Warning!AoiHa
Hints~ XD *just saying*
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tema Interview - 1
"Friendship"
- Apa kau tipe orang yang mempunyai banyak teman?
Tidak, kupikir bukan.
- Apa selalu demikian?
Tidak juga. Kupikir saat aku masih sekolah , orang-orang berteman satu sama lainnya. Jadi pada dasarnya aku hanya tinggal di keramaian. Ada 3 SMP di kotaku, tapi tidak masalah kau di kelas berapa dan yang terpenting tidak perduli di sekolah mana. Semua saling mengenal satu sama lain sejak mereka kecil, jadi kami memanggil nama masing-masing dengan nama kecil daripada nama marga.
- Apa kau tetap berhubungan dengan teman-teman lama sekolahmu saat ini?
Ada beberapa yang masih tetap berhubungan, tapi teman-teman kebanyakan meninggalkan Mie dan tersebar-sebar, jadi aku kehilangan jejak tentang dimana beberapa dari mereka tinggal.
- Apa definisimu tentang seorang teman?
teman adalah seseorang yang dimana kau tak perlu berhati-hati saat disekitarnya. Aku selalu berhati-hati dan memikirkan apa yang akan kukatakan, jadi jika aku bisa seperti... “kau lapar? Aku akan membawakan makanan” semacam itu, kupikir teman bukan seseorang dimana kau mengatakan “ayo berteman!” padanya, tapi seseorang yang secara tiba-tiba kau sadari bahwa dia selalu ada.
- Jadi member (the GazettE) berbeda dengan teman ya?
"Friendship"
- Apa kau tipe orang yang mempunyai banyak teman?
Tidak, kupikir bukan.
- Apa selalu demikian?
Tidak juga. Kupikir saat aku masih sekolah , orang-orang berteman satu sama lainnya. Jadi pada dasarnya aku hanya tinggal di keramaian. Ada 3 SMP di kotaku, tapi tidak masalah kau di kelas berapa dan yang terpenting tidak perduli di sekolah mana. Semua saling mengenal satu sama lain sejak mereka kecil, jadi kami memanggil nama masing-masing dengan nama kecil daripada nama marga.
- Apa kau tetap berhubungan dengan teman-teman lama sekolahmu saat ini?
Ada beberapa yang masih tetap berhubungan, tapi teman-teman kebanyakan meninggalkan Mie dan tersebar-sebar, jadi aku kehilangan jejak tentang dimana beberapa dari mereka tinggal.
- Apa definisimu tentang seorang teman?
teman adalah seseorang yang dimana kau tak perlu berhati-hati saat disekitarnya. Aku selalu berhati-hati dan memikirkan apa yang akan kukatakan, jadi jika aku bisa seperti... “kau lapar? Aku akan membawakan makanan” semacam itu, kupikir teman bukan seseorang dimana kau mengatakan “ayo berteman!” padanya, tapi seseorang yang secara tiba-tiba kau sadari bahwa dia selalu ada.
- Jadi member (the GazettE) berbeda dengan teman ya?
Sedikit
berbeda. Ada waktu dimana aku berhati-hati di depan mereka, saat sesuatu sulit
untuk dikatakan dan saat dimana aku bertanya-tanya apa yang mereka pikirkan.
Dan aku tidak tanpa berpikir mengatakan “Hei Hei!”. Aku mulai berpikir bahwa
mungkin jika kau bisa berbicara pada seseorang dengan mudah tentang segala hal,
itu mungkin akan mulai mempengaruhi kinerja kami....juga, aku terlalu malu
untuk bicara dengan mereka tentang banyak hal.
- Lalu, apa kau punya teman yang tinggal berdekatan?
Aku tidak berpikir ada orang yang hidup di Tokyo yang bisa kusebut seorang teman sejati.
- Tidak kah kau kesepian?
Kesepian memang. Tapi aku tidak meninggalkan rumahku sesering itu juga. Dan aku tak bisa pergi makan di luar sendiri. Bahkan saat tour, aku hanya pergi ke minimarket..... aku bertemu dengan teman-temanku kapanpun aku pulang ke Mie, karena saat aku pulang ke sana aku ingin mengunjungi banyak tempat. Aku tak suka keramain, dan karena aku berasal dari desa, rasanya sulit untuk terbiasa dengan Tokyo.
Tema Interview - 2
"Love"
- Seperti apa kau saat sedang jatuh cinta?
Aku selalu berhati-hati (tertawa)
- Kupikir laki-laki dan perempuan berhati-hati untuk hal yang berbeda, jadi apa yang kau perhatikan?
