Search + histats

Tuesday, 17 June 2014

Natural Sense ★29

Author : Rukira Matsunori
Rated : T
Genre : AU/ gajeromance/ BL (MaleXMale)
Fandom(s) : the GazettE, alicenine, A(ACE), ViViD, Versailles, dkk?
Pairing(s) : Uruha x Ruki? Ruki x Uruha?, Tora x Saga.
Chapter(s) : 29
Warning : DRAMA~ LEBE~ XD Tidak baca ulang!
Length : 11 Pages (3.298 Words)
Note : 9 bulan? lama juga ya o.oa


Chap 29 : ☆~Come~☆

Natural Sense ★~♪
☆ナチュラルセンス☆

"Aoi-kun~!!"

"Ohayou~"

"Kyaaaaa!!!!"

Aoi sudah terbiasa.
Terbiasa dengan teriakan-teriakan histeris siswi-siswi teman sekelasnya hanya karena sedikit sapaan dan senyuman kecil darinya, terbiasa dengan sipuan mereka, terbiasa dengan begitu banyak mata dan perhatian yang mengarah padanya. Dan Aoi menganggap semua itu berharga.

Aoi selalu menjadi pusat perhatian dimanapun ia berada . Wajah, sikap, prestasi, apa yang dia punya sangat mendukung untuk membuat orang mengaguminya. Aoi selalu menjadi yang terbaik, hampir tidak ada yang bisa menyainginya. Dan Aoi menikmati dunianya itu sampai ia duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar.

"Kau sudah lihat murid barunya? dia cantik seperti perempuan!"

Sampai tiba-tiba seorang anak bernama Yuuji Kouyou menjadi murid baru di sekolahnya, anak yang dikabarkan sebagai cucu pemilik sekolah Bara Primary School itu membuat heboh teman-teman sekolah Aoi hanya sejak hari pertama ia menjadi murid baru di sana . Awalnya Aoi tidak terlalu ambil pusing meski itu sedikit mengganggunya. Namun lama semakin lama Aoi berusaha mengacuhkan keberadaan anak itu sedikit demi sedikit mata dan perhatian yang selalu tertuju padanya terasa mulai berkurang dan Aoi tidak suka itu. Aoi tidak suka saat orang orang disekitarnya antusias bukan membicarakannya melainkan anak itu. Aoi tidak suka orang baru mengambil alih posisinya.

"Kau Yuuji Kouyou?"

Anak baru yang Aoi dengar dari teman cewek ceweknya kalau ia sangat lugu dan pemalu itu hanya mangangkat wajahnya, melihat Aoi yang menghampirinya yang tengah duduk seorang diri di bangkunya di jam istirahat. Yang Aoi dengar dia tidak terlalu suka bergaul, mungkin karena dia pemalu dan kurang pintar bersosialisasi, itu juga yang Aoi dengar.

"Ya, ada perlu denganku?" tanyanya yang Aoi lihat tanpa ekspresi sama sekali. Itu membuat Aoi semakin jengkel karena anak itu tidak memperlihatkan adanya ketertarikan ataupun ketakutan akan adanya saingan saat melihatnya.

"Dengar...," Aoi sedikit menahan nafasnya melihat anak yang duduk di hadapannya hanya diam menatap lurus padanya seakan memperhatikan setiap gerak dan ucapannya, "Aku benci padamu!" ucap Aoi sinis.

Anak bernama Yuuji Kouyou itu hanya mengedip-ngedipkan matanya lambat mendengar pengakuan tiba-tiba Aoi. Aoi akui, mata layu, bibir keriting dan kulit putih mulus itu membuatnya terlihat cantik bahkan Aoi akui memang tidak heran ia mendapatkan banyak perhatian dan menjadi saingannya tapi Aoi tetap tidak terima kalau kalau ia harus menjadi yang kedua. Aoi tahu, jika dirinya memakai cara lembut, keramahan dan kesopanannya sebagai kelebihan lain yang menjadi daya tariknya maka mungkin kekaleman dan sikap acuh juga tanpa ekspresinya itu adalah senjata yang anak itu pakai untuk membuat orang penasaran padanya, karena entah bagaimana Aoi juga merasa sedikit penasaran padanya.

