Search + histats

Sunday, 9 January 2011

I'm Straight *bonus* : My Seme is My Uke 1

title : My Seme is My Uke.... [cabang(?) fic I'm Straight *side Story*]
Author : Rukira Matsunori
rated : T / 13+
genre : gajeromance
fandom : the GazettE *dkk*
pairing : ReitUki ♥
chapter : 01
warning : Fic ABAL-ABAL!!! Ancur
note : ide fic ini udah ada sejak lama... Waktu nyelesein im straight, udah niat mau ngelanjutin cerita Reituki yang gantung hhe :D Tapi ini cuma untuk kesenangan semata, jangan anggap serius.
length : 20 page word


Step 1 : Qualify


xxxx



Di jalanan sempit yang sepi, tepatnya di sebuah gang perumahan rada rada elit lah( -.-) tampaklah dua orang anak sekolahan*diliat dari seragamnya* tengah berjalan sepulang sekolah menuju rumah mereka masing-masing.
Si jangkung berjalan di samping si pendek. Si pendek berjalan di samping si jangkung, kita ambil kesimpulan mereka jalan berdampingan*ribet!*.
Si jangkung bernoseband, kita sebut saja Reita. Sejauh kakinya melangkah, ia tak henti-hentinya bersiul sambil sesekali ngelirik si pendek di sampingnya, kita sebut Ruki. Seakan-akan ada sesuatu yang mengganjal pikirannya namun susah untuk diungkapkan. Reita kemudian menghentikan siulannya, memasukan tangannya ke saku celana sambil berdehem-dehem meminta perhatian dari yang akan jadi lawan bicara.
"Ruk-", Reita menarik bahu Ruki menghentikan perjalanannya menuju rumah masing masing.
"hah?"
"ano~", Reita malu malu, gak berani natap lawan bicaranya, "lu kan udah nyuri kisu dari gue.... Masa hubungan kita mau gini aja sih?", terang Reita masih gak berani liat langsung ke mata Ruki.
"hah?"
"yaaaaa~ kaya si paha sama Aoi, atau si jontor sama Saga? Misalnya.."
Tampaknya makhluk bernoseband itu udah gak sabar pengen mastiin hubungan dibalik hubungan(?)nya dengan Ruki. Dia capek digantung terus kayak gitu capeeeekk*plak!* apalagi akhir-akhir ini banyak hal yang bisa jadi ancaman bagi kelangsungan hubungan mereka, kayak si Uru yang ngajakin Ruki jadi selingkuhan lah, bilang suka lagi lah. Hati Reita jadi semakin tak tenang...XD
"hmm... Lu udah lupa ya?"
"apaan?", Reita mengernyitkan dahinya.
Ruki berjalan mendekat ke arah Reita, menarik kerah seragamnya, "kita bisa jadi kayak si Uruha atau Aoi, asalkan--", Ruki menggantung kata-katanya.
"........"
"Lu inget kagak??!", Ruki nyomot idung dibalik noseband Reita
------------>>>>ingatan Reita flashback ke cerita ending i'm straight, mengingat bagaimana cerita itu berakhir dengan tidak elitnya<<<<-------------
".......", Mendadak mimik muka Reita berubah horor
"udah inget? Ya itu dia... Gue ini seme!! Bagi cewek*yaiyalah*, maupun cowok!!"
"HAAAHH?? Lu tuh ya... Masih keras kepala aja!! Apa susahnya sih nerima kalau lu itu diciptain buat jadi uke gueeee!!!"
"gak bisa gitu dong!! Gue ini laki-laki, gue gak mau kepribadian gue jadi berubah kecewek-cewekan kaya si Uru*jotos* sekalipun cuma di depan lu!!"
Reita menggretakan giginya greget, "Liat dong tampang gue??!", Reita meraih wajah Ruki, "terus Lu pikir gue cocok jadi Uke??", Reita menggebu gebu.
Ruki berlagak memperhatikan Reita, menatapnya dari ujung kaki sampai ujung idung, "cocok kok"
"itu kan kata lu boncel!!!", Reita menjitak Ruki, gregetan.
"ya udah, gue kan gak maksa! Lu terima ayo! Lu gak terima juga gak masalah.. Lagian gue straight ya... Gue bisa cari cewek yang udah jelas bakal jadi uke gue, daripada jadi uke lu!", Ruki ngeloyor pergi.