Semuanya (tertawa)
- Jadi, apa kau benar-benar baik?
Aku hanya lelah saja. Aku tak suka melakukan apapun. Aku hanya suka bermalas-malasan.
- Lalu, apa kau punya teman yang tinggal berdekatan?
Aku tidak berpikir ada orang yang hidup di Tokyo yang bisa kusebut seorang teman sejati.
- Tidak kah kau kesepian?
Kesepian memang. Tapi aku tidak meninggalkan rumahku sesering itu juga. Dan aku tak bisa pergi makan di luar sendiri. Bahkan saat tour, aku hanya pergi ke minimarket..... aku bertemu dengan teman-temanku kapanpun aku pulang ke Mie, karena saat aku pulang ke sana aku ingin mengunjungi banyak tempat. Aku tak suka keramain, dan karena aku berasal dari desa, rasanya sulit untuk terbiasa dengan Tokyo.
Tema Interview - 2
"Love"
- Seperti apa kau saat sedang jatuh cinta?
Aku selalu berhati-hati (tertawa)
- Kupikir laki-laki dan perempuan berhati-hati untuk hal yang berbeda, jadi apa yang kau perhatikan?
Semuanya (tertawa)
- Jadi, apa kau benar-benar baik?
Aku hanya lelah saja. Aku tak suka melakukan apapun. Aku hanya suka bermalas-malasan.
- Jadi apa kau suka perempuan yang tidak terlalu perhatian?
Tidak? Karena aku perhatian. Meski begitu aku tak tahu akan bagaimana setelah bersama selama 10 sampai 20 tahun.
- Apa kau perhatian seperti mengatakan, “Kau terlihat kurang sehat”?
Ahh, aku akan mengatakan itu. Sesering mungkin hingga akan terdengar mengesalkan (tertawa)
- Apa kau akan senang jika perempuan sangat memperhatikanmu?
Tidak juga. Aku ingin dia tidak mengatakan “Ne, Ne!” semacam itu (tertawa). Aku ingin ada semacam jarak, aku tidak ingin dia selalu mengkhawatirkanku. Seperti, hidup dengan kekuatannya sendiri (tertawa)
- Jadi seorang perempuan yang bebas, ya?
Ya. Itu akan sangat nyaman. Jadi, bukan seseorang yang tidak punya pekerjaan (tertawa)
- Atau pekerjaan part-time?
Aku ingin dia punya pekerjaan 4 hari seminggu (tertawa). Karena akan ada banyak waktu saat aku tak ada, bersama setiap waktu akan melelahkan. Kupikir seseorang yang bebas, akan memberikanku ruang dan mendapatkan pendapatnya tentang segala hal akan terasa sempurna.
- Kalau begitu, bahkan jika dia benar-benar keras kepala?
Itu tidak apa-apa. Meskipun selalu ingin bertengkar akan menyebalkan (tertawa)
- Jadi seseorang yang banyak kerja?
Umm... jika 6 hari seminggu akan sulit. Tidak kah sepi jika tidak pernah bisa bertemu satu sama lain?
- (Tertawa) Kau rumit ya?
Aku sedang menunggu orang itu (tertawa)
Tema Interview - 3
"Family"
- Silahkan katakan siapa saja yang ada dalam keluargamu.
Ayah, ibu, kakak perempuan, kakak laki-laki dan aku.
- Apa usia antara kau
dan kakak-kakakmu sangat jauh?
Ya. Kakak perempuanku 9 tahun lebih tua, dan kakak laki-lakiku 6 tahun lebih tua.
- Bagaimana rasanya menjadi anak bungsu?
Aku tak benar-benar tahu diriku sendiri, tapi sepertinya meski ayahku marah pada kakak-kakakku, dia tidak benar-benar marah padaku (tertawa). Dia mengatakan padaku, “setidaknya sekolah sampai SMA”, dan aku melakukannya, tapi bahkan saat aku memutuskan untuk berhenti, dia tidak mengatakan apapun padaku.
- Jadi kau tumbuh di lingkungan yang penuh kasih sayang?
Ya. Kakak perempuanku 9 tahun lebih tua, dan kakak laki-lakiku 6 tahun lebih tua.
- Bagaimana rasanya menjadi anak bungsu?
