini market di pinggir jalan sana, yang di depan itu…kau tahu? kau akan bisa melihatnya sebelum sampai ke sini”, ibu pengurus apartemen itu menjelaskan.

“oh iya”, Aggy menganggukan kepalanya meski ia tak terlalu memperhatikan apa yang ada di sekitarnya saat ia menuju kemari.

“sepulang sekolah dia langsung standby di sana haha…anak itu benar-benar perlu diacungi jempol soal keuletannya”

Aggy sedikit menyunggingkan senyumannya atas perkataan ibu-ibu itu. hal yang jarang Aggy lakukan, namun ini adalah tentang ketua kelasnya. Aggy tersenyum karena ketua kelasnya. Aggy benar-benar merindukannya. Mendengar semua tentangnya semakin membuat Aggy semakin lemah. Aggy benar-benar ingin bertemu denganya sekarang juga.

“oh ya…sebelumnya tidak pernah ada seorang teman yang datang kemari untuk menemui anak itu, dia juga tidak pernah membawa teman sekolahnya. Tapi ngomong-ngomong Kau teman baiknya ya?”, Tanya ibu-ibu itu sedikit ragu melihat penampilan Aggy jika dibandingkan dengan Leda.

“he? I-iya…aku teman baiknya”

“ho…jarang sekali aku menemukan pertemanan seorang anak laki-laki seperti ini. sampai menungguinya setiap hari begini? Kalian berteman sudah sejak lama? Sepertinya hubungan kalian begitu dekat?”

“aa… i-iya kami sudah lama berteman. Dan kami cukup….dekat. iya kami cukup dekat”, Aggy sedikit gugup ditanyai seperti itu.

“khukhu…lalu sampai kapan kau akan terus menunggu anak itu di sini?”

“sampai dia kembali”

“khukhu…dasar anak muda! Ya sudah aku turun ke bawah ya…jangan sungkan kalau mau mampir ke tempatku!”

“i-iya”

Dan ibu-ibu pengurus apartemen itu pun pergi. Akhirnya Aggy bisa terbebas dari keamatirannya menghadapi seorang wanita usia lanjut yang agak ganjen. Aggy sedikit menghela nafas lalu menyandarkan tubuhnya di dinding di samping pintu apato ketua kelasnya. ini adalah hari kedua Aggy datang untuk menunggui Leda di sana. sedikit konyol tapi jika memang Leda berniat untuk tak kembali ke sekolah dan memutuskan untuk kembali menetap di kampung halamannya, Aggy berharap ada keajaiban, seperti ia ketinggalan salah satu barang berharganya di apato ini hingga Leda kembali lagi untuk mengambilnya.

Perlahan tubuh Aggy merosot dan ia terduduk di lantai. Aggy melentangkan satu kaki dan menekuk kaki lainnya untuk menjadi tumpuan lengan dan kepalanya yang ia sandarkan di sana.

Aggy benar-benar dalam keadaan lemah. Jika ia tak bisa lagi melihat ketua kelasnya. maka Aggy benar-benar akan mati.

Aggy tak bisa tanpa senyuman itu. Aggy tak bisa tanpa kebaikan itu.

Dan saat ingatannya tentang bagaimana ia memperlakukan ketua kelasnya itu kasar di tangga atap terlintas. Rasa sakit yang menyayat menyapa dada Aggy. Jika ini adalah hukuman atas perlakuannya waktu itu maka Aggy sangat menyesalinya. Aggy menyesali semua yang telah ia lakukan pada Leda. Jika karena itu takdir membuat Leda pergi darinya maka Aggy ingin mengulang waktu ke saat dimana ia tak bisa mengendalikan dirinya. Aggy merasa lebih baik jika Leda menjadi kekasih sekertarisnya tapi takdir mengizinkan Aggy untuk tetap bisa melihatnya di sekolah, membiarkan ia tersenyum pada Aggy dan menyapanya. Sudah terlambatkan jika Aggy berharap itu sekarang?


@@@


Gruuk!

Aggy memegangi perutnya sambil berjalan menuju apatonya. Sudah 2 hari ini ia makan dengan cuma sarapan pagi saja, itupun hanya sepotong roti. Tapi Aggy memang gak nafsu makan akhir-akhir ini. tapi sepertinya sekarang ia harus memaksakan nasi-nasi itu masuk ke perutnya kalau tidak, ia tak akan punya kekuatan mengendarai motornya besok untuk kembali ke apato ketua kelasnya.