Syuuuuuuuu~~~~ (angin berhembus)



xxxx
Reita berguling guling di atas kasur tengah malam karena gak bisa tidur. Pikirannya terus menerus memikirkan perkataan Ruki, tentang dirinya yang menjadi seorang uke? Reita tau betul bagaimana menderitanya jadi seorang uke *wkwk* tapi bukan itu masalah terbesarnya bagi Reita.... Tapi dia harus jadi ukenya si buntet bin mini binti boncel itu? Mau ditaro dimana muka seorang Reita yang keren gagah perkasa? Dia pasti jadi bahan tertawaan semua orang, apalagi si Uruha yang jelas jelas pasti menyimpan dendam kesum[b]at padanya. Membayangkan si paha itu ngakak, adalah mimpi buruk bagi Reita.
"argh!", Reita menenggelamkan wajahnya di atas bantal empuk yang setiap malam setia menjadi penyangga kepalanya dikala tidur. Reita semakin berpikir keraaaaaasss.... Ia ingin bersama Ruki tapi bukan jadi ukenya. Reita gak mau jadi uke tapi pengen sama Ruki. Reita sedang menimbang-nimbang, lebih dominan manakah :
a. Tidak ingin menjadi uke, dan ditertawakan orang
b. Ingin bersama Ruki dan hatinya bahagia
dan.....
C?? Bersama Ruki, jadi uke tapi gak ditertawakan orang dan hidup bahagia <<-option tambahan dari author




Gubrak!!
Reita menggelindingkan diri dan jatuh dari atas tempat tidur. Ia bangkit dengan muka yang super duper kusut, sambil mengangkat satu jarinya, "AHA!!! Bener juga...", Reita buru buru naik ke atas kasur dan duduk bersila layaknya dukun mau semedi.
"kalau gak dibilang, mana orang tau gue ini jadi uke atau seme... Yang pasti, orang-orang juga kagak buta kalau gua ini tampang seme. Kalau gue ama Ruki pacaran, pastilah gue yang dicap sebagai seme @.@b", *note : penilaian orang itu penting*
------->>>siiiiiiiinnggg~
"wahahahah bener juga XD kenapa kagak kepikiran yak", Reita guling guling gaje sambil meluk guling. Keinginannya untuk bersama Ruki ternyata sangat besar... hho
"RUKIIIIIIIIMIIIINNN I'M COMING....!!!! ♥ "
DHUAR!!!
*Kai ngelempar petasan ke kamar Reita*


xxxx



"eh? Serius?"
Reita mengangguk dengan mantap, "gue serius lah"
Setelah memantapkan hati dengan keputusan super duper gegabahnya, Reita berhasil menyeret Ruki buat mojok di belakang gedung sekolah. Dan sekarang adalah dialog inti dari dialog-dialog gak penting yang terjadi diantara mereka sebelumnya di belakang gedung ini.
"aahh...", Ruki mengangguk dengan agak ragu, ternyata dia yang memenangkan adu kepala batu ini.
Wajah Reita berubah berseri-seri melihat anggukan Ruki, "ja-jadi sekarang kita pacaran nih?", tanyanya nepsong
"e'em 0.0", Ruki ngangguk sadar gak sadar
"Yatta!!!", Reita kegirangan, akhirnya impiannya buat memperlakukan Ruki semena-mena terkabul juga *tabok*, "jadi, gue boleh peluk lu kan?"