Aku tak benar-benar tahu diriku sendiri, tapi sepertinya meski ayahku marah pada kakak-kakakku, dia tidak benar-benar marah padaku (tertawa). Dia mengatakan padaku, “setidaknya sekolah sampai SMA”, dan aku melakukannya, tapi bahkan saat aku memutuskan untuk berhenti, dia tidak mengatakan apapun padaku.
- Jadi kau tumbuh di lingkungan yang penuh kasih sayang?
Kurasa
begitu, ya. Karena usia kami berbeda, saat aku masuk sekolah SMP, kakak
perempuanku sudah keluar dari rumah dan kakak laki-lakiku mulai hidup sendiri.
Ayahku sering dipindah-pindah kerja dari satu kota ke kota lain , jadi dia hanya
pulang di akhir minggu. Jadi di rumah hanya ibuku dan aku saja.
- Apa kau lebih dekat dengan ibumu?
Ahh, aku tak yakin. Aku suka kedua orang tuaku.
- Apa kau pikir kau anak yang baik?
Tidak, aku masih tak berpikir aku anak yang baik (tertawa)
- Apa kau menghubungi mereka sesekali?
Ya. Saat Final Live kami di Tokyo aku tinggal dengan mereka.
- Bukankah dengan itu kau menjadi anak yang baik?
Umm... setiap aku pulang di rumah ada lebih banyak makanan, jadi aku seperti “Ya!” (tertawa)
- Apa ibumu membaca majalah dimana ada kau di sana?
Ya. Rumah kami luar biasa. Saat kau masuk di dalam semua adalah the GazettE. Ada poster di dinding dan tanda tangan kami.
- Kalau begitu, katakan sesuatu untuk ibumu di sini.
Bu, terimakasih untuk semuanya (tertawa)
----------------------------------
- Kau pikir seperti apa fans melihatmu?
Eh? Umm... kupikir aku berbeda dengan bagaimana mereka menggambarkanku. Mereka pikir aku benar-benar serius...
- Terlalu serius?
Ya, ya. Mereka mungkin membayangkan saat aku bicara tentang membuat musik maka aku tidak bergerak dari depan PC. Itu tidak benar (tertawa)
- Itu berbeda dengan kenyataannya?
Sangat berbeda (tertawa). Mungkin karena aku tak pernah bicara tentang yang lain selama interview. Mungkin kelihatannya aku selalu membuat lagu.
- jadi, sebenarnya?
Aku terus-terusan di depan komputer, tapi aku mengambil istirahat hampir setiap satu jam sekali (tertawa). Aku punya konsentrasi yang buruk. Aku akan bekerja sangat keras selama beberapa lama, kemudian ada saatnya meminum kopi atau semacamnya.
- Apa kau lebih dekat dengan ibumu?
Ahh, aku tak yakin. Aku suka kedua orang tuaku.
- Apa kau pikir kau anak yang baik?
Tidak, aku masih tak berpikir aku anak yang baik (tertawa)
- Apa kau menghubungi mereka sesekali?
Ya. Saat Final Live kami di Tokyo aku tinggal dengan mereka.
- Bukankah dengan itu kau menjadi anak yang baik?
Umm... setiap aku pulang di rumah ada lebih banyak makanan, jadi aku seperti “Ya!” (tertawa)
- Apa ibumu membaca majalah dimana ada kau di sana?
Ya. Rumah kami luar biasa. Saat kau masuk di dalam semua adalah the GazettE. Ada poster di dinding dan tanda tangan kami.
- Kalau begitu, katakan sesuatu untuk ibumu di sini.
Bu, terimakasih untuk semuanya (tertawa)
----------------------------------
- Kau pikir seperti apa fans melihatmu?
Eh? Umm... kupikir aku berbeda dengan bagaimana mereka menggambarkanku. Mereka pikir aku benar-benar serius...
- Terlalu serius?
Ya, ya. Mereka mungkin membayangkan saat aku bicara tentang membuat musik maka aku tidak bergerak dari depan PC. Itu tidak benar (tertawa)
- Itu berbeda dengan kenyataannya?
Sangat berbeda (tertawa). Mungkin karena aku tak pernah bicara tentang yang lain selama interview. Mungkin kelihatannya aku selalu membuat lagu.
- jadi, sebenarnya?
Aku terus-terusan di depan komputer, tapi aku mengambil istirahat hampir setiap satu jam sekali (tertawa). Aku punya konsentrasi yang buruk. Aku akan bekerja sangat keras selama beberapa lama, kemudian ada saatnya meminum kopi atau semacamnya.
- Aku mengerti. Kau ingin istirahat secepat mungkin.
