Search + histats

Sunday, 20 January 2013

Forbidden Fruit 14


Author : Rukira Matsunori
Rated : T++ (haha..)
Genre : AU/ romance/ school/ BL
Fandom: DELUHI.. *sisanya gak penting (plak)*
Pairing: AggyXLeda *gyaa~*
Chapter : 14
Warning : MalexMale!! *tumben warningnyo~~*
Summary : forbidden fruit is sweetest.... perasaanku padamu adalah sebuah dosa. Namun terasa begitu manis
Length : 12 pages (3.239 words)
Note : ini agak diluar kehendak T_T




Seorang pemuda memain-mainkan ponsel di atas kepalanya, terlentang di atas tempat tidur dengan cahaya lampu kamar yang remang. Satu ibu jari tangannya sibuk menekan-nekan keypad ponsel yang telah bersamanya sejak beberapa tahun lalu. Membuka pesan-pesan lama di inbox-nya. Membuka kenangan-kenangannya. Tanpa pernah bosan.

ada beberapa teman, tapi tetap saja rasanya ada yang kurang kalau kau tak ada (^_^)7 bagaimana denganmu di sana?
-------------------------

Kau pasti bisa! Percayalah d(^_^)b
-------------------------

Ada anak yang cantik….(O.O)
-------------------------

Bukan begitu (-////-)
Ah entahlah, tapi sepertinya dia sulit didekati.
-----------------------------

Ayahku mulai ngamuk lagi (-_-“) coba aku bisa menginap di rumahmu seperti dulu.
-----------------------------

Pemuda itu tersenyum membaca beberapa pesan lama di ponselnya.

Aku bicara dengannya!!!!! Hari ini aku bicara dengannya lho!!! Kenapa aku sesenang ini ya? XD
-----------------------------

Dia benar-benar cantik! Kalau kau melihatnya pasti akan jatuh cinta haha eh!! Tapi sungguuuuh, senyumnya, suaranya, tingkahnya~~~~ aah…….*mati*
-----------------------------

apa menyukai seseorang itu begini rasanya? seakan pandanganmu hanya tertuju untuknya? Dadamu akan begitu bergemuruh hanya dengan dia berjalan melewatimu? Tidak melihatnya satu menit saja membuatmu kesepian.
-----------------------------

Detik pertama pemuda itu masih tersenyum samar,

Ano~ Gitarku rusak ahahah…(^_^)7
-----------------------------

dan detik berikutnya bibirnya mulai bergetar.

ini sudah keterlaluan. Ini salah.
-----------------------------

Tapi aku menyukainya….
-----------------------------

Pluk!

Pemuda itu meringkukan tubuhnya membiarkan ponsel yang ia jatuhkan di samping kepalanya tanpa rawatan tangannya. Ia tidak menghapus pesan-pesan lama itu, dan tidak akan pernah menghapusnya, meski setiap membacanya hanya akan memunculkan serangan rasa yang begitu perih di dada kirinya, tapi itu adalah kenangannya. Ia tidak ingin menghapus kenangannya. “kau benar. dia cantik….”, ia menutup kedua mata dengan lengannya. “tapi kecantikannya terlihat busuk dimataku”

***

BRUK!

“…….”

“…….”

“aa…sudah kuduga, kau masih lemah Aggy…”, Leda membangunkan tubuhnya yang menimpa Aggy. “maaf aku tidak sengaja haha…”

Kau sengaja!!

Merasakan adanya tanda-tanda bahaya refleks tangan Leda yang terbebas dari genggaman Aggy mendorong pipi laki-laki itu dan tanpa di duga, Aggy malah ikut ambruk menyamping di tempat tidur karena terdorong tubuh Leda tadi. Aggy sendiri terkejut karena ternyata tubuhnya benar-benar dalam keadaan lemah. Bahkan bagian dadanya mulai terasa sakit juga tubuhnya panas dingin. “kau tidak apa-apa?”

“aku bisa sendiri”, ujar Aggy ketus saat Leda ikut membantu membangunkan tubuhnya kembali duduk di atas tempat tidur. Aggy masih sedikit kesal.

“sebaiknya memang makan dulu. kau masuk angin Aggy. apa perlu aku suapi?”