"eee-iya 0.0", Ruki ngangguk lagi tanpa sadar.
"Wohoooo!!!", Reita buru buru meluk Ruki erat, eraaaaattt banget gak mau nyianyiain kesempatan . Niat banget dia ngeremukin tubuh kecil nan rapuh itu. "terus terus, gue boleh cium lu kan?", Reita senyam senyum ngehe... Monyong monyongin bibirnya *najoz!*
"STOP!!!", Ruki nahan wajah Reita yang udah siap siap nyosor.
"0.0 he?"
"gue mau nerima lu karena lu mau jadi uke gue!! Meluk sama nyium itu dilakuin sama seme!!! Gue mau lu sadar posisi..."
0.0
"masuk kelas ah", Ruki lari lari meninggalkan Reita dalam keadaan shock berat. Bahkan dalam hal seperti itu pun Ruki memperhitungkannya. Harapan Reita bisa memperlakukan Ruki semena mena pun pupus sudah.
0.0
0.0
0.0
0.0
(membatu)

xxxx


Seperti ketiban durian runtuh, itulah yang ada dipikiran ke-5 orang yang gak tau terima kashi itu. Mereka hampir gak percaya sekarang mereka udah duduk menghadap meja dengan masing masing semangkuk ramen.
"hey ayolah~ ayo makan, makan, makan!", suruh Reita pada teman-teminnya yang cuma cengok natap mangkuk ramen di hadapan mereka. Ya~ Reita neraktir Aoi, Uruha, Saga, Tora dan Kai makan ramen di kantin. Walau gak elit, tetap saja ini kejadian langka. Selama ini Reita cuma nadahin tangan minta traktiran, kirain seumur hidup mereka gak kan ngerasain ditraktir oleh si noseband itu. Hingga hal ini menimbulkan kecurigaan di benak mereka masing-masing, ada apakah gerangan?
"Serius nih?", Uruha nunjuk ramen di hadapannya
Reita buru buru jitak ubun-ubun Uruha, "gak sopan lu ya"
"eh, emang dalam rangka apaan nih lu traktir kita?", tanya mr.Jontor yang udah mulai berani melahap ramennya.
Inilah pertanyaan yang Reita tunggu-tunggu, "hehe...", Reita senyum najong, "nice question...Tor", Reita ngelirik anak laki-laki disampingnya, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Taka-chan( -.-), tangan Reita bergerak perlahan merayap ke bahu Ruki dan merangkulnya.
"kita--"
puk.
Ruki menyingkirkan tangan Reita dari bahunya, membuat laki laki bernoseband itu heran dan kecewa. "kita udah jadian", Ujar Ruki setengah nyengir lalu merangkul bahu Reita.
"......."
"......."
"......."
"......."
"......."
"ahahah.. Gue jadi malu kalau diumumin begini", Reita nutupin wajahnya pake sebelah tangan, sok malu-malu.
"sikap lu uke banget ya", sindir Ruki
"akk--", Reita yang lagi malu malu pun, mangap gak bisa nutup mulutnya, kaget mendengar sindiran Ruki.
"APA??"
"SERIUS UDAH JADIAN?!"
Uruha berdiri dari kursinya, "pake pelet apa lu buat gaet anak gue?", tanyanya melotot ampe matanya membrudal(?) mau keluar. "Ruki, lepasin tangannya!", Suruh Uruha sambil mukul-mukul tangan Ruki yang menjuntai(?) indah di bahu Reita.
"apaan sih lu paha? Sirik aje lu", Reita sungut-sungut
"grrrr~"
"wahahah kalian emang cocok! Gue udah yakin.. Kalian bakal jadian", Tora komentar
"oke, selamat ya", ucap Aoi
"selamat buat kalian", Saga ikut memberikan selamat.
"selamat Reita, selamat Ruki..", Kai tersenyum manis menadakan ketulusan atas ucapannya, "eh, tapi kapan kalian jadian?"
"emmm~ kemarin"
"kemarin?0.0"
"haha... Bagus-bagus", Tora angguk angguk, tanpa diketahui tangannya gerayang di bawah sana ngelus ngelus paha Saga.
PLAK!!
"aduuh~ sakit ciii <-[gachii]", Tora merengek megangin pipinya. Saga hanya mendelik sekushiii..
Sementara Kai malah terlihat suram sambil memasukan mie ramen ke dalam mulutnya, Ruki yang melihatnya merasa heran dan bersimpati, "ano~ Kai, lu gak apa-apa?"
"eh? Ehehe~ iya.. Aku gak apa-ap----huweeee"
"heeeeeeee?"
Sepertinya Kai mulai menyadari ketertinggalannya. Cuma dia yang belum punya pasangan diantara teman-temannya. Hubungannya dengan Nao pun semakin renggang aja wkwkwk nasib seorang Kai, naas beuttt X3