Saat kau beristirahat sepanjang waktu, hari berlalu dengan cepat (tertawa). Dan aku tidak bisa menyelesaikan apapun kecuali tepat saat sebelum deadline. Itu tidak pernah berubah sejak saat aku harus mengerjakan PR di musim panas.
- Jadi kau benar-benar ngebut mengerjakannya di sekitar tanggal 30 atau 31 Agustus?
Iya. Aku selalu mengatakan bagaimana aku banyak bergadang saat itu, tapi itu karena peregangan terakhir itu. Aku ditengah-tengah membuat lagu sekarang ini, tapi aku tak bisa membuat mesin berjalan. Jadi aku hanya akan berpikir tentang itu untuk beberapa lama.
- Sungguh?
Semua yang kulakukan hanyalah melamun saat menonton TV sih (tertawa). Aku tak bisa melakukan apa-apa kecuali gambaran yang kumiliki telah terbentuk sempurna. Aku benci melakukan sesuatu tanpa berpikir, saat itu tidak konsisten. Itu benar-benar membuatku kesal jika bahkan ada satu bagian yang tidak terdengar enak/bagus.
- Itu mungkin akrab dengan image serius. Apa kau punya cara untuk merelax-kan diri di rumah?
Kapanpun saat aku tak di depan komputer (tertawa). Sebelumnya aku membuat area tempat tinggalku sebagai tempat kerja, tapi saat aku menoleh aku bisa melihat tempat mandi, hingga disana selalu ada godaan itu. Jadi saat ini aku biarkan peralatanku di tempat yang paling terlihat membosankan di samping pintu masuk.
- Tempat mandi adalah sebuah godaan?
tempat-tempat mandi adalah yang terbaik. Tidakkah itu menyegarkan? Aku suka itu, tapi seringnya setelah mandi aku minum bir. Kemudian yang harus dilakukan adalah tidur. Tapi, banyak dari lagu-laguku yang kumulai (dapat ide) saat aku sedang mandi.
- Itu tempat yang luar biasa kalau begitu.
Iya. Tapi ada bahayanya juga, jadi itu adalah pedang dengan dua mata pedang. Meski begitu, saat aku mandi adalah dimana aku dalam spirit tertinggiku.
- Spirit tertinggi...
Otakku...ya. Bukan berarti aku menari di bathtub. Aku hanya me-replay konser kami yang mengasikan di kepalaku. Tentu saja dimulai dengan lagu-lagu baru.
- Aku mengerti. Jadi kau punya kelesuan dan perasaan unik yang dimiliki musisi rock, he?
Aku tanggung? (tertawa)
- Tidak, tidak, bukan begitu. Misalnya, bagaimana kau belajar gitar.... dari kakak laki-lakimu?
Ya. Saat kakakku di masa nakal-nakalnya di SMA, dia bermain gitar dalam sebuah band. Itu terlihat menyenangkan, dan aku ingin bergabung tapi aku di halangi (tertawa). Sebagai gantinya, dia memberiku sebuah gitar dan sebuah buku chord dan lirik dan dia seperti “ini, aku meminjamkanmu semua ini jadi belajar di bawah sana!” (tertawa). Kemudian aku mulai latihan saat di SMP.
- Lagu apa yang kau pelajari?
Aku latihan chord dari X-Japan. Tapi itu adalah sebuah gitar klasik, jadi itu bukan rock sama sekali (tertawa). Kemudian saat kakakku lulus SMA aku meminta gitar padanya. Dan meskipun itu adalah gitar elektrik pertamaku, itu rusak.
- Itu tidak menyala saat kau mencolokkannya ke Amp?
Ayahku mengajakku untuk membeli Amp kecil. Aku membelinya dengan uang yang ku tabung dari hadiah tahun baru. Saat aku membelinya dan membawanya pulang dan kemudian itu tidak menyala, aku mulai menangis.
- (Tertawa) Kau shock?
Tapi di akhir sekolah dasar sampai aku kelas 3 SMP, aku punya kegiatan mengirimkan koran kerumah-rumah setiap pagi jadi aku membeli gitar elektrikku sendiri saat SMP. Itu seperti “ini adalah yang terbaik!” dan aku seperti ketergantungan bahkan aku akan tidur dengan memeluk gitar. Tapi aku juga sibuk saat itu, aku akan bangun, mengirimkan koran, pergi ke sekolah, dan karena aku mengikuti klub baseball, sepulang sekolah aku mengikuti klub, dan pada malam hari baru aku bisa bermain gitar, kemudian tidur. Jadi aku tak punya waktu untuk mengerjakan PR.