“….!!!!!“, Aggy refleks menoleh ke arah Leda yang berdiri di sampingnya. Leda menatapnya tanpa dosa masih mengharapkan jawaban sementara wajah Aggy perlahan mulai terasa matang. Aggy segera meraih piring makanan di sampingnya, kembali memalingkan wajahnya merasa kesal sambil melahap makanan dalam piring di tangannya. Kenapa Leda bisa mengatakan hal seperti itu dengan tampang innocent begitu?
rasanya Aggy ingin pulang!!!!! Berada berdua di ruangan tertutup(?) seperti ini tanpa bisa melakukan apa-apa itu adalah sebuah penyiksaan.
Tapi Aggy tidak bisa melakukan itu. ada banyak pertanyaan di kepalanya yang harus mendapatkan jawaban. Dan Aggy ingin mendapatkan jawaban-jawaban itu sekarang!

“kau pasti bolos lagi ya?”, gumam Leda. Aggy menurunkan kedua kakinya ke lantai setelah meletakan piring makanannya di meja di samping tempat tidur, mendudukan tubuhnya di bibir ranjang setengah menunduk. Leda hanya memperhatikan laki-laki di hadapannya itu dan saat melihat lengan Aggy ia teringat.

“sikutmu lecet”

Aggy hanya melirik sikutnya yang memang terdapat kulit yang lecet lalu kembali mengabaikannya. Hal kecil begitu tidak akan membuat Aggy menyadarinya. “kau—“

“aku membeli ini tadi”, Leda mengeluarkan sebuah antiseptic dari saku celananya dan beberapa plester. “meski tidak parah tapi pasti ada bagian tubuhmu yang terasa sakit kalau jatuh dari motor begitu. ah ini juga ada”, Leda mengeluarkan minyak angin(?) dari saku celananya. Aggy mendengus. Yang benar saja! dipaksa pun Aggy tak akan sudi memakai minyak seperti itu.

“katakan! Darimana saja kau beberapa hari ini?”, tanya Aggy tiba-tiba.

Leda menghentikan aktifitasnya membuka tutup antiseptic di tangannya, “oh, aku mengunjungi pamanku, tiba-tiba saja dia jatuh sakit”

“ha?”, Aggy mengernyitkan dahinya. “kalau begitu kenapa kau mematikan ponselmu? Tidak memberi kabar pada Kiyoharu! semua mengkhawatirkanmu!”

“ah! Maaf! aku tidak bermaksud begitu! waktu itu aku terlalu panik dan terburu-buru mendengar pamanku jatuh sakit, sampai aku melupakan ponselku tertinggal di sini hahaha dan aku lihat tadi batre-nya habis”, Leda menggaruk-garuk tengkuknya yang tak gatal. “aku bermaksud menghubungi Kiyo-sensei tapi aku tidak menghafal nomor ponselnya di luar kepala jadi….ah aku juga sudah menjelaskannya pada Kiyo-sensei tadi”

Aggy melongo. Beberapa hari ini ia dibuat hampir gila, simple sekali alasan yang Leda utarakan padanya. “kau….tidak bermaksud berhenti masuk sekolah?”

“apa? ahaha tentu saja tidak. mana mungkin….”, Leda mendudukan dirinya di tepi tempat tidur di samping Aggy lalu meraih sikut lengan laki-laki itu. “seseorang susah payah memasukanku ke sekolah itu mana mungkin aku berhenti begitu saja”, gumam Leda sambil memberikan beberapa antiseptic di luka lecet Aggy dan memberinya plester. “maaf, karena kecerobohanku sudah membuat kalian khawatir”, ucap Leda tersenyum.

Ah….ada sesuatu yang terasa kembali menghangat di dada Aggy. bukankah itu yang Aggy rindukan? Berada begitu dekat dengannya, berbicara hal-hal ringan dan senyumannya itu….

Leda sedikit menundukan kepalanya menatap lantai di bawah kakinya, “mungkin suasananya akan sedikit berbeda, tapi aku tidak berpikir untuk berhenti masuk sekolah karena itu”, Leda tersenyum hambar. “aku tidak punya rasa malu sama sekali ya Aggy?”

Aggy mengernyitkan dahinya. “malu?”