"Tapi aku tidak membencimu."

~~~~~~~

BUAKH!!

“Aoi-sama!!” Teriak para fangirls itu hampir bersamaan, panik.

Aoi menyentuh sudut bibirnya yang terlihat mulai membiru karena tinjuan Uruha, sedikit tertunduk dan Uruha sangat terganggu dengan seringaian yang menghiasi wajahnya sampai sang brunette kembali meraih kerah seragam Aoi dan menggamitnya geram. "Lakukan sesukamu!!"

"Sungguh?" seringaian Aoi semakin melebar.

"Kau pikir aku akan termakan ancaman murahanmu? Pengecut!" Uruha balas menyeringai dan itu sedikit membuat Aoi jengkel, "Apa kau tidak bisa memikirkan cara lain lagi untuk membuatku terusik?"

"Kearoganan yang kubenci," Aoi mendengus, "entah sejak kapan aku dibiasakan dengan perubahan anak lugu pendiam itu menjadi tuan muda brengsek yang arogan." Aoi melepaskan paksa tangan Uruha dari kerah seragamnya. Mengingat kembali saat pertama kali ia melihat laki-laki di hadapannya itu beberapa tahun silam, "Kau bisa bicara omong kosong high and mightymu itu sekarang, tapi aku ragu kau masih bisa melakukannya jika benar-benar kulakukan. Setauku kau selalu ingin menjadi sosok manusia sempurna di mata semua orang." Aoi menepuk-nepuk kerah seragamnya yang baru saja digamit Uruha sementara para fangirlsnya sekaligus para fujoshi yang terlupakan di dekat mereka hanya berdiri di sana dipaksa menyaksikan scene yang tak mereka mengerti, baru saja mereka melihat pairing idola mereka itu seperti sedang um~ apa itu bisa dikatakan bercumbu? Maksudnya scene Aoi mengunci sebelah pergelangan tangan Uruha di dinding dengan sebelah tangannya lagi membekap mulut Uruha dengan posisi kepala Aoi tenggelam diantara kepala dan bahu Uruha yang otak kotor mereka simpulkan Aoi mereka itu sedang mengecup leher Uruha. Tentu saja! Sejak itu otak fujoshi. Dan sekarang mereka dibuat tegang dengan pertengkaran diantara kedua makhluk indah itu tanpa tau apa yang menjadi penyebabnya. Yang jelas ... apakah itu maksud dari pesan - aku punya sesuatu untuk kalian - yang Aoi kirimkan pada para fangirlsnya itu beberapa saat yang lalu?

"Bukankah kita seri untuk hal yang satu itu." Uruha mengernyitkan dahinya.

Aoi merasa kejengkelannya bertambah, "karena itu..."

"Karena itu berlutut di kakimu adalah hal yang tidak akan pernah kulakukan bahkan dalam mimpimu sekalipun!" Uruha menekankan telunjuknya di dada Aoi, "aku tidak punya waktu melayani orang dewasa kekanak kanakan yang terlalu terobsesi dengan ketenaran. Kalau kau punya banyak waktu untuk melakukan hal-hal konyol demi membuatku terusik, kenapa tidak kau pakai saja waktumu itu untuk bercermin dan cobalah untuk menyempurnakan dirimu sampai melampauiku. ah! Aku yakin kau sudah sering melakukannya namun tetap tidak bisa? aku memang terlalu sempurna dan itu membuatmu depresi?" Uruha menyeringai arogan memicingkan matanya dan kata-katanya yang makjleb itu berhasil membuat seringaian Aoi lenyap dari wajahnya. "Cih! Menggelikan." Uruha segera beranjak dari hadapan Aoi meninggalkan makhluk berbibir gurame itu dengan segala kejengkelannya yang tak bisa tersalurkan dan tersampaikan.

Para fangirls itu langsung membuat jalan mempersilahkan Uruha untuk lewat menuruni tangga ketika pangeran nomor satu BHS itu meninggalkan Aoi. Uruha hanya mendelik risih pada setiap fangirl itu ketika ia melewati mereka.

"Aoi-sama!"

Aoi mengisyaratkan para fangirlsnya itu untuk tetap di tempatnya dengan memperlihatkan telapak tangannya. "Maaf membuat kalian harus melihat scene yang kurang mengenakan, lain kali pasti..." Aoi bergumam pada dirinya sendiri sambil menyentuh pipinya yang masih terasa nyut-nyutan, "pasti..." Dan para fujoshi itu melihat seringaian tipis di wajah pangeran mereka.

☆ナチュラルセンス☆  (◕‿◕✿)

Ruki mendudukan dirinya lesu di sebuah bangku sambil memegang buku menu di tangannya, tubuhnya kembali panas dingin dan kepalanya terasa sedikit berat dengan rasa mual kembali menyerang perutnya, walau tidak separah seperti hari kemarin. Memang tubuhnya belum benar-benar sembuh dengan sempurna dan Ruki menyesalinya sekarang, karena tidak mendengarkan Saga agar ia tidak masuk kerja saja hari ini, karena ternyata dipaksakanpun hanya membuat para seniornya ngedumel dan menceramahinya karena pekerjaannya yang setengah-setengah tak bisa konsentrasi penuh karena Ruki merasa ada yang salah dengan tubuhnya.

"Hei kecil, ada pengunjung yang menanyakanmu!" Salah seorang senior Ruki tiba-tiba menggoyangkan sebelah bahu makhluk minis itu yang sedang mencoba mendapatkan sedikit istirahat ditengah-tengah padatnya pengunjung, ya sejak ini malam minggu banyak pasangan-pasangan dan sebuah keluarga besar baik keluarga kecil yang berkunjung ke cafe.

"Siapa?" Tanya Ruki kurang bersemangat.

"Entahlah, tapi dia cewek bule! Kau kenal seorang cewek bule?"

"hn," Ruki menganggukan kepalanya lemah tak bersemangat. Siapa lagi seorang bule yang Ruki kenal selain Sharon? tidak ada! Dan Ruki merasa sedikit malas harus bertemu dengan perempuan itu sekarang, lagipula dia pasti datang bersama Uruha dan untuk apa perempuan itu ingin bertemu dengannya saat dia bersama Uruha kalau bukan untuk memamerkan kelengketan mereka yang bak prangko pakai power glue itu. Ruki merasa badannya kurang sehat dan dia tidak ingin hatinya juga dibuat tidak sehat dengan melihat kemesraan dua makhluk yang memang bahkan di mata Ruki pun sangat serasi meski agak malas mengakuinya.

Namun di luar kesuudzonan Ruki, saat makhluk minis itu menghampiri meja Sharon, dia tidak melihat ada siapapun lagi yang duduk satu meja dengannya, dia seorang diri tersenyum melambaikan tangannya saat menyadari Ruki menghampirinya.

"Ruki-kun kau terlihat pucat," komentar Sharon saat Ruki dengan canggung mulai duduk berhadapan dengannya, "kau sakit?"

"He? ahah tidak, ini.. .hanya sedikit kelelahan." Ruki menunduk mengusap usap tengkuknya, agak risih dengan pandangan orang orang kearahnya, sedikit bangga juga sih. "Ah ya, ada perlu apa Sharon-san denganku?" Ruki langsung to the point mengingat dia hanya diberi waktu 5 menit untuk ngobrol.

"Oh, ada hal yang ingin kubicarakan dengan Ruki-kun." Sharon tersenyum sedikit cengir.

"Ya?"

"Tidak, aku akan menunggu Ruki-kun selesai kerja. biar kita lebih leluasa bicara." Sharon sedikit menyeruput jus pesanannya.

"Tapi jam kerjaku selesai satu jam lagi."

Sharon menganggukan kepalanya, "akan kutunggu."

"Apa itu hal yang sangat penting?"

Sharon tampak berpikir, "menurutku iya, tapi aku tidak tahu menurut Ruki-kun," ucap Sharon tersenyum kecil.

Ruki menganggukan kepalanya lemah, rasa mual kembali menyerang perutnya dan keringat dingin sedikit renum di pelipisnya. "Kalau begitu aku permisi, aku harus kembali bekerja."

Sharon kembali menganggukan kepalanya, "maaf sudah mengganggu waktu kerja Ruki-kun."

"Ahah ...tidak apa, maaf Sharon san jadi harus menungguku."

"Aku yang punya keperluan jadi itu resiko."

Ruki tersenyum kecil kemudian membungkukan kepalanya sebelum ia akhirnya kembali pada pekerjaannya. Beberapa kali Ruki melayani pengunjung dalam waktu satu jam itu dan dia selalu melihat Sharon masih duduk di mejanya sambil memperhatikannya bekerja. Ruki jadi penasaran apa hal penting yang ingin dibicarakan wanita bule itu, tapi sekali lagi Ruki berprasangka kalau itu pastilah tidak akan jauh jauh dari Uruha.

☆ナチュラルセンス☆  (◕‿◕✿)

"Thanks."

Waitress itu sedikit tersipu menganggukan kepalanya sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan meja pengunjung yang bukan hanya sekali ini ia melayaninya.

Aoi kembali melirik ke arah area bermain billiard dimana 3 orang pemuda itu terlihat tengah asik bermain yang ia tahu adalah teman-teman satu sekolahnya. Bukan pertama kali ia melihat trio itu berkumpul di sana, bahkan sekali waktu ia juga pernah ikut bergabung bersama mereka, dan karena ia selalu kalah bermain dari orang bernama Shinji Amano yang sekarang terlihat sedang sibuk dengan ponselnya itu, Aoi jadi malas harus bergabung lagi. Terlebih lagi, Aoi tidak suka harus menjadi teman sepermainan Uruha, tidak! tidak!

Aoi meneguk minumannya dalam sekali teguk kemudian kembali menyimpan gelasnya di atas meja sedikit menghela nafas. Ada hal yang sangat mengganggunya akhir-akhir ini.

"Berlutut di kakiku dan katakan kau tidak lebih baik dariku dalam hal apapun! Atau kusebarkan foto-foto memalukanmu ini pada mereka, pada semua orang."

Baiklah, apa yang Aoi bisikan waktu itu pada Uruha adalah hasil dari ketidaksadaran kelakuannya yang tidak ia mengerti. Aoi membenci Uruha, sejak dulu ia selalu mencari cara bagaimana caranya agar bisa menjatuhkannya, mempermalukannya di depan semua orang, tapi jangankan berhasil bahkan Uruha seakan tidak pernah terusik dan tidak perduli. Itu seperti hanya Aoi yang menganggapnya saingan sedangkan Uruha bahkan tidak menjadikan Aoi sebagai orang penting, seperti ia mengenal orang bernama Shiroyama Yuu, dia hidup dan satu sekolah dengannya sisanya? sudah, sama seperti orang yang lalu lalang di sekitarnya yang bahkan tidak terlalu Uruha perhatikan. Sadar dengan itu membuat Aoi semakin jengkel dan semakin ingin menjatuhkannya jauh beberapa kaki di bawahnya.

Tapi malam itu Aoi disadarkan. Aoi tidak akan membohongi dirinya lagi, dia suka sensasi saat bibir keriting itu bersentuhan dengan miliknya. Dia suka berlama-lama melihat wajah yang memang sudah sejak lama ia akui cantik itu. Aoi iri dengannya karena ia memiliki wajah yang bahkan membuat dia suka melihatnya lama-lama, Aoi hanya suka melihat wajahnya sendiri! sebelumnya. Dan Aoi sadar selama ini daripada ingin menjatuhkan dan mempermalukannya, Aoi hanya ingin mendapatkan perhatiannya, Aoi ingin Uruha melihatnya dan apapun itu akan Aoi lakukan jika untuk membuat Uruha terusik dan menyadari keberadaannya, hanya untuk agar Uruha menyadarinya. Dan sekarang usahanya seakan membuahkan hasil, Uruha berteriak padanya, Uruha memukulnya, Uruha menatap sinis padanya itu artinya Uruha merasa terganggu dan terusik. Setidaknya itu artinya Aoi ada dalam pikiran Uruha sekarang dan bukan hanya orang yang tidak sengaja bertabrakan, minta maaf, dan berlalu.

☆ナチュラルセンス☆  (◕‿◕✿)

"Tidak!"

"Aku mohon Ruki-kun!"

"Lagipula kenapa harus aku? kenapa Sharon san tidak minta Reita saja yang melakukannya? kalau Reita yang minta pasti Uruha akan datang daripada aku yang minta."

Sharon menghela nafasnya kembali menyandarkan punggungnya ke sandaran jok kemudi mobilnya. "Aku sudah minta Reita untuk melakukannya, tapi dia bilang 'Uruha sangat marah padamu aku tidak mau dia memusuhiku karena ketahuan mengatur pertemuan kalian,' fuh~" Sharon sedikit mengembungkan pipinya, "Uruha benar- benar membenciku sekarang," gumamnya.

"Tentu saja kan? maksudku setidaknya dia butuh waktu untuk bisa memaafkan, meski aku tidak yakin dia punya sifat selapang itu memaafkan orang yang sudah mengkhianatinya."

"Kau tidak menghiburku Ruki kun."

"Dan lagi, bukankah apa yang dikatakan Reita juga akan terjadi padaku kalau seandainya aku membohonginya agar kalian bisa bertemu?"

"Kupikir dia tidak akan bisa memusuhimu."

"Apa maksudmu Sharon-san? kesalahan kecil saja kulakukan bisa membuat dia memusuhiku seumur hidupnya!"

Ruki merasa Uruha sudah mulai menunjukan sikap manis(?)nya akhir-akhir ini bahkan sampai mengunjunginya ke rumah Saga dan ia tidak mau kalau Uruha kembali memusuhinya karena ikut campur urusannya denga Sharon. Lagipula Ruki pikir itu bukan masalah sepele. Ruki tahu, Ruki bisa melihat hanya dari bagaimana cara Uruha menatap Sharon, dan mendengar perempuan itu mengatakan kalau dia sebenarnya sudah bertunangan dengan seseorang di Canada dan mengatakan kalau dia suka Uruha tapi Uruha bukanlah tipe ideal untuk ia jadikan seorang suami, Uruha hanya enak untuk ia pamerkan dan banggakan tapi bukan untuk seseorang yang akan menemaninya disaat sedih dan senang seumur hidupnya, entah kenapa membuat Ruki kesal. Padahal mungkin Uruha sangat mencintai Sharon dan mungkin berharap mereka bisa sampai ke jenjang pernikahan, siapa yang tahu kan?
Jadi untuk saat ini Ruki mengerti dan mungkin membenarkan keputusan Uruha yang tidak ingin menemuinya, bahkan sampai tidak mengangkat telepon dan membalas pesan Sharon. Tapi Ruki juga berpikir Uruha harus bersikap lebih dewasa, Ruki tahu pasti sulit memaafkan orang yang sudah mengkhianati kita, tapi setidaknya izinkan orang itu minta maaf dengan benar dengan menemuinya, dimaafkan atau tidak itu terserah hati, apalagi besok Sharon kembali ke Canada. Kapan lagi mereka bisa bertemu? Meski begitu minta tolong padanya adalah hal yang salah, Uruha mana mau datang jika Ruki yang mengajaknya. Dan lagi akan sangat mencurigakan jika makhluk minis itu tiba tiba mengajaknya keluar.

"Huatchii !!!" Ruki sedikit mengusap-mengusap hidungnya yang terasa gatal dengan punggung tangan.

"Kau baik-baik saja Ruki-kun? apa kena flu?" tanya Sharon sedikit khawatir.

"Iya, aku tidak apa-apa." Ruki sedikit menarik syal yang melingkari lehernya sampai menutupi hidungnya dan semakin menaikan resleting jaketnya karena udara yang terasa semakin dingin padahal ia berada dalam mobil dalam keadaan mesin mati.

Tiba-tiba ia merasakan sebuah telapak tangan yang terasa begitu dingin mendarat di sebelah pipinya. "Panas. Kau demam Ruki-kun!"

"He? ah sedikit. hha," Ruki sedikit cengir meski Sharon tidak bisa melihatnya karena sebagian wajahnya tertutup syal.

"Mau ke rumah sakit?"

Ruki dengan cepat menggelengkan kepalanya, "tidak, ini hanya demam biasa."

"Tapi...," Sharon tampak sedikit mengernyitkan dahinya lalu tiba-tiba menyilangkan kedua lengannya di dada tampak berpikir, " Ruki-kun? bisa pinjam ponsel sebentar?" nada Sharon sedikit merayu.

"Oh? ya?"

"aku ingin mengirim pesan pada seseorang tapi ponselku mati."

Ruki menganggukan kepalanya sedikit ragu, merogoh ponselnya dari saku jaket yang langsung disambar Sharon. Ruki hanya mengernyitkan dahinya melihat perempuan bule itu tersenyum kecil mengetik sesuatu di ponselnya.

"Yap! Thanks," Sharon kembali melebarkan senyumnya saat mengembalikan ponsel Ruki. Ruki hanya menganggukan kepalanya sambil kembali memasukan ponselnya ke saku jaket. Walau Ruki sedikit penasaran kepada siapa Sharon mengirim pesan, isinya apa dan mengatakan ponselnya mati itu sedikit mencurigakan, tapi Ruki merasa tidak sopan kalau harus langsung mengecek kotak pesan terkirimnya di depan Sharon. Sampai tiba-tiba ponselnya bergetar tanda sebuah pesan masuk. Ruki buru-buru kembali merogoh ponselnya dan tanpa sengaja pesannya langsung terbuka.

- SIAPA KAU MENYURUHKU MENJEMPUTMU SEENAK JIDAT! -

Ruki langsung melotot melihat siapa si pengirim pesan itu.

"Uruha membalas? Apa katanya?" Tanya Sharon.

"Aa.. Kau menyuruh Uruha menjemputmu Sharon san?" Mendadak perasaan Ruki tak enak.

"Tidak, aku menyuruhnya menjemputmu karena kau sakit." sharon kembali menyandarkan tubuhnya ke sandaran jok.

"aa... dan kau mengirim pesan itu sebagai dirimu sendiri kan?" perasaan Ruki semakin tak enak.

Sharon menggelengkan kepalanya, "dia kan sedang tidak ingin bertemu denganku. kalau dia tahu aku bersama Ruki kun mungkin dia tidak akan mau datang."

Ruki buru-buru membuka pesan yang tadi dikirim Sharon untuk Uruha.

- Aku merasa tidak enak badan, bisa jemput aku di tempat kerja? Aku di tempat parkir.-

Dan benarlah perasaan tidak enak Ruki. Makhluk minis itu membatu.

"Ruki-kun, kalau kau tidak suka pergi ke rumah sakit kau tidak perlu melakukannya jika di rumah Uruha. Dia bisa memanggilkan dokter pribadi untukmu ke rumah jadi kau tidak perlu pergi ke rumah sakit," Sharon tersenyum .

"Tapi ini hanya demam biasa, aku tidak ingin pergi ke rumah sakit karena memang ini hanya penyakit biasa yang dengan istirahat juga akan sembuh! Dan.. .Kenapa kau menyuruh Uruha menjemputku! Jangankan sakit, aku mati sekalipun dia tidak akan perduli !! tahu ataupun tidak kau bersamaku, dia tidak akan datang!" Ruki benar-benar dibuat kesal dengan tindakan Sharon yang seenaknya, Ruki tahu perempuan bule itu ingin bertemu dengan Uruha dan menjadikan alasan ia sakit dan menyuruh Uruha untuk menjemputnya hanyalah modus. Dan sekarang Ruki tak tahu apa yang dipikirkan Uruha tentangnya, hanya karena pernah dijenguk sekali dia sampai berani menyuruh Uruha menjemputnya, itu terdengar tidak mengenakan bahkan dari sudut pandang Ruki, apalagi Uruha! Dan mungkin makhluk cantik itu tidak akan mau lagi nenunjukan sisi baiknya karena takut ia akan berharap lebih lagi. Dan Ruki tersesat dalam pikiran pikiran ketakutannya .

"Kau marah Ruki kun?"

Ruki hanya merapatkan mulutnya tak menjawab. Sebenarnya ia ingin menjawab 'iya' tapi tidak berani.

"Baiklah aku minta maaf jika membuatmu kesal, tapi jangan membiasakan berpikir negatif karena cara berpikir juga mempengaruhi."

"Balasan pesan darinya sudah cukup jelas. Sebaiknya Sharon san memikirkan cara lain lagi kalau benar benar ingin bertemu dengan Uruha." Ucap Ruki tak bersemangat. Dia masih sedikit jengkel.

Sharon menyilangkan kedua lengannya di dada kembali menyandarkan punggungnya ke sandaran, "mau taruhan?" tanyanya kembali menoleh ke arah makhluk minis di sampingnya, "satu jam! jika dalam satu jam Uruha tidak datang berarti Ruki kun menang dan kalau sebaliknya maka aku yang menang, bagaimana?"

"He?"

"Dan tentu saja taruhan tidak seru kalau tanpa reward atau hukuman. Siapun yang kalah berarti harus melakukan apapun yang disuruh pemenang." Sharon kembali tersenyum.

Ruki menghela nafas, "kau yakin Sharon san? akan melakukan apapun yang kusuruh?" kepesimisan Ruki akan kedatangan Uruha menjadi keoptimisannya untuk menang.

"Tentu, hanya jika kau menang Ruki-kun."

Ruki ikut menyilangkan kedua lengannya dengan erat, untuk membuat tubuhnya hangat. "Hn, kuharap kau tidak menyesal karena ini hanya membuang-buang waktumu," gumam Ruki pelan namun Sharon bisa mendengarnya dengan sangat jelas. Perempuan bule itu hanya tersenyum tipis melirik Ruki dengan ekor matanya.

☆ナチュラルセンス☆  (◕‿◕✿)

Saga menyilangkan kedua matanya bersila sambil bersandar santai ke sandaran sofa memejamkan kedua matanya.

8th Wonders.

Hal yang kau anggap sebagai sesuatu yang sangat indah di dunia ini, dan bagaimana kau berpikir itu adalah keagungan Tuhan bisa menciptakan hal sedemikian indahnya. Buat semua orang terpukau dan hipnotis mereka untuk berpikiran sama sepertimu. Itulah keajaiban dunia ke-8.

Saga sedang meyakinkan dirinya haruskah ia mengambil kesempatan yang jarang itu dan ikut berpartisipasi dalam lomba di website fotografi internasional yang sering ia kunjungi. Sejak dulu ia selalu berharap bisa memperlihatkan hasil karyanya pada semua orang, ia ingin keahliannya diakui semua orang, ia ingin orang tuanya menerima apa yang menjadi kecintaannya, kesenangannya. Sejak dulu Saga selalu menunggu datangnya kesempatan itu, dan sekarang ia siap. Dan pemuda berambut hazel itu menundukan kepalanya sedikit menarik sudut bibirnya. Ia harus mengambil kesempatan itu dan sebagaimana tema yang tercamtum untuk perlombaan itu, ia harus membuat semua juga terpukau dengan apa yang selama ini juga memikatnya.


☆TBC☆  (◕‿◕✿)

Sebenarnya ini banyak berubah dari versi dulu yang saia buat di lappie sebelumnya, udah lama jadi saia agak lupa dulu saia tulis chapter ini gimana wkwk tp gak terlalu melenceng kayaknya *semoga* ergh! sebenarnya saia masih ngenesss sama orang yang curi lappie saia, Dan HEI si klepto itu masih berkeliaran dengan innocentnya di sana! *plak* (curhat)

2 comments:

  1. Aaaaa!!! Kira-san, kuraang! kuraang!! kurang banyaaaaak!! #plak#Duesh*gakbersyukurXD
    seperti biasa, ini selalu keren dan sayang banget kalo ampe tamat. Jadi kalo boleh aku ada permintaan. Agar cerita ini dibuat panjang sampe mreka lulus, kuliah, nikah, trus punya anak(?). ato gak usah ditamain. aku gak bosen kok bacanya. XD :D
    Moga chapter berikutnya Tosa yg berkuasa.XD
    Terimakasih... ditunggu lanjutannya.... ^o^//

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha fanfic seumur hidup dong XD
      Sama -sama! Terimakasih juga udah mau baca sama komen XD kita lihat apa tosa berkuasa di chap selanjutnya?
      fufu ~

      Delete