“ekhm!”

Aggy menghentikan langkahnya sejenak saat tiba-tiba melihat Kiyoharu sudah bersandar di depan apatonya memperhatikan. “cis! Mau apa kau kemari?”, Tanya Aggy ketus sambil melewati Kiyoharu lalu membuka kunci pintu apatonya.

“jam 12 malam…seorang pelajar baru pulang ke rumahnya. Mentang-mentang kau tidak hidup dengan orang tuamu kelakuanmu selalu seenaknya ya”. ceramah Kiyoharu sambil memasuki apato Aggy mengikuti anak muda itu.

“bukan urusanmu!”, dengus Aggy sambil melemparkan jaketnya ke sandaran sofa.

“kemana kau tidak masuk selama dua hari ini?”

“males”

“lalu dari mana saja kau baru pulang jam segini?”

Aggy benar-benar merasa kalau Kiyoharu bertingkah seperti seorang ibu tapi jika itu adalah dia, itu menjengkelkan sekali. “sudah kubilang bukan urusanmu!”

“kau masih suka ng-trek dengan anak-anak jalanan itu? Aggy…aku pernah mengatakannya padamu. Jika itu hobimu aku tidak melarang kau melakukannya tapi kau tidak harus melakukannya setiap hari kan? Hanya sekedar hobi, lakukan saja disaat waktu senggang. Kalau sampai ayahmu tahu hal ini kau tahu apa yang akan terjadi?”

“berisik sekali kau! aku mau tidur!”, Aggy menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur, membalik tubuhnya membelakangi Kiyoharu. Meski perutnya terasa begitu lapar tapi Aggy benar-benar kehilangan mood untuk makan gara-gara ceramah laki-laki sok keibuan itu. ini bukan tentang hal seperti itu, Aggy merasa Kiyoharu tak akan mengerti perasaannya.

Kiyoharu memukulkan sebuah guling ke tubuh Aggy agar ia tetap bangun dan mendengarkannya namun Aggy benar-benar kelelahan tampaknya hingga ia tidak bergerak sama sekali dengan pukulan-pukulan guling Kiyoharu di tubuhnya. Alam mimpi lebih menarik bagi Aggy daripada mendengarkan cerocosan laki-laki itu. “anak ini”, Kiyoharu mendengus jengkel.


@@@


Aggy memasukan sepotong roti ke mulutnya, memakai sepatu dan menarik jaket levis hitamnya. Tidak lupa ia mengambil kunci motornya di atas meja dan segera menuju ke luar apatonya. Namun lagi-lagi Kiyoharu memunculkan dirinya di hadapan Aggy tepat berdiri di depan pintu apatonya menyeringai.

“rapi sekali, mau kemana kau pagi-pagi?”

“ergh!!!!”


@@@


Aggy menyandarkan punggungnya ke sandaran bangku dengan wajah super duper SEBALLL melihat Kiyoharu menerangkan di depan kelas. Aggy mengacak-acak rambutnya sendiri lalu meletakan kepalanya di atas meja belajarnya sambil menghela nafas panjang.

Kiyoharu berhasil menyeretnya ke sekolah meski Aggy berusaha menolak. Bahkan ia menggantikan baju Aggy dengan seragam tadi pagi dan itu sangat mengesalkan bagi Aggy. dan di sinilah ia sekarang. ruang kelas tanpa Leda. Dan itu sangat membosankan sampai rasanya mau mati.

Aggy lebih ingin menungguinya di tempat itu. itu terasa lebih berguna daripada terdampar di tempat menyebalkan ini.

Gruuk!

Aggy mengusap-usap perutnya yang kembali terasa lapar. Ia hanya memasukan setengah potong roti pagi ini karena melihat Kiyoharu lagi-lagi membuatnya gak mood makan.

Sementara Aggy asik memegangi perut keroncongannya sambil tiduran di atas meja belajarnya, Kiyoharu memperhatikannya dengan jengkel di depan kelas sana.

