Search + histats

Monday, 20 September 2010

i'm straight : taisetsuna hito 2

title : Taisetsu na hito



Author : Rukira Matsunori



rated : M @0@ *berubah*



genre : romance / .... / .... /



fandom(s) : the GazettE, Alice9, dll



pairing(s) : Meev x Aoi x Uruha



chapter : 2 [setelah hampir 4 bulan terbengkalai]



warning : rated M!!!!! wkwkwk... *aneh*



note : masih inget sama i'm straight bonus? ini saia lanjutin soalnya ada yang req huohoho... buat Vini yang minta Aoi x Uru, Fanichuw yang minta rated M, rei yg minta lanjutan fic ini jadi saya simpulkan... Untuk melanjutkan fic ini saja dengan rated yang berubah XDDDDD *banyak bachoottt!!!!*



~..~



Oh ya satu lagi... POVx berubah ubah harap mengerti XDD





baiklah, douzo...





===*===



[Normal's POV]





"Ao.."



"heeh?!"



"ayo lakukan seperti di film itu!"



"HAAAAAAAAAHH????!! GILA!!!!!"



Gubrak!



***



"hei..!! Oeyy~"



"sini-sini biar gue aja!"



"ngh~ aooochiiin~" (bisikan maut)



Gurubuk!



". . . ."



". . . ."



"Wahahahahahah.. Kena lu Ao!! wahahah emang suara gue mirip si paha ya? wkwkwkwk", Reita tertawa puas memegangi perutnya karena telah berhasil membuat Aoi mencium lantai.



Bletak.



"waduh~ kok gue ditabok siih?", protes Reita sambil usap usap idung dibalik nosebandnya.



"jangan mempermainkan orang begitu!!"



"he? Lu cemburu ya Ruk?", tanya Reita innocent setengah cengok, "eeeeh!!! lu juga mau ya? sini gue bisikin juga", goda Reita sambil maksa deketin telinga Ruki.



"Oeeeeeekk!! NajizZZ!!!", Ruki nampar bolak balik pipi Reita ampe bengep(?), untung Kai datang dan memisahkan 2 sejoli yang tengah saling mengekspresikan rasa cinta mereka itu.



Uruha hanya tersenyum melihat tingkah teman temannya, namun sekarang ia lagi gak mood buat ikutan bergumul dengan mereka. Uruha berjalan mendekati bangku dimana Aoi duduk mengusap usap bibir dower kebanggaannya karena baru berselingkuh dengan lantai.



Uruha duduk di bangku samping Aoi menatap Aoi datar, "tumben tidur di kelas, biasanya kan gue"



"hmm~"



"lu semalam gak tidur ya?"



"hmm~", Aoi ngusap usap tengkuknya. Kayaknya sang gurame masih ngantuk pengen tepar lagi.



"AWOOOO!!!", Uruha nyekik Aoi kesal gak ditanggepin.



"ohok iya.. Iya.. gue gak tidur semalam!"



Uruha lepasin tangannya dari leher Aoi, "kenapa? Mikirin apa? Mikirin gue?"



"ha?..................", Aoi menjatuhkan kepalanya di atas meja, "kepedean", gumamnya pelan, namun telinga Uru dapat menangkapnya dengan jelas



"lalu?", tanya Uruha kesal.



"insomnia"



"hah? Lu punya penyakit gituan?"



"hm..."



Uruha terdiam dengan jawaban malas Aoi, tampaknya Aoi lagi gak mood buat ngobrol dan itu cukup membuat Uruha memajukan bibir bawahnya. Entah apa cuma perasaan Uru saja, tapi sepertinya Aoi lebih menutup diri akhir akhir ini, dan itulah yang membuat Uruha berpikir macam macam tentangnya.



"Wo.."



"hm?"



"lo belum jawab pertanyaan gue di telepon waktu itu"



"ha? ditelepon? gak tau", tanggap Aoi malas malasan sambil tiduran di meja. Matanya udah tinggal 2 watt dan dia berada diambang pintu antara dunia nyata dan mimpi sekarang.



