Search + histats

Monday, 20 September 2010

Forbidden Fruit 5

Author : Ruk~Ruki~Rukiiraa^^a



rated : semi M wueeeeeekk... [bohong besar]



genre : romance/ school/ BL dkk



Fandom(s) : DELUHI... *yang lain numpang nongol doang*



Pairing(s) : AggyXLeda.. *gyaa~*



chapter : 5 (=.=)/ "kapan selesex nie?" *bingung jg saia*



warning : Bayangin Aggynya yang lagi di Revolver Blast!!! yang di Frontier juga boleh, asal jangan yang gimbal aja wkwk.."### -> Flashback""@@@ -> sekarang"



Summary : Forbidden Fruit is sweetest.. Perasaanku padamu adalah sebuah dosa namun terasa begitu manis



note : 0__0 walaaah, what i've done??XDDD





@@@





Kenapa kau menyukai kekerasan?



tidak



Sebenarnya apa alasanmu berkelahi?


tidak



Apa menyenangkan membuat semua orang takut padamu?



tidak

Kau bisa mengajariku berkelahi?



tidak! tidak! tidak! Semua jawabannya adalah tidak



Hha.. Aku hanya bercanda





"Aggy..."



"Le.. da.."



"Apa? Aggy! kau sudah bangun? Aggy..."



dengan perlahan Aggy mengangkat kelopak matanya, ruangan yang serba putih dan tercium bau obat-obatan yang sangat pengap. Aggy menyadari dia berada di tempat dimana orang-orang terbaring sakit sekarang.



"Aggy.. Syukurlah.. Kau bisa bangung?", Mika segera mengambilkan air putih untuk Aggy lalu menyerahkannya. "minumlah!"



Aggy mendudukkan dirinya, "tidak, aku.. sejak kapan-"



Mika menyimpan gelas berisi air putih yang baru saja ditolak Aggy, "kau tidak sadarkan diri sejak kemarin, sepertinya luka-luka pukulan di tubuhmu parah. Apa masih sakit?"



"........."



"oh ya, ayahmu..."



Krek.



Gakuto membuka pintu perlahan. Ditatapnya anak laki-laki satu-satunya yang terduduk di ranjang itu. "Ah, ayah.. Aggy sudah sa-", mika belum sempat menyelesaikan kata-katanya Gakuto sudah berjalan mendekati Aggy dan spontan menamparnya.



PLAK



"A-Aggy...", Mika panik. "ayah, apa yang kau lakukan? Aggy baru saja sadar.."



"ANAK TIDAK BERGUNA!! MAU JADI APA KAU? BISANYA MEMBUAT ORANG TUA MALU, APA KAU PERNAH MEMBUATKU BANGGA HAH?", Gakuto terlihat sangat emosi.



"........"



"ayah.. Jangan marahi Aggy sekarang, dia masih lemah", Mika mendekati Gakuto berusaha menenangkannya namun Gakuto seakan tak menghiraukan setiap perkataan istri yang lebih muda 13th darinya itu.



"MEMBUAT ANAK ORANG HAMPIR SEKARAT!! APA KAU MAU JADI PEMBUNUH?!!"



"ayah!"



"Kalau kau bukan anakku, kau sudah dikeluarkan dari sekolah itu"



"........"



"jadi Aggy tidak dikeluarkan? Hoh Syukurlah~", Mika mengelus-elus dadanya merasa lega.



"ini yang terakhir. kalau kau melakukannya lagi, pihak sekolah tak kan mau lagi menerimamu! Begitupun aku!"



"........"



Gakuto sedikit melonggarkan dasinya lalu pergi meninggalkan ruangan Aggy tanpa berpamitan terlebih dahulu. Suara debaman pintu menunjukkan bahwa Gakuto masih emosi dengan kelakuan anaknya itu.



mika mengambil pisau dan sebuah apel lalu mengupasnya untuk Aggy, "ingat kata-kata ayahmu Aggy"



"sekalipun aku tak berkelahi lagi seumur hidupku, itu bukan karena dia"



"Aggy! Apa susah sekali saja jadi anak penurut?"



"aku bisa jadi penurut, tapi tidak untuk menurutinya"



Mika menghela nafas, sikap keras kepala Aggy ini benar-benar mirip dengan Gakuto. Memang pada dasarnya sikap itu diwariskan darinya. "makan ini..", Mika memasukkan sepotong apel ke mulut Aggy secara paksa. "kau belum makan apa-apa sejak kemarin"



Aggy memegang tangan Mika dan menatap mata wanita itu lekat, "jangan bersikap seolah-olah kau itu ibuku!"



Mika tersenyum mengusap usap pipi Aggy, "aku memang bukan ibumu, aku melakukan semua ini sebagai istri ayahmu", ujar Mika tanpa mengalihkan pandangannya mengupas apel.