- Kau tak punya energi, ya?
Tidak juga. Anak-anak itu sibuk(tertawa). Tapi setelah aku berhenti sekolah SMA aku tidak bermain gitar. Aku ingin menjadi seorang pro, tapi kakakku bilang realita itu sulit, jadi mimpiku seperti hancur. Sebenarnya, kakakku sangat mencintai musik, tapi berakhir dengan hanya mendapatkan pekerjaan yang normal, jadi kupikir itu adalah bagaimana seharusnya.
- Kau pikir kau akan
mengambil rute berbeda, ya?
Setelah bermalas-malasan untuk beberapa lama...... kakak laki-laki perempuan yang kukencani adalah seorang surfer.
- (Tertawa) Kakak laki-laki yang lain?
Ya. Aku tak bisa melakukan apa-apa tanpa bantuan orang lain (tertawa). Kemudian, saat aku mencobanya, kupikir itu benar-benar menyenangkan. Kebanyakan, saat kau pertama kali berdiri di papan selancar kau tak akan bertahan berdiri di atasnya, tapi aku bisa sejak pertama kali aku mencobanya jadi kupikir aku punya bakat.
- Seperti, “Aku akan menjadi seorang surfer pro!”
Aku punya tujuan itu. Pikiran untuk menjadi seorang pro benar-benar keren. Pemain baseball juga.
- Apa kau ingin pekerjaan yang dimana kau bisa menjadi spotlight?
Sepertinya begitu (tertawa). Kemudian, aku mengikuti kontes surfing. Jadi majalah pertama dimana aku berada di dalamnya adalah majalah Surfing (tertawa)
- Sekitar berapa lama kau berselancar?
Mungkin dua atau tiga tahun. Saat itu aku punya banyak stamina, jadi aku akan pergi ke pantai saat pagi hari, tidur siang hari, kembali ke pantai pada sore hari dan kerja di malam hari.
- Sibuk seperti biasanya.
Aku sibuk. Aku hidup seperti itu, tapi suatu hari saat aku menonton TV di tengah malam, ada band-band indie. Kupikir “aku bisa lebih baik dari mereka” kemudian saat berpikir begitu alhasil aku seperti, “aku akan pergi ke Tokyo!” (tertawa)
- Tapi kau tidak berada dalam band, kan?
Tidak. Aku pikir jika aku pergi ke Tokyo, sesuatu akan terjadi. Aku mengatakan pada orang tuaku waktu itu, tapi aku tidak bisa berhenti bekerja dengan cepat seenaknya, jadi aku kerja dulu beberapa bulan, kemudian seperti “sampai jumpa”. Selama bulan-bulan itu aku berlatih gitar sesering yang kubiasa.
- Sangat gegabah ya...
Itu gegabah. Bahkan aku pikir aku ini bodoh (tertawa). Seperti, “jangan salah paham!”.
- Tidak, Tapi itu penting.
Itu tidak apa-apa sekarang karena berbuah seperti ini, tapi jika tidak maka aku akan menjadi seorang idiot (tertawa). Aku berhasil pergi ke Tokyo, tapi aku tak punya uang ataupun tempat untuk tinggal. Aku berpikir mungkin sebaiknya aku mengirimkan koran-koran lagi dan tinggal di tempat mereka, tapi seseorang yang kukenal bertanya apa aku mau dikenalkan pada kakak perempuannya yang tinggal bersama suaminya di Tokyo. Aku seperti “kau tidak usah tanya!” (tertawa). Kemudian aku bisa menemukan pekerjaan, dan saat aku bekerja aku membentuk sebuah band dan itu dengan drummer the GazettE yang sebelumnya (Yune).
- Itu kelihatan seperti lifestyle-nya seorang musisi rock.
Umm... Saat aku pikir tentang itu sekarang, orang tua yang membiarkan anaknya pergi ke Tokyo lebih nge-rock (tertawa). Mereka memberiku uang untuk tiket pulang, tapi mereka mungkin berpikir aku akan pulang secepatnya. Kemudian setelah 7-8 tahun, Aku dimana aku sekarang (tertawa)
- Jadi apa yang kakakkmu, yang mengajarimu bermain gitar, pikirkan tentang kau berada dalam band yang sukses?
Dia tidak mengatakan apapun awalnya. Tapi istrinya menunjukan beberapa video yang diam-diam dia ambil, dan kakakku meng-cover lagu the GazettE (tertawa)
- (Tertawa) Kalian berganti tempat.