"wo.."



". . ."



"YUU!!!!", Bentak Uruha sambil geplak kepala Aoi kesal. Suara Uruha yang meninggi cukup membuat Ruki dan teman teminnya kaget, mereka hanya saling memandang satu sama lain tanpa tau apa yang tengah terjadi.



Aoi mengusap usap kepalanya malas, "Apaan sih ah?"



"mau jawab pertanyaan gue gak?", tanya Uruha menggebu gebu dengan nada mendesak.



"pertanyaan apaan?", ujar Aoi sambil kembali menjatuhkan kepalanya di atas meja, tampaknya rasa kantuk yang menyerangnya tidak perduli situasi dan kondisi.



BRAK!



Uruha menggebrak meja berdiri dari bangku dengan wajah kesal karena merasa diacuhkan. Membuat Aoi yang hampir terbawa ke alam mimpi ditarik paksa untuk kembali ke dunia nyata dan rasa kantuk pun menghilang sekejap. Aoi masih meletakkan kepalanya di atas meja namun matanya membelalak kaget, tanpa diketahui siapapun (bahkan author pun kagak tau) ternyata Aoi punya penyakit jantungan.



Semua mata Anak-anak yang saat istirahat itu tengah berada di kelas memandang ke arah 2 sejoli itu heran, padahal biasanya suami-istri itu selalu rukun.



Mendadak penyakit bengek(?) Kai kambuh, disaat suasana tengah tegang(-.-) Kai selalu saja merepotkan orang dengan penyakit kebanggaan turun temurunnya itu. Akhirnya Kai digendong Reita di larikan ke uks terdekat.



Tanpa mengangkat kepalanya dari atas meja, Aoi melirikan matanya takut-takut ke arah Uruha yang udah berdiri menggebu-gebu. "Pa.....ha?"



tonjolan-tonjolan urat emosi Uruha pada mucul di jidatnya, "BRENGSEK! JANGAN PANGGIL GUE BEGITU DISAAT KAYA GINIIII", amuk Uru sambil narik kerah baju seragam Aoi lalu mengguncang guncang tubuh kekasihnya itu.



"WOoOii... Wowi.. Lagi bermesraan ni ye kekekekekek", Miyavi tiba tiba muncul dengan wajah sumringah tanpa dosa.



Uruha mendelik Miyavi dengan delikan mautnya. "lu?"



"Wooh, hai cantik..", Meev mencolek dagu Uruha tanpa tau suasana lagi genting(?), otomatis Uruha menepisnya kasar. "duh, judes amat sih bini lu wo", gerutu Meev sambil ngusap usap tangannya, "eh... malam ini lu nginep di apato gue lagi Aoi!"



"aaaa~", Aoi menggaruk garuk bawah pipinya melirik Uruha yang udah masang tampang dedemit. Lalu Aoi mengarahkan lirikannya ke arah Meev yang lagi senyum charming. Aoi menunduk, ia benar benar lagi dilema. 'ni anak bener bener kagak bisa baca sikon', batin Aoi gregetan (-.-sama aja kaya lu)



Uruha kesal dengan Aoi yang sama sekali gak nolak ajakan Meev, ia segera beranjak dari tempatnya berdiri menuju pintu keluar.



"hei, mau kemana lu paha sekushi e?"



"mati"



"woooh~ kalo gitu suami lu buat gue ding wkwkwk", Meev ber-wekwek-ria



"Bodo amat!!", Ujar Uruha ketus. Lalu sosoknya menghilang di balik pintu(-.-)



Meev menyikut lengan Aoi, "hoh? Kenapa tuh bini lu? Lebih judes dari biasanya"



Aoi mendelik Meev, "dia ngambek ama gue! puas lu?", Aoi berujar tanpa membuka mulutnya gemas pada meev yang bebal.



"oh! Kalian lagi berantem.. Hahaha... Lucu Lucu Lucu"



"LUCU PALA LU PITAK!!!!", Aoi menggeplak kepala Meev yang asik tertawa diatas penderitaannya.