“aku melihatnya waktu itu. pandangan-pandangan ketakutan dan terkejut. Mereka pasti sangat kecewa ketua kelas mereka adalah orang yang pernah membu—hmp!“, tiba-tiba mulut Leda dibekap tangan Aggy. Leda menoleh ke sampingnya dimana Aggy sudah menatapnya dengan pandangan tak suka. Aggy tidak suka dengan kata-kata ketua kelasnya. Aggy tidak ingin mendengar kata-kata hina seperti itu dari mulut ketua kelasnya.

“Kiyoharu sudah menceritakan semuanya. Berhentilah mengatakan kalau kau pernah membunuh! Apa kau merasa keren dengan mengakui hal seperti itu hah? kau merasa lebih hebat dariku?”

Leda melepaskan telapak tangan Aggy dari mulutnya sedikit tersenyum tak menatap Aggy. “bukannya sombong, tapi sepertinya aku memang lebih hebat darimu hahaha…”, Leda segera menutup mulutnya rapat melihat wajah serius Aggy yang menatapnya. Sepertinya candaannya Aggy anggap serius. “aa… Bercanda! Bercanda! Haha…”, Leda menepuk-nepuk pundak Aggy
sampai tiba-tiba kedua lengan meraih tubuhnya dan mendekapnya. Aggy Menyusupkan wajahnya di antara leher dan bahu Leda di sampingnya. Aggy tidak tahan lagi. Aggy tidak tahan membiarkan ia leluasa terbebas dari dekapannya.

“tidak usah berusaha tertawa di hadapanku! Bahkan candaanmu terdengar garing”, dengus Aggy.

Leda mematung. Aggy mengangkat wajahnya, “siapa aku bagimu?”, tanya Aggy tiba-tiba.

Aggy bisa melihat mata Leda sedikit melebar meski mereka tidak bertemu pandang. Tidak sesuai dugaan Aggy, itu sedikit mengejutkan. Aggy hanya mengharapkan dia menjawabnya tanpa ragu, “aku teman bukan?”

Leda menoleh, “he? iya haha tentu saja, Aggy teman”

“kalau begitu katakan apa yang membebanimu di sini..”, Aggy menepuk dada Leda, “aku ingin mendengarnya…..sebagai teman”

Leda merapatkan bibirnya menatap Aggy yang juga setia menatapnya. Leda segera menarik pandangannya, memalingkan wajahnya dari Aggy namun Aggy segera meraih pipi ketua kelasnya itu memaksa mendapatkan kembali kedua mata kecoklatan itu menatapnya. “aku ingin tahu….aku ingin tahu semua tentangmu, izinkan aku mengetahuinya”

“…….”

Leda sedikit menundukan wajahnya tersenyum. Dia tidak mengerti, tapi sesaat ia merasakan suasana yang sama seperti ‘saat itu’. Aggy dan ‘dia’ adalah dua orang yang berbeda, 360º berbeda. Tapi ada satu kesamaan diantara keduanya, dan itu adalah apa yang membuat Leda tidak bisa membenci Aggy. alasan yang membuat Leda diselimuti penyesalannya selama ini.

“kau pasti tahu kan, siapa orang yang menyebarkan berita tentang masa lalumu”

“he?”

“hanya ada dua orang di sekolah selain kau yang tahu tentang itu, tidak mungkin Kiyoharu kan? jadi pasti orang itu yang melakukannya kan?”, Aggy sedikit menaikan sebelah alisnya.

“aa, itu….”, Leda kembali sedikit menundukan wajahnya melihat kedua kakinya di permukaan lantai.

“dia bukan sembarangan kakak kelas semata kan? kenapa dia melakukan itu?”, Aggy mulai mengintrogasi.

“dia kakak kelasku”, Leda menolehkan wajahnya kearah Aggy, dan segera menariknya kembali saat melihat tatapan tak puas Aggy dengan jawabannya. “dia teman satu kelompokku, lebih tepatnya dia ketua kelompokku”

“……”

“orang pertama yang membuatku merasa diakui, dia mengajariku banyak hal tapi aku mengkhianatinya, dengan keluar kelompoknya dan bersekolah di sini. padahal dia begitu mengandalkanku dan mempercayaiku. Kurasa karena itu dia marah”, Leda tersenyum hambar.

“hanya itu?”, Aggy mengernyitkan dahinya. “kupikir ada sesuatu yang lebih?”, ucap Aggy jail.