Aggy mendengus, "istri ayahku?", Aggy tertunduk sambil tersenyum kecut, "apa dia tau apa yang telah kau lakukan pada anaknya?"



Mika menghentikan sejenak aktifitasnya mengupas apel, ia mulai tersenyum kecut, "Aggy, aku sudah mendapatkan hukumannya sekarang"



"baguslah"



Mika kembali melebarkan senyumnya menyodorkan potongan-potongan apel dalam piring kecil pada Aggy, "Aggy, bukan kau yang memukuli kakak-kakak kelasmu sampai seperti itu kan?", tanya Mika



DEG.



Mendadak tubuh Aggy lemas, bayangan tentang ketua kelasnya yang ia lihat kemarin kembali muncul. Wajah liar itu, matanya... ekspresinya yang seakan tak merasa berdosa memukuli kakak kelasnya, malah Aggy melihat kalau ia menikmati apa yang dilakukannya. Aggy tak mau mengakui itu, Aggy bahkan takut mengingatnya.



"Leda?"



Mika menoleh, "heh? Temanmu itu ya?"



"bagaimana dengannya?", tanya Aggy antusias



Mika mengerutkan dahinya, "dia yang memukuli keempat anak itu kan? Entahlah, bisa saja dia dikeluarkan"



Aggy membulatkan matanya, "APA?!"





@@@



Brak.



Kiyoharu menatap anak yang dengan sengaja menggebrak mejanya. "apa-apaan kau itu, ke sekolah dengan pakaian bebas?", Kiyoharu bangkit dari duduknya, memperhatikan Aggy dari ujung kaki sampai ujung rambutnya. "kau sudah boleh keluar dari Rumah Sakit?"



"dimana dia?"



"hah? dia? Siapa?"



"aku tak menemukan dia di kelas"



"Leda?"



Mendadak semua mata guru guru yang ada di sana menjurus pada Kiyo dan Aggy. Merasa diperhatikan, Kiyo hanya mengangguk anggukan kepala pada setiap rekannya. Masalah Aggy dan Leda itu memang sedang jadi perbincangan hangat para guru sekarang ini.



Kiyoharu segera menarik tangan Aggy, menyeretnya keluar karena merasa tak aman kalau harus membicarakan hal itu di sana.



-



-



-



"fiuh~", Kiyoharu menghela nafas berat.



"Kiyo?"



"dia... Mungkin akan dikeluarkan"



"ha? Kau bilang apa?", Aggy menggenggam lengan Kiyoharu erat. "bagaimana bisa kau melakukan itu padanya?"



"bukan aku! Tapi kami para guru sedang merundingkannya"



"bagaimana denganku? Apa kalian juga merundingkanku?"



"Aggy... Ayahmu sudah bertanggung jawab membiayai semua biaya perawatan Satoshi dan teman temannya.. jadi pihak sekolah tidak perlu pusing tentang kau"



"begitu.. Kalau begitu seharusnya dia juga-"



"tidak! Dia berbeda!"



"berbeda apa maksudmu? Akulah yang cari masalah dengan mereka, dia begitu karena aku! Tidak adil kalau aku tetap di sini sedangkan dia di keluarkan"



"belum tentu seperti itu, kami para guru masih merundingkannya apa dia tetap disini atau dikeluarkan"



"tapi tetap saja kan!"



Kiyoharu menjitak kepala Aggy pelan, "tenanglah! Ada apa denganmu?", tanya Kiyo heran melihat anak didiknya yang tak seperti biasanya. Aggy hanya mendengus berusaha menahan kekesalannya. "ternyata kau setia kawan juga ya"



".........."



"atau jangan jangan karena dia spesial untukmu?", tanya Kiyo iseng



"a.. Ap- ja- bercanda Kau!", mendadak Aggy gelagapan membuang mukanya dari Kiyoharu.



Kiyo menaikan sebelah alisnya tak menyangka akan melihat perubahan wajah Aggy yang tidak diduga duga, "hei?"



"Apa?"



"jangan bilang kau benar benar ada sesuatu dengannya"



"TIDAK! Tentu saja tidak! Apa kau bodoh, mana ada yang seperti itu?!"



"haha benar mana ada yang seperti itu", nada bicara Kiyo sengaja seakan menyindir.



"Apa maksud nada bicaramu itu?", Aggy mencekik laki laki tua yang sudah ia anggap lebih dari sekedar wali kelasnya itu.



Kiyoharu kembali menjitak kepala Aggy, "jaga kelakuanmu! Di sekolah, aku ini wali kelasmu!"



"aku tidak akan memaafkanmu kalau sampai dia dikeluarkan"



"kau mengancamku heh?", geplakan Kiyo mendarat mulus di kepala Aggy. "aku tak bisa mengambil keputusan sendirian, tergantung apakah banyak guru yang mendukungnya tetap di sini"



"kau harus mendukungnya!"



"aku sudah jadi wali kelasnya selama 2 tahun, Aku yang paling tau dia, seperti aku tau kau, jadi kau tidak usah meragukanku"



".........."