@

@

@


Aggy mencoret-coret bukunya di atas meja. Entah kenapa kepalanya terasa berat dipenuhi sesuatu yang bahkan Aggy tak mengerti apa itu. tangannya terus menerus menggoreskan sembarang garis kusut di atas kertas putih di bawah tangannya.

“apa yang kau lakukan?”

Ah, Suara ini…

Tiba-tiba Aggy mendengar sebuah suara yang sudah beberapa hari ini Aggy rindukan terdengar begitu dekat dengannya. Aggy segera mengangkat wajahnya dan orang itu berdiri tepat di samping bangkunya seperti memperhatikan coretan-coretan di buku Aggy.

Aggy begitu senang. Ketua kelasnya benar-benar ada di hadapannya. Begitu banyak pertanyaan yang ingin Aggy lontarkan, kenapa ia menghilang selama beberapa hari ini? bagaimana perasaannya ketika pergi meninggalkan kelas ini hari itu? untuk apa pergi ke kota halamannya? Aggy bisa melihat dia berdiri tepat beberapa senti di samping mejanya, Aggy bisa meraih tubuh itu dan Aggy ingin melakukannya. Aggy ingin menarik tubuh itu ke dekapannya. Aggy ingin tahu semua masa lalu yang tak Aggy ketahui tentangnya.

“sebenarnya apa yang ada di otakmu itu hah?”

DEG!!

Aggy sedikit melebarkan matanya saat tangan itu mendorong kepala Aggy. Aggy melihat Leda mengambil bukunya yang entah sejak kapan coretan-coretan yang tadi ia goreskan berubah menjadi sebuah nama ‘Yu-to’. Dan Leda menyobek-nyobeknya menjatuhkan sobekan-sobekan itu di atas kepala Aggy.
Entah kenapa tubuh Aggy tetap diam Leda memperlakukanya seperti itu. yang membuat Aggy lebih terkejut adalah…. ada sedikit perasaan senang di sudut hatinya dengan perlakuan Leda terhadapnya.

“sinting!”, ucap Leda dingin lalu ia pergi meninggalkan bangku Aggy .

Aggy seperti membatu di tempatnya duduk, ia dapat melihat ekspresi itu….ekspresi yang Leda tunjukan padanya baru saja bukanlah ekspresi yang selalu terpahat di wajahnya. Dan kata-katanya…. kelakuannya….
Tapi sekali lagi Aggy terkejut bibirnya malah mengembang tipis melihat punggung itu yang semakin lama semakin menjauh darinya.

Apa ini?....

Beberapa saat kemudian atmosfer di kelas itu berubah dan Aggy dapat melihat ketua kelasnya tepat berada di hadapannya. 

Aggy sedikit tersentak saat Leda menarik kerah seragamnya, membuat wajahnya begitu dekat dengan wajah Aggy.

Apa yang…

“Yu-to san…”

Aggy kembali melebarkan matanya. Suara yang keluar dari tenggorokanya bukanlah suaranya. Dan nama yang baru saja ia sebut bukanlah nama yang otak Aggy pikirkan untuk ia panggil dengan mulutnya.

“kau menginginkanku he? Apa yang kau inginkan dariku? apa yang bisa kau lakukan denganku? Kau mau bercinta denganku? Katakan!”

Entah kenapa kata-kata Leda terasa begitu menusuk hati Aggy. ia ingin tahu apa maksudnya ini. Leda berada tepat di depan matanya tapi Aggy tak bisa melakukan apa-apa untuk sekedar membalas perkataannya. ini terasa begitu menyiksa. Aggy ingin keluar dari suasana menyebalkan ini.

“maaf…”

“mati saja kau!!”

Sakit…


BLETAK!!!

“ugh!!”, Aggy mengusap-usap kepalanya yang mendadak terasa begitu nyut-nyut, namun kesadarannya belum terkumpul sepenuhnya.

“bangun kau!”, Kiyoharu menjewer telinga Aggy membuat kesadaran Aggy akhirnya kembali ke tempatnya, se-lu-ruh-nya. “enak sekali hidupmu ini, kerjanya Cuma bermalas-malasan, sementara teman-temanmu belajar dengan sungguh-sungguh”

“cis!”, Aggy menyingkirkan tangan Kiyoharu dari telinganya mendengus.