Dan dia sangat bagus. Dia mungkin sedikit lebih baik dariku (tertawa)
- Hahaha. Jadi, menurutmu apa yang para member pikirkan tentangmu?
Aku juga bertanya-tanya. Aku tidak ingin bertanya juga, dan bagian dari diriku tak ingin tahu. Aku tak ingin mereka berpikir buruk tentangku.
Setelah bermalas-malasan untuk beberapa lama...... kakak laki-laki perempuan yang kukencani adalah seorang surfer.
- (Tertawa) Kakak laki-laki yang lain?
Ya. Aku tak bisa melakukan apa-apa tanpa bantuan orang lain (tertawa). Kemudian, saat aku mencobanya, kupikir itu benar-benar menyenangkan. Kebanyakan, saat kau pertama kali berdiri di papan selancar kau tak akan bertahan berdiri di atasnya, tapi aku bisa sejak pertama kali aku mencobanya jadi kupikir aku punya bakat.
- Seperti, “Aku akan menjadi seorang surfer pro!”
Aku punya tujuan itu. Pikiran untuk menjadi seorang pro benar-benar keren. Pemain baseball juga.
- Apa kau ingin pekerjaan yang dimana kau bisa menjadi spotlight?
Sepertinya begitu (tertawa). Kemudian, aku mengikuti kontes surfing. Jadi majalah pertama dimana aku berada di dalamnya adalah majalah Surfing (tertawa)
- Sekitar berapa lama kau berselancar?
Mungkin dua atau tiga tahun. Saat itu aku punya banyak stamina, jadi aku akan pergi ke pantai saat pagi hari, tidur siang hari, kembali ke pantai pada sore hari dan kerja di malam hari.
- Sibuk seperti biasanya.
Aku sibuk. Aku hidup seperti itu, tapi suatu hari saat aku menonton TV di tengah malam, ada band-band indie. Kupikir “aku bisa lebih baik dari mereka” kemudian saat berpikir begitu alhasil aku seperti, “aku akan pergi ke Tokyo!” (tertawa)
- Tapi kau tidak berada dalam band, kan?
Tidak. Aku pikir jika aku pergi ke Tokyo, sesuatu akan terjadi. Aku mengatakan pada orang tuaku waktu itu, tapi aku tidak bisa berhenti bekerja dengan cepat seenaknya, jadi aku kerja dulu beberapa bulan, kemudian seperti “sampai jumpa”. Selama bulan-bulan itu aku berlatih gitar sesering yang kubiasa.
- Sangat gegabah ya...
Itu gegabah. Bahkan aku pikir aku ini bodoh (tertawa). Seperti, “jangan salah paham!”.
- Tidak, Tapi itu penting.
Itu tidak apa-apa sekarang karena berbuah seperti ini, tapi jika tidak maka aku akan menjadi seorang idiot (tertawa). Aku berhasil pergi ke Tokyo, tapi aku tak punya uang ataupun tempat untuk tinggal. Aku berpikir mungkin sebaiknya aku mengirimkan koran-koran lagi dan tinggal di tempat mereka, tapi seseorang yang kukenal bertanya apa aku mau dikenalkan pada kakak perempuannya yang tinggal bersama suaminya di Tokyo. Aku seperti “kau tidak usah tanya!” (tertawa). Kemudian aku bisa menemukan pekerjaan, dan saat aku bekerja aku membentuk sebuah band dan itu dengan drummer the GazettE yang sebelumnya (Yune).
- Itu kelihatan seperti lifestyle-nya seorang musisi rock.
Umm... Saat aku pikir tentang itu sekarang, orang tua yang membiarkan anaknya pergi ke Tokyo lebih nge-rock (tertawa). Mereka memberiku uang untuk tiket pulang, tapi mereka mungkin berpikir aku akan pulang secepatnya. Kemudian setelah 7-8 tahun, Aku dimana aku sekarang (tertawa)
- Jadi apa yang kakakkmu, yang mengajarimu bermain gitar, pikirkan tentang kau berada dalam band yang sukses?
Dia tidak mengatakan apapun awalnya. Tapi istrinya menunjukan beberapa video yang diam-diam dia ambil, dan kakakku meng-cover lagu the GazettE (tertawa)
- (Tertawa) Kalian berganti tempat.
Dan dia sangat bagus. Dia mungkin sedikit lebih baik dariku (tertawa)
- Hahaha. Jadi, menurutmu apa yang para member pikirkan tentangmu?