“dia tidak seperti itu!!”

Aggy memajukan bibir bawahnya, “menyebarkan kalau kau seorang pembunuh sementara dia sendiri ketua kelompokmu? Dia juga ikut terlibat dalam kasus itu kan? kalau kau pembunuh berarti dia juga sama saja kan?”

“tidak. hanya aku yang membunuh’nya’. Syu dan yang lainnya tidak bersalah”, tatapan Leda kembali melayu.

“ck, sudah kubilang berhenti mengatakan hal konyol seperti itu! “

“tapi aku benar-benar membunuhnya”, ucap Leda pelan masih dengan wajah yang sedikit tertunduk. Aggy hanya menatap wajah ketua kelasnya yang tak bisa ia lihat sepenuhnya karena poni-poni itu menghalangi pandangannya, tapi Aggy bisa melihat bibir ketua kelasnya sedikit terkembang tipis. “aku membunuh orang itu”

Aggy melirik Leda dengan ekor matanya.

“dia bilang dia menyukaimu hahaha”

Leda mengangkat wajahnya, segera menatap ke langit-langit kamarnya untuk menahan sesuatu yang bisa jatuh jika ia tetap tertunduk. Di wajahnya masih tergurat senyum tipis namun Aggy hanya bisa melihat kemurungan di wajah ketua kelasnya.

“anak itu bunuh diri”.

“aku yang membunuhnya!”

Aggy mendengus, “aku tidak mengerti denganmu, kenapa kau bersikeras melemparkan dirimu sendiri dalam kesalahan? Aku sudah mendengar semuanya dari Kiyoharu, mungkin kau memang membuli anak itu tapi tetap saja yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya adalah dia sendiri kan?”

“menjijikan! Mati saja kau!”

Leda kembali menundukan wajahnya, “aku orang yang tidak punya perasaan Aggy, kau mengatakan itu karena kau tidak mengenal seperti apa aku waktu itu. aku tidak sebaik yang kau pikirkan. Aku yang sesungguhnya hanyalah berandal yang tidak punya perasaan”

“ck!”,Aggy memalingkan wajahnya dari Leda sedikit kesal, “kau boleh mengatakan masa lalumu adalah kau yang sebenarnya, ya itu kau yg sebenarnya waktu itu. tapi kau yang sekarang juga adalah kau yang sebenarnya sekarang, dan yang aku kenal adalah kau yang sebenarnya saat ini. aku tidak perduli dengan masa lalumu yang tak kualami”. Aggy memang tidak tahu, Aggy tidak tahu apa-apa tapi Aggy hanya ingin mempercayai apa yang dikatakan hatinya.

Leda tersenyum samar atas perkataan Aggy.

“sebegitu menyesalnya kau? aku pikir itu lebih karena perasaan kehilangan dibandingkan penyesalan”, ucap Aggy asal. Tapi dia memang merasa begitu. entah kenapa setiap Leda bicara tentang ‘orang it’ ‘orang itu’ membuatnya sedikit panas hati. “anak itu…..sebenarnya siapa dia?”

“he?”, Leda sedikit memalingkan wajahnya pada Aggy di sampingnya.

“siapa dia bagimu?”, Aggy ikut memalingkan wajahnya ke arah Leda sampai kedua mata mereka saling bertemu. Aggy mengumpulkan semua ingatan-ingatan tentang bagaimana tatapan matanya begitu kesepian dan sedih, dan ia menyimpulkan itu mungkin karena penyesalannya ini? ah bukan. Tapi karena rasa kehilangannya akan ‘orang itu’?, ‘orang itu’ mungkin istimewa? Aggy tidak tahu, dan ia ingin tahu.

“ah, dia…. Dia teman sekelasku”, Leda sedikit mengusap tengkuknya. “ah ya, bagaimana keadaanmu Aggy? kau masuk angin kan? mau aku gosokan minyak anginnya?”, tawar Leda, mengangkat sebotol kecil minyak angin ditangannya dengan tampang innocent.

Aggy hanya menatap ketua kelasnya itu datar, dan Leda yang merasakan ketidaksukaan Aggy karena ia mengalihkan pembicaraan hanya tersenyum maksa.