"wkwkwk... ya udahlah, kalau lu butuh kehangatan, yuk ama gue aja", Ujar Meev sambil nempelin pipinya ke pipi Aoi.



BLETAK!



"oh dahsyat! Haduu~h", Meev jongkok di lantai sambil meringis memegangi kepalanya yang benjol di tabok penghapus papan tulis.



"jaga kelakuan lu kalau di depan si paha!!"



Meev mengangkat wajahnya menatap Aoi, "lu bertengkar gara gara gue ya?"



". . . ."



"hah?"



"bukan sih, masalah kecil doang"





Sementara itu...Ruki dan Reita lagi panik di Uks ngurus Kai yang bengeknya kagak kunjung sembuh, sedangkan Kaoru sensei lagi gak ada di ruangan.



"gimana nih beruuk?", Reita mondar mandir gak tentu arah dan tujuan.



GDEBLUK.



Reita lagi khusyuk-khusyuknya mondar mandir tiba tiba nyuksruk kesandung kaki Ruki.



"kok gue jatuh?", Reita bangkit dari nyuksruknya cengok.



"lo ribut sendiri tapi gak ngelakuin apa-apa!!! Lama lama si kai bisa mati noh!", Ruki nunjuk Kai yang terkapar di ranjang dengan wajah pucat pasi.



"kok gue sih? Lu juga dong lakuin sesuatu! Kasih nafas buatan kek"



"Oke, gue kasih nafas buatan nih", Ruki merendahkan kepalanya ke arah wajah Kai. Namun tangan Reita reflek menjengut rambutnya.



"APAAN LAGI SIH HAAAH?!"



"sstt~", Reita menempelkan telunjuknya ke bibir Ruki, "bibir ini cuma milik gue, gue kagak mau berbagi ama si kempyot itu"



GRAUK!



"wadaw! Setan!", Reita kayak cacing kesemutan(?) muter muter, loncat loncat, sambil niup niupin jarinya yang jadi korban empuk gigitan ganas Ruki.



"banyak bachot! Biar gue aja kenapa sih", Ruki kembali mendekatkan wajahnya ke wajah Kai.



"Aaaa~ biar ama gueee!", Reita buru-buru dorong tubuh (mungil) itu lalu menggantikan posisi Ruki dengan dirinya.



JDUK!



(-.-)a



(-.-)a



(-.-)a





"HMbPuAAHWHA....!!!!"



"eh, Kai...", Reita sumringah Kai akhirnya sadarkan diri(?)



"hoek hoeeek!! bauuuu... bau naga! Hoeekk", Kai muntah muntah.



". . . ."



"hoeeeekk! Cuih Cuih"



"Udah gue tolong bilang makasih kek! Lu pikir mulut lu wangi? Bau Belerang tau gak lu?", Reita esmoshi nyekik nyekik Kai.



Ruki bangkit dari lantai hasil Reita mendorongnya tadi, ia langsung jambak Jambul Reita yang lagi asik nyiksa Kai, "lu mau bunuh si Kai?"



"EH! Kagak lah, ngapain juga bunuh si Kai, kagak ada untungnya buat gue... mendingan ngawinin lu", Reita menatap Ruki mesum sambil colek colek dagu Ruki.



GRAUK! (Lagi?)



"WUAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!"



***





Uruha berjalan menaiki tangga menuju atap sekolah untuk mencari angin segar dan merilekskan pikirannya yang udah semrawut.



Namun sungguh tidak beruntung, harapan merilekskan pikiran musnah sudah... Saat Uruha melihat dua makhluk jangkung tumpang tindih (-.-kekekek) di depannya.



"Ssh.. Saga, tubuhmu tambah berat ya, padahal kerempeng begini", Tora nusuk nusuk perut Saga yang duduk di atas perutnya dengan telunjuknya.



"wew~ lu juga kerempeng!", Saga ikut colok colok perut Tora.