Aku juga bertanya-tanya. Aku tidak ingin bertanya juga, dan bagian dari diriku tak ingin tahu. Aku tak ingin mereka berpikir buruk tentangku.
- (Tertawa) Tapi kau selalu berhati-hati, jadi tidakkah kau berpikir tentang hal semacam itu?
Sering (tertawa). Untuk beberapa alasan. Uruha seperti jauh bagiku akhir-akhir ini. Aku tak tahu, apa itu karena aku lebih tua atau karena kami berdua bermain gitar atau apa. Tentu, saat kami bekerja kami ngobrol banyak. Tapi untuk kegiatan-kegiatan normal tidak. Itu seperti mengusikku (tertawa)
- Perasaan aneh tentang jarak?
Ya, apa itu ada hubungannya dengan foto kami bergrup? Tapi aku rasa dia dalam jarak yang bisa kugapai. Sebelumnya, kami sering satu ruangan kamar hotel, jadi kami akan berbicang seperti, “bagaimana kau ingin ini berbunyi?” semacam itu. Tapi sekarang kami bermalam di kamar yang berbeda, dan aku tidak bicara padanya sebanyak yang lainnya. Aku kesepian (tertawa)
- Kenapa kau tidak bicara saja padanya?
Tak ada yang harus dibicarakan (tertawa). Dan dia selalu seakan dia having fun saat ngobrol dengan yang lain. Kupikir “itu tidak adil” (tertawa). Beberapa waktu lalu, meski aku malu aku memanggilnya dan bertanya bagaimana menyalakan kabel digital. Kemudian dia seakan, “tanya saja montir listrik.” (tertawa)
- Kau terlihat malu.
Aku bukan gay atau semacamnya (tertawa)
- (Tertawa) Aku tidak bertanya itu.
Umm... ya ngomong-ngomong, orang di the GazettE yang sering ada dipikiranku mungkin adalah Uruha.
- Tapi saat kau bicara kau terlihat malu-malu. Seperti kau tidak ingin terlalu dianggap serius.
Malu punya ikatan yang bagus denngan itu (tertawa). Kupikir semua member merasa malu dengan mudah. Saat kami bekerja kami akan berbagi pendapat, marah, dan mengatakan apapapun yang kami mau, tapi selain itu kita bahkan tak bisa mengatakan, “ayo makan malam” tidak kah itu akan membuat shock jika mereka menolak? (tertawa). Jadi aku mengundang manajer seringnya, tapi saat dia menolak itu membuatku marah (tertawa). Seperti, “kau tak punya hak untuk menolak!” (tertawa). Tapi aku benar-benar ingin merasakan makan malam dan ngobrol dengan mereka. Jadi kurasa aku hanya malu?
- Kemudian kau berakhir seorang diri?
Ya. Aku sebenarnya tidak terlalu suka seorang diri. Mungkin itu hanya karena aku selalu berakhir seperti itu (tertawa). Apa aku kesepian?! Kurasa saat majalah ini rilis aku akan membelinya di toko buku dan diam-diam mengirimkannya ke rumah mereka (tertawa)
- (Tertawa) Aku mengerti. Terakhir, GazettE di tengah pengerjaan sesuatu yang baru, benar?
Kami fokus pada itu. Single terakhir kami “Guren” dibuat saat kami tour, tapi saat ini kami dalam lingkungan dimana kami bisa benar-benar konsentrasi dengan itu, dan beberapa lagu powerful akan datang bersamaan. Tidak sejauh melodinya juga sih.
- Apa kekuatan yang kau terima dari tour tercermin di lagu-lagunya?
Ada, tapi saat ini band sedang dalam mode agresif. Kami mulai tajam, dan jika kau tidak berhati-hati kami mungkin akan menonjokmu, semacam itu. Seperti, itu mungkin bukan ide bagus untuk memandang rendah kami. Kami memanas saat ini. Jadi, jika ini berbuah menjadi benar-benar balad, aku minta maaf (tertawa)
- Hahahaha
Tapi aku benar-benar tak sabar dan bersemangat untuk itu. Kami mengerahkan semua energi kami untuk ini. Karena itu kami menjadi sangat pandai menahan nafsu, dan saat kita berada di studio, mungkin akan menjadi intens. Ngomong-ngomong, aku berencana menyebutnya dengan intensitas.
- Bahkan meski normalnya kau berhati-hati?
Aku tak bisa berhati-hati seperti itu saat kami membuat musik. Kupikir jika itu tentang musik, sekali kau menyerah dan itu berakhir.