“tidur lagi! Dan aku akan memberimu tempat VIP untuk mendengarkan penjelasanku dengan berdiri di depan kelas, biar kau lebih jelas mendengarnya. Duduk di belakang mungkin hanya membuat suaraku terdengar seperti nina bobo bagimu ya?”, cerocos Kiyoharu.

“aku tahu!”, Aggy menyandarkan punggungnya ke sandaran bangku dan memalingkan wajahnya kesal dengan Kiyoharu.

“baiklah anak-anak kita lanjutkan lagi bla bla bla bla bla…..”, Kiyoharu kembali berjalan ke depan kelas setelah sebelumnya menjitak kepala Aggy supaya rasa ngantuknya benar-benar hilang.

Aggy kembali mendengus sambil menatap keluar jendela tak berminat sedikitpun mendengarkan Kiyoharu menjelaskan pelajarannya di depan kelas sana. Aggy masih berpikir tentang mimpi aneh yang baru saja ia alami tentang Leda-nya. Dan Aggy benar-benar bersyukur karena itu hanyalah sebuah mimpi. Sikaf dan perkataan Leda dalam mimpinya benar-benar jauh dari image yang selalu Aggy kagumi darinya. Apakah  itu Leda ketika dulu? saat Aggy belum bertemu dengannya? Mungkin Aggy terlalu memikirkan masa lalu Leda, bukan Aggy ingin tahu keburukannya. Aggy hanya ingin tahu semua tentangnya.

Dan nama ‘Yu-to’ yang entah kenapa muncul dalam mimpinya. Nama siapa itu?
Tapi Aggy seperti pernah mendengar nama itu sebelumnya.

Yu-to…

“mungkin kau punya semacam pheromone memikat hati sesama jenismu Yu-to..”

“baiklah…sampai jumpa Yu-to, ayo bertemu diam-diam lagi kapan-kapan”

Orang itu…

Aggy ingat…
Murid baru itu memanggil Leda dengan sebutan Yu-to. Ada sedikit perasaan penasaran yang menyapa pikiran Aggy waktu itu, kenapa orang itu memanggil Leda dengan nama Yu-to? Apa itu semacam nama imut(?)nya ketika dulu? Aggy ingin tahu. tapi rasa penasaran itu terkalahkan jauh dengan rasa penasaran Aggy mengenai siapa orang itu bagi ketua kelasnya? bagaimana ia menyentuh Leda-nya. Hingga pertanyaan tentang nama Yu-to akhirnya tidak Aggy ungkit lagi.

Tapi apa maksud dari mimpi itu sebenarnya?
Aggy seperti menjadi orang lain dalam mimpinya yang Aggy tidak tahu siapa itu.

Jika Aggy diperlakukan seperti dalam mimpi itu oleh ketua kelasnya dalam dunia nyata. Yang jelas Aggy tak akan hanya tinggal diam dan perasaan menyakitkan apa itu? yang begitu menyesakkan di dada Aggy dalam mimpinya. Jika seperti itu, itu hanya akan membuat orang bejad seperti Aggy menggila dan mungkin memperkosa Leda saat itu juga wkwkwwk!!!

Tapi siapa orang yang hanya diam saja dengan perlakuan seperti itu yang menjadi diri Aggy dalam mimpinya?


KRIIIIIIIIIING!!!!!


Semua anak-anak dalam kelas Aggy memasukkan semua alat-alat tulis mereka ke dalam tasnya dan ada juga beberapa dari mereka yang langsung melesat keluar kelas menuju kantin untuk memenuhi panggilan-panggilan perut mereka. Sementara Aggy masih menyandarkan punggungnya di sandaran kursi sambil menerawang ke luar jendela. Kanon sempat melirik Aggy dan ia hanya menghela nafas karena sepertinya ia tahu apa yang sedang Aggy pikirkan dan dia merasa sedikit kecewa karena dia bukanlah satu-satunya orang yang begitu mengkhawatirkan Leda di kelas ini bahkan Kanon mulai merasa kekhawatirannya tidaklah sebesar kekhawatiran Aggy.

“aku tahu apa yang dia pikirkan”, ucap Sujk tiba-tiba di depan bangku Kanon sambil melihat kearah Aggy, dan senyuman tipis namun terlihat begitu dipaksakan tergurat di bibir Sujk.