"aiih~ geli sai"



"gue juga geli tau!"



(-.-kagak mutu)



"kenapa gak dibuka celananya cin?"



"lu juga kagak buka celana"



"owh~ hhe mau buka barengan? Ayo!"



"KAMPRET!!!"



"hee? Kok ngatain gue kampret sai?", Tora cengok



"bukan gue", Saga geleng-geleng kepala polos.



"he? Lalu?", Tora dan Saga bertatapan dalam, dalam dan dalaaaaam..., "setan kali wkwk.. Lanjutin lagi nyok!"



BLETAK!



Uruha melempari dua pasangan itu dengan sepatunya. Benar benar udah kagak tahan pengen ngamuk, karena mereka hanya mengganggu pemandangan aja.



"URU?!", Tora Shock.



"udah gue bilang kunci pintunya~", Saga jewer telinga Tora kesal karena gak bisa dibilangin. Sedangkan yang dijewer hanya bisa senyam senyum ngehe, "biasanya pan kagak ada orang yang datang ke sini sai"



"itu ada!", Saga nunjuk Uruha sambil pelototin Tora.



"Pissu!", Tora ngacungin telunjuk ma jari tengahnya.



"idiot! Ngapain ngelakuin hal kagak senonoh begitu di sekolah? Untung gue yang datang, coba kalau guru", Uruha menggerutu gerutu.



"haha kita kan saling mencintai", Tora berujar bangga sambil ngancingin kemeja seragamnya satu persatu.



". . . ."



"tumben lu ke sini Uru? Wajah lu kenapa? Kayak benang kusut begitu", tanya Saga



"wkwkwk emang wajahnya begitu"



". . . ."



Saga nampar Mulut Tora yang kagak bisa baca suasana itu. Sedangkan Saga sepertinya mengerti bahwa Uruha sedang ada masalah, maklum sesama uke pan jadi mengerti XD



"lu berdua kagak ngenal tempat, ngelakuin itu dimana aja...", pandangan Uruha seperti menerawang



"heh?", Tora garuk garukin idung Saga, kok kayaknya pembicaraan Uruha balik lagi ke yang tadi. "haha Begitulah Uru, kapan pun kita (-.-LU!!) ingin melakukannya, maka kita lakukan wkwk.. benar kan sai?"



"APAAN NIH?!", Saga geplak tangan Tora yang asik garuk garuk idungnya.



"orang yang saling mencintai, apa selalu punya keinginan untuk 'itu'?!"



"hahah bicara apa sih? Tentu saja baka!", Tora slap kepala Uruha malu malu.



"kalau tidak, berarti tidak benar benar suka?"



Tora mengernyitkan dahinya, "hmm.. bisa jadi"



"BERARTI AOI GAK BENAR BENAR SUKA AMA GUE?!", Uruha naik pitam jambak jambak rambut Tora. Saga segera melerainya, menenangkan Uruha yang udah kayak pemanas air aja... Tenang tenang tiba ngamuk(-.-wkwk)



"lu kenapa sih?", Tora rapihin rambutnya yang kusut, "ketauan deh, kalian belum pernah melakukannya.. haha benar benar pasangan polos", Saga dengan sigap mengacak acak lagi rambut Tora yang udah dengan susah payah dirapiin.



"gue rasa gak gitu, mungkin Aoi tipe yang diajak, bukan mengajak, apalagi pemaksa kaya si macan itu", Saga mendelik kekasihnya.



"kita sih emang sama sama nepsongan", cibir Tora.



Uruha garuk garuk kepalanya agak gatal, "jadi gue yang harus ngajak?"



"ya! Lu tau sendirikan! Si Aoi gengsinya gede amit"



"hmm~" Uruha mengangguk anggukan kepala mengerti. Saga tersenyum. "gue akan coba!!", ujar Uru semangat



"Yosh! GanbattE!"





~to be Continued~





^_____^a



XDDDDDDDDDDD *BLETAK!*

No comments:

Post a Comment