- Jadi kau juga mendapat banyak feedback tentang lagu dan frase-frase yang datang darimu?
Saat aku membuat sesuatu yang dasar, aku akan menerima pendapat-pendapat, tapi saat aku telah sedikit maju dari masa lalu aku akan mempersembahkannya seperti “Lagu ini seperti ini, dengan perasaan seperti ini.” Khususnya dengan Uruha aku akan menjadi nervous sih. Jadi jika ia mengatakan padaku “ini sungguh bagus”, aku akan melakukan sedikit pose “Yes!!!” di hatiku (Tertawa)
- Dan kau juga punya jadwal Live pada 23 agustus di Fujikyu Highland Conifer Forest.
Benar. Karena ini live outdoor pertama kami setelah hampir dua tahun, kami ingin membuatnya seperti sebuah festival. Karena terakhir di Tokyo Big Sight kami punya kembang api dan makanan. Saat ini di Fujikyu kami akan konser dengan pemandangan yang berbeda dan kami tidak sabar dengan itu, jadi kalian juga, kan? Seperti itu.
- Kalau begitu, kupikir kau harus bergegas dan selesaikan PR-mu.
Kupikir begitu. Jika aku tetap tidak mengerjakannya sampai tanggal 30. Aku tak akan bisa melakukannya karena efek dari Live (tertawa)
----------------------------------
Review Interviewer:
Interview solo pertama dari Aoi-kun the GazettE. Dia menjelaskan dirinya sebagai seseorang yang penuh kehati-kehatian untuk apa yang dia lakukan dan katakan, dan seperti itu juga dia menjawab pertanyaan-pertanyaan, terlihat malu-malu, tapi membuatku tertawa dan sangat perduli dengan atmosfir di sekitarnya. Meski begitu, dia tidak seperti laki-laki tetanggaku (ha? XD) dan aku terkesan aura unik dan glamor seorang musisi rock tidak lenyap darinya. Aku tahu itu jika bicara tentang musik the GazettE bisa memunculkan beberapa debat yang intens, tapi aku terkejut mendengar saat mereka bicara bahkan mereka tidak bisa mengatakan, “apa kalian mau makan malam bareng?”(tertawa). Dan apakah pesan sang gitaris pemalu pada para member yang dijelaskan di interview ini dapat diterima?
Yamamoto Hiroko
------------------------------------
Seperti
yang saia duga, kita punya golongan darah yang sama Aoi-san, We’re soooo alike
XD (saia adalah mixture antara Aoi dan Reita lol tapi Aoi lebih mencerminkan
saia O.O *gak ada yang nanya*)
Membaca
tentangmu seperti membaca diri saia sendiri lol~
Dan
wahai AoiHa-shipper!! PUASSSSSSSSS?????!!! *pake toa*
Dan Aoi-san.... kau sering mengatakan "Aku bukan gay! Aku bukan gay!" itu justru mecurigakan -.- Yayaya kau bukan Gay, kau cuma Uruha-Only-Gay! *ketawa setan*
Dan Aoi-san.... kau sering mengatakan "Aku bukan gay! Aku bukan gay!" itu justru mecurigakan -.- Yayaya kau bukan Gay, kau cuma Uruha-Only-Gay! *ketawa setan*
Ini
interview lama ya -.- saia juga menemukannya sudah cukup lama, tapiiiiiiiiiiiiiiii
Sebelumnya saia paling males kalau harus translate interview... wkwk tapi saia
punya cukup waktu luang dan saia pikir “ngapain ya?”
Kalau
kalian sudah pernah membaca ini (di english ver) atau ada yang sudah
mentranslatenya ke dalam bahasa Indonesia? Well, saia buang-buang waktu berarti
wkwkwwkk XD tapi kalau kalian baru pertama kali membacanya dan kalian ingin
saia mentranslate lebih banyak lagi interview, katakan! O.O
Interview
English Translation, Credit and Thanks to! : Astraphile.livejournal.com
Indo-Trans
: by me (RuKira)
Beri
credit/sumber jika repost!
Lagi.
ReplyDeleteLagi.
Lagi.
Translate lagi yaa...
Yaaa?
Mau lagi translate-an interview nyaa *^*
Pengen pas Ururu ><
Uhahahahaha
ReplyDeleteBetul Aoi sering banget bilang dia bukan gay. Tapi dia Uruhaxual wahahahaha
Aku jadi ingat kejadian ngapus acc twitternya dulu