“apa yang kau tahu Sujk-kun?”, Tanya Kanon mengernyitkan dahinya.

“dia memikirkan Leda-san bukan?”

“he?”, Kanon sedikit terkejut, entah kenapa lagi-lagi dia kecewa karena ternyata bukan hanya dia di kelas ini yang tahu apa yang ada dipikiran Aggy. “Su-Sujk..kun, kau—“

“ahaha… aku hanya menebak-nebak. Habisnya kupikir di kelas ini hanya Leda-san yang selalu memperlakukannya biasa seperti  bagaimana ia memperlakukan yang lainnya. Karena itu pasti ia merasa kesepian saat Leda san tidak ada, iya kan?”

“eh..i-iya”, Kanon menggaruk-garuk pipi bagian bawahnya.

“ano..Wakeshima-san pernah menghubungi Leda-san?”

“he? Iya, aku sering melakukannya. Tapi selalu tidak aktif. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengannya. Aku sangat khawatir….ah Sujk-kun pernah melakukannya?”

Sujk mengangguk-anggukan kepalanya. “sama seperti Wakeshima-san, selalu tidak aktif sepertinya, aku harap dia baik-baik saja. aku tidak berharap Leda-san keluar sekolah secepat ini”

“HE??!!!”, Kanon refleks memukul lengan Sujk, “siapa yang mengatakan Leda-kun keluar sekolah?!”

“oh hahah maaf maksudku bukan—“, mendadak Sujk merasakan sebuah tatapan tajam tiba-tiba menjurus padanya. Sujk sedikit ragu tapi ia melirik kembali kearah Aggy, dan benar saja. Aggy sudah menatapnya dengan tatapan yang menakutkan karena sepertinya ia ikut mendengarkan pembicaraan Sujk dan Kanon. jika Aggy sudah mendengar nama Leda-nya disebut maka tidak akan Aggy biarkan pembicaraan itu terlewat untuk terekam di pendengarannya.

“ka-kalau begitu aku ke kantin. Wakeshima-san?”

“hm?”, Kanon agak heran dengan perubahan sikap Sujk yang tiba-tiba, “ Oh iya aku juga”

Dan kedua orang itupun keluar kelas. Tinggal Aggy seorang diri di sana. di bangkunya.

Dengan suasana kelas yang sepi. hanya membuat Aggy semakin merindukan seseorang untuk menghilangkan perasaan yang Aggy rasakan mulai mendingin lagi akhir-akhir ini. Aggy ingat saat ia memperhatikan ketua kelasnya dari pantulan kaca di sampingnya. Memperhatikannya tanpa sang objek sadari. Dan saat mata mereka bertemu pandang di sana Aggy benar-benar dibuat lemah, tapi Aggy menyukai itu. Aggy ingin saat –saat seperti itu kembali.

Dimana?...



GREK!!

Tiba-tiba ada sesuatu di luar sana yang menyita perhatian Aggy. seseorang yang Aggy lihat sedang berjalan bersama Satoshi dan teman-temannya.

Tatapan mata Aggy manguat manatap orang itu. Aggy segera keluar dari bangkunya dan keluar kelas dengan langkah cepat bahkan hampir menabrak Sujk yang hendak masuk kelas.

“ah Aggy-sa—“

Aggy mengabaikan Sujk dan melanjutkan langkah cepatnya.

“Kiyo-sensei memanggilmu!!”, Sujk setengah berteriak karena Aggy sudah berjalan lumayan jauh. Namun Aggy terlihat tak memberikan respon apapun. Sekarang pikirannya hanya tertuju agar segera bisa berhadapan dengan orang itu dan menanyakan banyak pertanyaan padanya. Tentang seperti apa hubungannya dengan Leda dulu? Dari caranya bicara waktu itu, Aggy merasa dia bukanlah orang yang mempunyai hubungan baik dengan Leda. Dan benarkah dia yang menyebarkan berita masa lalu Leda? Aggy ingin tahu itu.

“a-ano Aggy-san!! Kiyo-sensei bilang Leda-san mengiriminya pesan!!”, teriak Sujk sekali lagi.