“kau…”

“sini, biar aku gosokan!“, Leda refleks menarik seragam Aggy agar laki-laki di sampingnya itu tidak menyelesaikan kata-katanya, Leda tidak ingin meneruskan pembicaraan itu.

“……”

“……”

“mau apa kau?”, tanya Aggy datar, melihat Leda masih memegangi bagian depan seragamnya dan tampak kebingungan dengan apa yang akan ia lakukan selanjutnya.

“ha? ah, tentu saja aku akan menggosokan minyak anginnya kan? haha”, Leda tertawa garing dan masih dengan pikiran ‘apa yang aku lakukan’ di kepalanya, dia mulai membuka satu persatu kancing seragam Aggy dengan agak canggung. Leda sedikit melirik wajah Aggy, dan orang itu masih setia menatapnya datar. Sepertinya Aggy benar-benar tidak suka dengan pengalihan pembicaraan ketua kelasnya itu.

Leda sedikit menghela nafas, membuka tutup kecil minyak angin di tangannya, “sini punggungmu?”

GREP!!

Leda mengangkat wajahnya menatap Aggy yang tiba-tiba menggenggam satu pergelangan tangannya. “Ap—“, Leda spontan melebarkan matanya, saat Aggy tiba-tiba mendekatkan jarak diantara wajah mereka.

Satu tangan Leda yang terbebas segera mendorong tubuh Aggy namun Aggy segera meraihnya, hingga kedua pergelangan tangan ketua kelasnya itu berada dalam genggaman tangannya. “Aggy, hentikan ini…”, Leda memalingkan wajahnya menghindari Aggy.

“kalau begitu katakan siapa dia bagimu?”, bisik Aggy sembari mengecup satu telinga ketua kelasnya.

Leda sedikit bergidik merasakan geli, “hentikan!”, ia kembali mendorong tubuh Aggy dengan tangannya yang masih berada dalam genggaman Aggy.

“tidak mau”, ucap Aggy iseng mulai menurunkan kepalanya ke leher Leda. dan mengecup sudut diantara leher dan bahu ketua kelasnya itu.

“siapa dia bagiku itu bukan urusanmu kan? lagipula dia orang yang sudah mati”

Aggy mengangkat kepalanya dari leher Leda, menatap ketua kelasnya. “tidak, dia masih hidup dalam hatimu, dia sainganku kan?”

Leda terdiam beberapa saat dengan perkataan Aggy. “apa maksudmu?”

“kau lebih tahu apa maksudku”

“aku tidak menganggapnya seperti itu!!”, Leda menundukan kepalanya.

“siapa dia?”

Leda sedikit menggigit bibir bawahnya.

“siapa sainganku itu?”

“dia sudah mati !”

“siapa yang sudah mati?”

“Juri—“, Leda melebarkan matanya. Dia baru saja menyebutkan nama’nya’. Dan dadanya mulai terasa sakit sekarang.

“Juri? Namanya Juri ya…”

“tidak, bukan! Aku bilang Lepaskan!”, Leda membentak.

Aggy mengernyitkan dahinya, “aku tidak takut dengan bentakanmu”

“aku tidak nyaman dengan ini, kumohon lepaskan“, pinta Leda dengan nada yang lebih lemah.

Aggy melepaskan genggaman kedua tangannya di pergelangan tangan ketua kelasnya. dan Leda segera beringsut duduk menjauhi Aggy. Aggy hanya menatapnya datar namun dalam hatinya ia merasa tingkah ketua kelasnya begitu polos dan lucu, itu malah membuatnya ingin segera menjatuhkan Leda ke tempat tidur (wakak) itu Leda yang biasanya, itu Leda yang Aggy kenal.

“Yu-to”, panggil Aggy tiba-tiba.

Leda sontak menolehkan wajahnya ke arah Aggy dengan sedikit terkejut. “apa?”

“Yu-to san”, Aggy sedikit menyunggingkan senyum tipis menyebut nama itu.

“Aggy?”

“dia memanggilmu seperti itu kan? Juri-mu itu?”

“darimana kau tahu nama itu?”