xxxx


Hari berikutnya...
"seperti yang bapak bilang sebelumnya bahwa.. bla.. bla..", Sensei tuir tuir menggoda selingkuhan kepala sekolah *cekik!* itu enjoy melakukan pekerjaannya menerangkan pelajaran sejarah.
Sementara di belakang, Reita krasak krusuk nyobekin kertas dari bukunya. Boro-boro merhatiin Gackt cuap-cuap di depan kelas, yang sekuat tenaga *wew* berusaha menjelaskan, agar murid-muridnya mengerti. Tapi yang jadi murid malah asik dengan dunianya sendiri, dasar murid durhaka.. Si Reitong!!!
Pluk.
Ruki kehilangan konsentrasinya memperhatikan Gackt sensei, saat melihat buntelan kertas jatuh tepat di atas meja belajarnya. Karena rasa penasaran menggerogoti *XD* Ruki pun mengambil kertas itu dan membukanya.
---gue boleh panggil lu dengan nama kecil gak? Reita ♥---
WEKZ!!!!
Jidat Ruki kejedot permukaan meja, 'apa sih yang dipikirin nih anak?', Ruki meraih balpoin dan menuliskan sesuatu di atas kertas itu sebagai balasan, lalu melemparkannya ke arah Reita, tepat membentur nosebandnya.
---SABODO!!! KUMAHA MANEH WE!!!! :þ---
"heh?", Noseband Reita mendadak miring, "bahasa apaan neh? Kagak ngarti gua", Reita garuk garuk pantat. Lalu ia kembali menyobek kertas buat nulis lagi sesuatu.
Pluk.
---tu apaan sih? Gak ngerti. Eh boleh gak? Lu boleh kok manggil nama kecil gue >///
Ruki napsu nulis balesan, pengen cepat-cepat menghentikan kelakuan kekanak-kanakan ini. Saat ia hendak melemparkannya kembali ke arah Reita, tiba-tiba ada yang nahan tangannya dan merebut buntelan kertas kecil ditangannya.
"Matsumoto-kun, kau tidak memperhatikan pelajaranku?"
"aaaa---"
Gackt menilik nilik kertas kecil di tangannya, "terserah lu!!! Uke-chaaaaaann~", Gackt membacakan tulisan yang ada dalam buntelan kertas itu dengan suara ngebass. Membuat Reita melongo.
"WAKAKAKAKAKAKAKAKAK.....Uke-chan katanya....."
-
-
-
-

Reita menundukan kepalanya lemah sambil menghadap cermin dengan tetesan tetesan air berjatuhan dari wajahnya. *kesimpulan : Reita lagi di wc abis cuci muka*
"Rei--", Ruki masuk clingukan, "lu di sini? Kok lama banget buang air kecilnya"
Reita menoleh dengan tampang depresi membuat Ruki jantungan, kirain dia kesurupan. "lu... Kenapa lu bilang gue uke-chan? Sekarang semua anak anak sekelas pada ngatain gue UKEEEEEEEE!!", Reita stress megangin kepalanya.
"emang lu uke"
"TAPI GAK USAH PAKE NYEBUT-NYEBUT GUE UKE!!!"
Ruki cemberut, gak enak hati dibentak si noseband, "TERUS LU MAUNYA GIMANA HAH??"
"ssstt!! Jangan bilang pada siapapun><, apalagi si Uruha dan kupret-kupretnya. Lu harus janji ama gue!!"
"......."
"oke?"
"T_T"
"......."
"T_T"
Seperti yang author bilang sebelumnya, penilaian orang itu penting. Dan itu juga yang dipikirkan Ruki. Ia pun ngeloyor dengan wajah tanpa ekspresi, entah setuju atau tidak dengan permohonan Reita.
"ee--Ruki? Ruk-", Reita cepat cepat keluar toilet, menyusul Ruki,
"Ruki... Ooii", *Jengut rambut Ruki dari belakang*
"Errgh"
"kok ngeloyor gitu aja sih?"
"gue gak betah di toilet lama-lama"
"......." (=3=)
"......."
"......."
Reita bersiul-siul seperti kebiasaannya. Matanya melihat tangan Ruki nganggur di bawah sana, gak mau membuang buang kesempatan, tangan Reita bergerak, niat menggenggam tangan Ruki, namun baru aja kesentuh jari manisnya tangan Ruki udah menepis tangan Reita yang kelayapan.
Pakk.
"ugh", Reita meringis meniup niup tangannya yang ditepis kasar Ruki. Saat Reita asik niup-niup, Tiba-tiba Ruki menariknya, menggenggam tangan Reita menariknya masuk kelas. Iyaaa~ dan mereka kembali ke kelas sambil berpegangan tangan. Walau akhirnya di dalam kelas Reita terus menerus dikatain 'Uke-chan' namun kekesalan Reita bisa terobati dengan keberadaan Ruki disampingnya XD