“……”


@@@


“arigatou”

“ya ya ya…kalau bukan kau pasti sudah dipecat. Jangan lakukan lagi ! kami juga khawatir”

“haihai..ahahah maaf maaf”, Leda membungkuk-bungkukan badannya meminta maaf pada seorang senior di tempat kerjanya.

“ya sudah, nanti sore kau mulai kerja lagi ! tapi tidak ada libur untukmu dua minggu ini, sebagai hukuman”

“baiklah…”, Leda menggaruk-garuk belakang kepalanya sedikit keberatan. Tapi mau bagaimana lagi, itu lebih baik daripada dia dipecat.

Leda menuruni beberapa anak tangga keluar dari tempat kerja sambilannya sambil menjinjing sekantung makanan di sebelah tangannya sedangkan tangan yang lainnya asik memegangi ponsel yang sudah ia tempelkan di telinganya.

“aku tidak dipecat”

‘syukurlah’

“sudahlah paman, jangan khawatirkan tentang aku. jaga saja kesehatan paman aku ingin paman benar-benar sembuh”

‘aku sudah sembuh’

“kau belum benar-benar sembuh! Memang seharusnya aku tidak dulu pulang”

‘jangan ngawur. Kau bisa dikeluarkan dari sekolahmu! Kau yang jangan terlalu mengkhawatirkanku, konsentrasi saja dengan sekolahmu’

Leda menghela nafas berat, “baiklah…”, jika dia tidak mengatakan itu, pamannya hanya tidak akan berhenti bicara sedangkan dia belum benar-benar sembuh dari sakitnya. “paman sebaiknya istirahat saja. oh ya jangan lupa minum obat. Aku tutup ya”

“he? Oh, ya…ya sudah”

Leda sedikit tersenyum lalu memutuskan line teleponnya.
Leda benar-benar ketakutan saat rekan kerja pamannya menelponya hari itu, dan mengatakan kalau penyakit pamannya kembali kambuh dan dilarikan ke rumah sakit. Pikiran Leda seperti kosong. Bahkan Leda sempat berpikir akan terus menemaninya di sana agar tak terjadi hal seperti itu lagi pada pamannya, Leda ingin terus menjaganya. Tapi paman Leda menolak. Dia ingin Leda tetap melanjutkan sekolahnya dan tidak menyia-nyiakan masa mudanya hanya untuk menjaganya.

“Leda-chan! Kau sudah pulang?”, seorang ibu-ibu tiba-tiba menyapa Leda.

“oh, iya haha…”, maklum Leda sangat terkenal dikalangan ibu-ibu, bekerja di mini market tentu banyak ibu-ibu yang ia temui berbelanja di sana.

“kemana saja—“

“Kyaaaaaaaaa!!!!”

Leda dan ibu-ibu itu sontak menoleh kearah suara perempuan yang tiba-tiba berteriak tidak jauh beberapa meter dari tempat mereka berdiri. Dan Leda bisa melihat sebuah motor sudah terguling di pinggir jalan dekat sebuah tiang listrik. Dan seseorang yang mengendarai motor itu tergeletak di tanah meski agak jauh dari tempat Leda tapi Leda bisa mengenali seragam sekolah yang dipakai orang itu.

Dan dalam beberapa saat orang-orang sudah berdatangan mengerumuni orang itu. Leda segera berlari kearah kerumunan mencoba melihatnya.

“tiba-tiba saja menabrakkan motornya ke tiang listrik”

“apa dia tidak apa-apa?”

“mungkin mabuk”

“permisi”, Leda menerobos mencoba melihat siapa si pengendara motor itu yang setelah melihat motornya dengan jelas Leda semakin yakin kalau ia memang mengenal siapa pemiliknya.

“Aggy?”

“eh? Leda-chan? Kau mengenalnya?”, Tanya seorang ibu-ibu lain di samping Leda.

“iya, dia teman sekelasku. permisi”, Leda semakin menerobos masuk mendekati Aggy yang sedang berusaha seseorang bangunkan. Tidak ada darah yang tercecer di tanah dan kerusakan pada motornyapun tidak parah. Sepertinya Aggy sedang menjalankan motornya dengan pelan. “permisi, dia temanku”


@@@


Aggy membuka matanya yang terasa berat dengan perlahan. Ia bisa menghirup aroma yang menenangkan di sekelilingnya. Dan apatonya tidaklah mempunyai aroma seperti itu. sampai mata Aggy benar-benar bisa terbuka sempurna dan yang ia lihat adalah sebuah atap yang berbeda dari atap apato miliknya, lebih rendah dan sedikit tidak terawat sepertinya.