"pulanglah! Belum waktunya kau berada di sini?"



Aggy menggaruk garuk kepalanya gatal, "membosankan sekali, seharian berbaring dan duduk. Aku bisa mati bosan"



"rumah sakit memang tak cocok untuk orang sepertimu!", Kiyoharu menendang bokong Aggy, "tapi tetap saja kau tidak boleh di sini, kau masih di skors. Pergi kau dari sini!"



Aggy mendengus, "mana ada guru sepertimu!", ujar Aggy sesaat sebelum ia pergi meninggalkan Kiyoharu.



Senyuman kecil menyungging di bibir Kiyo melihat murid kesayangannya terus menggerutu sepanjang ia berjalan. Kiyoharu melihat ada yang berubah dari diri anak itu, ia tak pernah melihat Aggy begitu perduli akan sesuatu. Yang ia tau Aggy selalu acuh dengan apa yang terjadi disekitarnya. Apa yang telah membuatnya berubah?



"hmm~", Kiyoharu mengangguk anggukan kepalanya.





@@@





kret.



"Aggy?", Mika segera menghampiri Aggy yang baru saja datang memasuki ruangan kamar inapnya, "darimana kau?", tanyanya khawatir, "baru saja kutinggal pulang sebentar, kau hilang"



"aku jalan jalan sebentar"



"bodoh! Kalau ayahmu tau kau keluar, dia bisa mar-"



"ada apa?"



"eh! ayah? Itu Aggy-"



Gackt berjalan menghampiri anak semata wayangnya. Berdiri menatapnya heran, "kenapa kau tidak memakai seragam rumah sakit?", tanyanya datar.



"ah, dia-"



"aku jalan-jalan keluar", jawab Aggy memotong kata kata Mika yang berusaha membelanya.



"Aggy!", Mika sedikit mencubit lengan anak tirinya yang tidak bisa diajak kompromi itu.



Gakuto menatap Aggy tak berekspresi, "jalan-jalan?"



"ya jalan-jalan!", tegas Aggy.



Mika segera menghampiri Gackt yang tampak mulai emosi menahan amarahnya karena sikap Aggy, "Ah Ayah, tumben datang ke sini lebih awal? Sedang tidak ada pekerjaan?", tanyanya berusaha mengalihkan pembicaraan.



"kau tidak betah di sini?"



Aggy mendelik, "siapa yang betah berlama lama di tempat seperti ini? Lagipula aku tidak apa apa", Aggy bicara seadanya. Mika hanya bisa mengedip-ngedipkan matanya, mengisyaratkan Aggy, kalau ayahnya sudah emosi.



"anak tidak tau diri, masih untung aku membawamu ke sini"



"aku tak minta"



"bagus, pergi saja kau!"



"a-ayah!", Mika memegang Lengan Gakuto kuat berusaha menenangkannya. Percakapan yang tak sehat antara ayah dan anak ini memang sudah biasa bagi Mika, sebelum Aggy memutuskan untuk keluar dari rumah, hampir setiap hari Mika mendengarnya.



"bereskan barang barangmu!", suruh Gackt pada Mika, lalu ia melenggang pergi bermaksud meninggalkan ruangan itu.



"tunggu!", suara Aggy itu menghentikan langkah Gackt yang sudah mencapai ambang pintu, lalu ia menoleh ke arah suara yang menghentikannya.



"apa bisa.. Kau meminta pihak sekolah untuk tidak mengeluarkan temanku?"



". . . ."



"temanmu? maksudmu yang kau panggil Leda itu?", tanya Mika



"kalau kau yang melakukannya, pihak sekolah pasti-"



"untuk apa aku melakukan itu?", tanya Gackt tanpa mengubah raut wajahnya menatap Aggy.



"dia seperti itu gara gara aku!"



"lalu?"



"la-lalu?", Aggy mengernyitkan dahinya.



"kau pikir aku dengan senang hati meminta pihak sekolah untuk tidak mengeluarkanmu? Aku terpaksa, dengan mengesampingkan harga diri. Lalu kenapa aku harus melakukan hal itu lagi untuk orang yang bahkan tidak ada hubungannya denganku?", Gackt berujar sinis.



"tapi... Tapi ini ada hubungannya denganku!"



"ada hubungannya denganmu, tidak ada hubungannya denganku!". Lalu Gakuto melangkah pergi lenyap dari ruang itu meninggalkan Aggy yang membatu di tempatnya.





"kau lihat itu", Aggy menggumam. "kau bilang dia sudah berubah?"



"Aggy.. Kau itu sudah lebih dulu membuatnya emosi"



"SAMPAI KAPANPUN ORANG SEPERTI ITU TIDAK AKAN BERUBAH!!!"





To@be@continued..





(_ _) hoeeh... Akhirnya saia publish juga ekekekekekek....

No comments:

Post a Comment