“si murid baru itu memanggilmu seperti itu waktu itu, dan lagi…..”, Aggy menggantung kata-katanya mengingat mimpi siang bolongnya di kelas hari ini. entah kenapa dia menyimpulkan kalau orang yang menjadi dirinya dalam mimpi itu mungkin adalah ‘dia’. Pikiran itu melesat begitu saja dalam otaknya. “sepertinya dia mendatangiku”

“ha?”, Leda mengernyitkan dahinya.

“jadi….apa itu nama panggilan imutmu?”, Aggy masih penasaran dengan itu.

“apa? bukan! Itu…. nama yang diberikan Syu untukku, itu semacam nickname dalam kelompok”

“hm….”, Aggy menatap Leda mencurigakan. Leda yang menyadarinya mulai kembali merasa was-was. Aggy berdiri melangkah ke depan Leda dimana ketua kelasnya itu terduduk. Leda sedikit menengadah menatap Aggy heran sampai tiba-tiba laki-laki di hadapannya itu mendorong tubuhnya ke atas permukaan tempat tidur.

“Ag—hmmp”

Aggy menginterupsi protesan ketua kelasnya dengan membekap mulut itu dengan bibirnya. Sejujurnya Aggy sedikit panas hati ketua kelasnya mengatakan banyak hal yang tidak ia tahu. orang-orang dimasa lalu ketua kelasnya itu membuat Aggy iri. Mereka telah lebih lama bersemayam di ingatan Leda sementara dirinya hanya ada di ujung ingatan ketua kelasnya, Aggy hanya orang baru. Aggy tidak tinggal dalam ingatan Leda sekuat seperti orang-orang itu. Aggy …..cemburu.

“Aggy hentikan!”

Aggy meraih satu tangan ketua kelasnya yang berusaha mendorong tubuhnya, mengecup-ngecup leher putih pucat ketua kelasnya. Aggy bisa merasakan harum tubuh ketua kelasnya yang khas begitu dekat di hidungnya.

“Aggy—“, Leda merapatkan sebelah matanya merasakan kecupan-kecupan Aggy di lehernya ditambah rasa sakit yang menyerang tulang punggungnya, sepertinya luka dalam di tubuh Leda karena pukulan Satoshi dan kawan-kawannya belum benar-benar sembuh. Aggy hanya menggenggam satu pergelangan tangannya, tapi Leda tak melakukan perlawanan dengan tangan lainnya karena rasa sakit yang dirasakannya.

Aggy menghentikan aktifitasnya menatap wajah Leda yang masih merapatkan sebelah matanya. Aggy tersenyum iseng menyusupkan tangannya dari ujung sweater abu-abu yang dipakai ketua kelasnya, merangkakan tangannya di atas kulit putih tubuh Leda membuat laki-laki manis yang tadinya merapatkan sebelah matanya kini membuka kedua matanya lebar-lebar dan sontak mendorong tubuh Aggy dengan kekuatan penuh.

Aggy hanya terkikik kemudian segera mengangkat tubuhnya, berdiri di samping tempat tidur dan mulai mengancingkan kembali kemeja seragam yang tadi dibuka Leda seenaknya. “kenapa tidak mendorongku sekuat itu sejak awal?”, tanya Aggy jail. Leda tidak meresponnya.

Aggy segera meraih kunci motornya yang tergeletak di meja samping tempat tidur.

“motorku dimana?”

“di bawah, di depan apartemen ini”, jawab Leda sedikit canggung sambil memegangi lehernya. Ia baru saja membangunkan tubuhnya dari tempat tidur.

“kau membenciku?”, tanya Aggy tiba-tiba.

“he?”, Leda mengangkat wajahnya dan bibir Aggy mendadak mendarat di pipinya.

“tapi aku tidak perduli lagi dengan itu. kau pernah bilang tidak bisa membenciku kan? karena itu lebih berhati-hatilah sekarang”, Aggy sedikit menyunggingkan senyuman jahilnya. “thanks makanannya, Yu-to”

“……”

Leda tidak mengucapkan sepatah katapun sampai suara pintu apaato-nya ditutup dari luar terdengar di telinganya. Aggy telah menghilang dari sana dan Leda masih terdiam. Tubuhnya seakan membeku.

“Juri… kau benar-benar dendam denganku ya?”


@@@

Aggy memukul-mukul udara, menggigit bibir bawahnya menahan senyuman yang memaksa terkembang di wajahnya. Aggy tak bisa menahannya dan ia tersenyum sedikit menundukan kepalanya sambil mengusap-usap tengkuknya saat berjalan menuju apaato-nya.