xxxx


Perjalanan pulang...
Setelah sengaja menyingkirkan Kai dengan memberinya uang 50 yen(?) menyuruhnya beli permen. Reita berhasil pulang berdua bareng Ruki seperti apa yang di harapkannya.
"ano~ Ta-Taka-chan", mendadak wajah Reita merah matang, "gyaaa~", Reita menutupi wajahnya dengan tas. padahal udah ketutup noseband
Ruki hanya menoleh sambil mengernyitkan dahi melihat tingkah aneh kekasihnya, "lu apaan sih? Biasa aja dong!"
Reita memukul mukul pipinya, "lu gak tau ya.. coba panggil gue dengan nama kecil gue, lu pasti malu", Ujar Reita percaya diri
"UKE-CHAN!!", Ruki ngomongnya mantap
(o)0(o) <- *Reita shocking*
"Bukan!! Hentikan manggil gue dengan nama itu!!><"
"biarin"
"Ue-chan!! Atau Aki-chan, atau apalah... Jangan itu!", Reita Uring-uringan
"terserah gue dong( =3=) kalau lu mau lu bisa panggil gue Seme-kun =D", Ruki tersenyum blink-blink
"Aaaaaaa----", Reita stress langsung meluk tiang listrik dipinggir jalan, mana mau dia manggil Ruki dengan sebutan macam itu. Sama aja dengan semakin memperjelas posisinya dalam hubungannya dengan Ruki di hadapan semua orang.
"lu kenapa sih? Lepasin tiang listriknyaaaa!!!!", Ruki narik-narik tubuh Reita yang meluk kuat ke tiang listrik. Sampai tangan Reita gak bisa bertahan lagi, tanpa aba-aba lepas dan. . .
BRUK!
"........"
Reita terduduk dengan tampang cengok. Tak merasakan sakit di daerah bokongnya, tangan Reita meraba-raba ke bawah
"WUANJRIIITTT"
Reita buru-buru turun dari tubuh mungil Ruki mendengar raungan kekasihnya itu, "Ruki?"
"tubuh gue... remuk aduuh"
"hah?", Reita panik, "mana, mananya yang sakit?", tangan Reita raba-raba
Ruki segera menepuknya, "seluruh tubuh gue. Lu berat banget si nosebaaaand"
"kok gue? Lu kan---"
"argh...", tulang tubuh Ruki bergemeretak, ia mencoba membangunkan tubuhnya, sampai berhasil duduk. Wajah Reita udah melongo di depan wajah Ruki dengan tampang bejat.
"he?"
"Kisuan yuk Ruuuk", Reita udah nepsong siap nyerang
BUAKk!!
Entah dapat kekuatan dari mana sampai Ruki bisa nabok Reita hingga laki-laki bernoseband itu terjongkeng mengenaskan.
"gue kan udah bilang!! Gue yang nyeraaaanngg><"
*tbc*
aneh beut!

No comments:

Post a Comment