Aggy berusaha membangunkan tubuhnya yang terasa begitu lemah, dan ia bisa melihat ruangan yang sedikit lebih berantakan dari tempat tinggalnya sendiri.

Dimana ini?

Aggy berusaha mengingat-ingat kejadian sebelumnya. Yang ia ingat adalah…
Kiyoharu mengatakan kalau Leda telah pulang, lalu tanpa pikir panjang Aggy langsung berlari mengendarai motornya dengan kecepatan penuh, namun saat ia hampir sampai, Aggy memelankan laju motornya karena mendadak tubuhnya seperti kehilangan tenaga dan keringat dingin seperti mengucur di pelipisnya.

Dan Aggy tidak ingat apa-apa lagi.

“…..”

“Aggy? sudah sadar?”

DEG!!

Aggy sedikit melebarkan matanya tak buru-buru menoleh. Ia hanya berpikir apa dia DI DALAM APATO LEDA sekarang?

“maaf tempatku sedikit berantakan. Aku tidak sempat membereskannya haha…kau tidak apa-apa Aggy? orang-orang bilang kau tidak terluka jadi tidak perlu membawamu ke rumah sakit. Sepertinya kau mengendarai motormu dengan perut kosong? Mungkin kau masuk angin”, Leda berdiri di samping tempat tidurnya dengan sepiring makanan dan air minum di kedua tangannya. “oh ya, sebaiknya kau makan sesuatu biar tubuhmu lebih bertenaga”, Leda menyodorkan makanan di tangan kirinya pada Aggy, “oh! Sebaiknya kau minum lebih dulu ahaha”, Leda kembali menarik tangan kirinya dan menyodorkan tangan kanannya yang memegang air putih.

“…..”

Leda menaikan sebelah alisnya, Aggy sama sekali tak meresponnya.

“apa tenagamu benar-benar habis hanya untuk mengambil secangkir gelas?”, Tanya Leda sedikit kesal namun ia berusaha tersenyum.

Tiba-tiba Aggy mengambil gelas di tangan Leda dengan sedikit bernafsu dan meminumnya dalam sekali teguk membuat Leda sweatdrop. “ahaha.. kalau begitu makanan?”, tawar Leda. Aggy kembali tak meresponnya.

Leda lalu meletakkan makanannya di samping Aggy, “mungkin kau malu jika memakannya di depanku hha…”, canda Leda garing, namun itu tidak garing buat Aggy. “oh aku tidak tahu Aggy suka lewat ke jalan ini…”

“…..”

“aku tidak pernah melihat sebelumnya..”

“…..”

Leda menghela nafas. Sepertinya percuma saja basa-basi nanya ini itu tapi orang yang ditanya diam seperti batu. “baiklah kalau begitu aku keluar, jangan sungkan untuk memakan makanan itu”, Leda sedikit tersenyum kecil lalu beranjak hendak meninggalkan Aggy namun belum satu langkah tubuhnya menjauhi tempat tidurnya, Aggy tiba-tiba menarik tangannya.

“aku masih punya tenaga tanpa makananmu”

“he? Oh? baguslah hha…”

“bagus?”

“iya, bagus”

Aggy segera menarik dengan kuat tangan ketua kelasnya itu membuat Leda melebarkan kedua matanya.

Leda…

Memasukan macan yang kelaparan dan masih bertenaga untuk memburu mangsanya ke rumah itu tidaklah bagus.


to@be@continued



yaaaaaa!! Aggy kelaparan kan? XD selama seminggu tidak bertemu Leda pasti Aggy sangat ‘kelaparan’ *dijambak*

entahlah di chap 15 atau 16 atau 17 atau 18 selesainya wakak~ *ditaplek* yang jelas!! Saia berterimakasih untuk semua yang mau baca sampai selesai nanti. \(^o^)/ arigatou!!! Yang gak mau gak apa-apa *plak*

No comments:

Post a Comment