“ekhm!”

Aggy mengangkat wajahnya, dan mendapati Kiyoharu berdiri di depan pintu apatonya. “kau lagi”, dengus Aggy. jujur saja Aggy merasa Kiyoharu sedikit mengganggu kesenangannya.

“tasmu”, Kiyoharu menyodorkan tas gendong Aggy di tangannya. “sekali lagi kau kabur, serius aku akan melaporkanmu pada Gakuto”

“terserah lah”, Aggy mengambil tasnya di tangan Kiyoharu cepat, dan segera membuka kunci pintu apatonya.

“kau dari tempat Leda?”, Kiyoharu mengernyitkan dahinya mengikuti Aggy masuk ke dalam apatonya.

“bukan urusanmu”, Aggy melemparkan kunci motornya ke atas meja dan menjatuhkan tubuhnya di atas sofa. “bisa tidak…..kau pulang sekarang Kiyo? Aku sedang ingin merasa tentram sendiri”.

Kiyoharu menaikan satu alisnya melihat gelagat janggal dari anak sembrono itu. sungguh suatu hal yang ganjil melihat Aggy berkata padanya dengan senyum aneh seperti yang ia lihat sekarang. “kau benar-benar baru pulang dari tempat Leda ya?”

“Kubilang bukan urusanmu kan? sudah sana pergi, ah!”, Aggy menggerak-gerakan tangannya mengisyaratkan dia mengusir Kiyoharu..

“anak kurang ajar!”, Kiyoharu menjitak kepala Aggy spontan.

“tuh kan! kau itu penghilang mood!”

“belajarlah sopan sedikit pada orang yang lebih tua!”

“lebih tua? Bukannya sangat tua?”

Satu jitakan lagi Kiyoharu daratkan di kepala Aggy membuat anak  didik sembrononya itu mendengus kesal. Tapi rasa kesalnya pada Kiyoharu tidak mengalahkan rasa yang sedang ber-blooming-blooming ria dalam hatinya. Aggy sedang dalam keadaan termanisnya sekarang :v

@@@


‘ada apa? kau mengganggu tau’

“dia sudah kembali”

‘ha? benarkah? Haha…. Kupikir si brengsek itu kabur’

“lakukan itu secepatnya sebelum dia benar-benar kabur”

‘oi oi… Semua tergantung padamu, kau yang memegang ‘kuncinya’ dan ingat! aku bukan budakmu! Jaga nada bicaramu saat bicara denganku

“aku tahu. maaf, aku hanya sedikit bersemangat. Kau tahu kan? aku sudah menunggu ini sejak lama”

‘ck! aku tidak perduli dengan masa lalumu atau apapun itu, tapi aku mengerti soal ‘ semangat’ yang kau katakan. Itu juga sudah kutunggu sejak lama’

Trek.

Pemuda itu melemparkan ponselnya ke atas tempat tidurnya, sedikit meregangkan kedua tangannya kemudian kembali melirik kearah ponselnya , tersenyum sinis menatap benda itu yang kini tergeletak di permukaan kasur. Diraihnya kembali ponsel itu, terlihat mengetikan sesuatu.

Selamat malam dan Selamat datang kembali cantik….
Aku tidak akan membiarkanmu kabur lagi setelah ini.

Yu-to san…^_^


To@Be@Continued


Minyak angiiiin DXa saia ragu masukin kata minyak angin *plak*
Saia pribadi bener2 gak puas dengan ini, terutama scene Aggy Leda, sebelumnya saia sempet mikirin tapi hasil ini beda jauh sama pikiran saia sebelumnya v_v *akibat ditunda-tunda*, ada masalah sebelumnya yg coba saia selesaikan di sana tapi saia lupa apa itu, dan sebelumnya juga saia mikir scene itu harus lebih serius tapi jadinya nggak! DXa kedepannya pasti ada yang bolong. saia maksa ngerjain saat mood bener2 buruk! Jadi beginilah
m(_ _)m gomen…bener2 pengen cepet selesaaiiii…
Akan saia kerjakan chap selanjutnya secepatnya *bicara sama diri sendiri XD*

3 comments: